Sinar mentari menyapanya, tubuhnya mati rasa tidak bisa bergerak... dia merasakan sesuatu menahan pinggangnya, Utahime menoleh ke belakangnya dia membola melihat suaminya tidur memeluknya. Dia ingat Satoru tidak akan pernah mau memeluknya seperti ini, dia merintih kesakitan di sekitar paha dalam dan kewanitaannya, sampai potongan memori mulai terhubung sejak malam.
Dia takut yang ada di pikirannya benar terjadi, ketika Utahime memberanikan diri melihat tubuhnya yang tertutup selimut. Air mata langsung keluar secara spontan, dia seharusnya senang mengetahui akhirnya Satoru menyentuh dirinya secara utuh, dia menepis kegembiraannya karena mereka melakukan itu bukan berarti Satoru menginginkannya tapi... Satoru yang menganggap istrinya adalah wanita lain, kekasih gelapnya.
Dia benar-benar kacawa, dengan lembut Utahime berusaha melepaskan lengan suaminya dari rengkuhannya. Dia berhasil langsung bergegas keluar dari selimut dan mengambil barang-barang di bawah ranjang, membersihkan kekacauan semalam yang mereka lakukan.
Dia terdiam begitu lama di shower membasahi kepalanya, tapi isak tangis terus keluar dari mulutnya... dia takut suaminya akan terbangun, "berhenti menangis, berhenti air mata bodoh!!" Kata Utahime dengan kasar menghapus air matanya.
.
.
."Selamat pagi, Satoru" sapa Utahime.
Dia berhasil membersihkan semua kekacauan tanpa meninggalkan satu bukti pun.
Dia tengah memasak sarapan simple, dua sosis panggang dan sandwitch isi tak lupa cangkir berisi teh buah kesukaan suaminya, Satoru masih sama tetap dingin tidak menyapanya.
'Apa dia lupa, kejadian semalam' ucap batin Utahime.
Utahime melangkah mendekati suaminya yang tengah memakai sepatu kerjanya, dia menggepal serbet di tangannya begitu erat.
"Emm... Satoru, tidak mau sarapan dulu" tawar Utahime.
Dia menatap dingin istrinya, berdiri dari posisi duduknya tadi langsung menyambar tas kantornya membuka pintu tanpa menoleh ke arah Utahime. Dia hanya bisa mengangguk paham pada pintu yang sudah tertutup itu.
.
.
.Mereka terdiam tidak paham apa yang di maksud ke datangan Suguru di dalam kantornya, Satoru menatap kesal mantan sahabatnya itu.
"Mau apa kamu disini?" Ucap Satoru begitu kasar.
"Tenanglah, maaf boleh saya bicara dulu dengan Satoru...dua mata, kalian bisa pergikan Nanami, Ijichi" kata Suguru membuka pintu kantor Satoru.
Mereka berdua saling menatap bergantian ke arah Satoru dan Suguru.
"Baiklah" balas Nanami, pergi diikuti Ijichi.
Ketika pintu terkunci, Suguru menatap Satoru begitu serius.
"Ok, ayo kita mulai bahas bisnis kita tempo dulu" kata Suguru.
Di meregangkan tubuhnya di sofa kantor Satoru. Menatap sekitar dengan mata bosan sesekali berdecik lidah karena cat warna kantor Satoru membosankan.
"Suguru" pemilik nama mendongkak menatap Satoru yang sudah berdiri di seberang meja.
"Oh? Ada apa... kamu setuju dengan bisnis yang saya maksud" tanya Suguru
"Saya tidak tahu, tapi jika memilih... saya sangat tertekan, masalahnya saya tidak mau kehilangan Utahime dan saya tidak mau melepaskan Shoko"
"Kamu munafik Satoru"
Satoru memasang seringai di wajahnya tangannya menutupi kedua matanya.
"Aku lelah Sug... ini salahmu juga pergi ke Cappadocia"
"Hmm... benar juga, kamu dan Utahime awalnya adem-ayem, saya tidak peduli Satoru, yang saya inginkan Shoko kembali" kata Suguru menatap tajam mata sahabatnya.
Mulutnya terkunci dia tidak bisa membual, kata-kata Toji menghantuinya yang menyuruhnya 'simple, akhiri hubunganmu dengan Shoko'
Suguru beranjak pergi meninggalkan Satoru yang terdiam, sampai dia menoleh padanya.
"Saya tidak main-main Satoru... saya akan mengambil milik saya, saya akan terus meneror kalian berdua"
Satoru terperengap menatap Suguru yang sudah menghilang dari kantornya, dia bodoh hatinya mulai bimbang harus memilih yang mana.
Shoko atau Utahime.
Shoko kekasihnya dulu, mereka berpacaran dari jaman kuliah 6 tahun pacaran. Sementara Utahime, dia baru mengenalnya ketika pertunangannya dulu--dia tidak tahu Utahime siapa? Asal usulnya. Tapi diam-diam Satoru meminta Nanami mencari identitas lengkap Utahime, dia takut istrinya itu mempunyai catatan kriminalis-ketika dia mengumpulkan semua identitasnya istrinya Utahime benar-benar bersih dari catatan kriminalis dan dia warga sipil yang baik.
Dia memang mencintai Shoko, tapi entah mengapa berat bagi Satoru melepas Utahime... atau dirinya baru menyadari ada sebagian kecil perasaan masuk ke hatinya dan perlahan menyingkirkan Shoko? Entah
Benar yang di ucapkan Toji egois dan gengsi miliknya terlalu besar...
.
.
."Sayang, maaf jadwal operasiku cukup padat... kita tidak bisa hangout bareng"
Tidak ada jawaban dari Satoru."Satoru-kun?"
"...." dia masih terdiam dengan tangan di gepalkan.
"....Suguru kembali" kata Satoru menatap Shoko.
"Su-Suguru... tapi dia ada di Cappadocia" tanya Shoko.
Wajahnya terlihat begitu panik mendengar Suguru kembali ke jepang, Satoru menatap ada gerakkan aneh pada Shoko ketika dia membahas Suguru.
"Ya benar, saya kembali Shoko"
Mereka berdua menoleh ke sumber suara, Shoko mematung melihat siapa yang datang... sementara Satoru tidak terkejut melihat kedatangan Suguru.
"Kamu tidak merindukanku Sayang" goda Suguru.
"Ke-kenapa kamu disini!?"
.
.
.
.
.-BERSAMBUNG-
14-01-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me (HIATUS)
Romanceseorang wanita yang berhati lembut dan tegar ini hanya bisa tersenyum lemah melihat rumah tangganya yang retak. sosok sahabat yang selalu hadir dan meminjamkan pundaknya dan di anggap saudarinya sendiri, mengkhianatinya berselingkuh dengan suami yan...