10. Siapa?

203 127 17
                                    

Jangan lupa vote dan spam comment disetiap paragrafnya ya‼️
.
.

"Jangan pernah menuduh seseorang tanpa bukti, karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah menuduh seseorang tanpa bukti, karena itu adalah perbuatan yang tidak terpuji"

Pagi-pagi sekali Star, Alka, Revan, Elza, Rafaka, dan Jhovan sudah berada di lingkungan sekolah. Mereka menyambut cewek-cewek yang berjalan di depannya. Hari ini adalah hari senin, masih jam enam lebih dua puluh menit. Upacara dimulai dua puluh lima menit lagi.

Mereka berenam berdiri di lorong sekolah. Alka bersandar di pilar bersama Elza, Rafaka dan Revan bermain game, Jhovan dan Star hanya memperlihatkan ekspresi datarnya.

"Selamat pagi, Bu Citra. Makin cantik aja." Alka cengengesan menggoda guru yang berjalan di depannya.

"Dari mana aja kamu, nak? Baru sadar?" balas Bu Citra.

"Oh saya dari alam mimpi, Bu. Tepatnya di pulau kapuk, kota guling, kabupaten bantal, kecamatan selimut," jawab Alka asal. Revan dan Rafaka yang mendengarnya pun langsung berhenti bermain game, mereka terkekeh melihat Alka.

"Ini wajah kalian kenapa kok lebam semua?" tanya Bu Citra sembari memperhatikan keenam muridnya.

"Ibu perhatian banget ya sama kami? Sama kaya Kanjeng Mami di rumah." Elza tertawa saat berkata seenaknya.

"Haduh... Makasih banget loh, Bu. Udah perhatian sama kami. Jangan lupa! Pak Bima juga diperhatiin, Bu! Tadi saya lihat beliau selingkuh sama Lidia." Alka semakin mengarang cerita, mereka semua terkekeh kecuali Star.
Bu Citra tidak menghiraukan ucapan Alka dan langsung pergi.

Alka tidak sadar bahwa di dekatnya ada seorang lelaki yang berdiri sambil menatapnya tajam.

"Baguss... Kamu kira saya itu Mas Aris? Hah? Saya Bima, Alka. Bukan Mas Aris! Jadi saya gak bakal selingkuh." Pak Bima menjewer telinga Alka.

Alka meringis. "Dasar tukang selingkuh!"

Alka memang tidak tahu sopan santun sekarang, gurunya saja dikatain sesuka hatinya.

"Kurang kencang, Pakk!! Jewer lagi yang parah sampai merah!! Hahahahahaa." Revan tergelak, suka sekali melihat temannya susah.

"Gila lo, Van! Awas aja ya." Alka menatap tajam Revan.

"Ngapain awas? Kan gak ada motor atau mobil yang lewat. Hahahahahaaaaaa." Elza menyahut membela Revan.

"Pak!! Udah, Pakk!! Sakit telinga Alka, Pak," rengek Alka dengan kaki berjinjit karena telinganya ditarik ke atas oleh Pak Bima.

"Oh BimBim hula hula hula hula uuuu.. Bima suka Citra suka Citra.. Uuuu.."
Tiba-tiba Pak Damar datang dan bersenandung. Mereka semua tergelak, terlebih Alka. Alka tertawa sangat keras membuat Pak Bima semakin menarik telinga Alka. Dia kesakitan, tapi pasrah saja.

ATTHARAZKA [Oh Sehun] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang