one

1 1 0
                                    

Warna hitam memenuhi seluruh langit sore itu, awan kelam terlihat berjalan secara perlahan ke arah selatan menambah warna pekat langit yang sudah menghitam.

"ah aku tidak bawa payung"
"kenapa hujan?"
"bukannya tadi panas yah?! "
"sial"

Keluh kesah orang orang dijalanan mirip seperti suara jangkrik ketika malam. ramai.
Memang kenapa kalau hujan? salah apa hujan? bahkan hujan tidak tau bahwa ia akan turun sekarang tapi malah disalahkan. kenapa mereka tidak salahkan Tuhan? Bukankah Tuhan yang menciptakan hujan?

Pikiran perempuan itu bergejolak sedari tadi, ia berniat untuk pulang,  namun nyatanya ia sama sekali tak menapaki jalan pulang.
padahal setiap ia pergi bekerja, pulang merupakan saat yang paling ia nantikan. tapi ketika pulang datang hal itu tak se seru yang dibayangkan.

"kenapa ya?"
ucapnya sambil berhenti di tempat duduk taman kota. perempuan itu merogoh tas totebag nya untuk mencari sesuatu lalu ia mengintip notifikasi di handphonenya, kemudian mengedipkan mata beberapa kali. notifikasi itu dilihatnya hingga lima menit, ia membacanya tapi tidak berulang ulang,  ia hanya menunggu angka menit di pojok kanan atas berubah.

"ah aku lupa tadi mau cari apa ya"
mata perempuan itu melihat ke sekitar, jalan raya lenggang, tidak seperti tiga tahun lalu saat semua orang bebas kemana saja tanpa masker. kini bahkan kita tak bisa membedakan mana wajah yg tersenyum dan mengernyit. tiba tiba perempuan itu menggelengkan kepala,  seakan menyadarkan diri sendiri kalau memikirkan urusan negara bukan tujuannya. ia kembali merogoh rogoh tas nya, tak lama kemudian ia menemukan benda yang ia cari. bulpoin.
ia membuka tutupnya dan mulai menggambar satu kupu-kupu kecil di pergelangan tangannya.

"lihat aku sudah melakukan hal yang baik" ucapnya sambil meraba tempelan plester dijari-jarinya dan meraba gelang tali yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.
ia menghela nafas, kemudian kembali melihat jalanan hingga hujan benar benar turun dan membuat pengguna sepeda motor mendadak berhenti untuk segera memasang jas pelindung hujan.

mereka semua terlihat buru-buru, tidak seperti perempuan itu.. dia tetap duduk diam merasakan air yang jatuh ke tubuhnya.
dikepalanya sekarang sedang terjadi adegan romantis, seorang lelaki tiba tiba datang untuk melindunginya dari hujan. sesaat kemudian dia tertawa, di dunia nyata tidak seperti itu.

****

sampailah ia di sebuah cafe, setelah memesan coklat panas ia duduk di meja paling pojok. cafe itu terlihat sepi sekali, tidak ada pengunjung selain dirinya. ia memperhatikan barista yang sedang membuatkan pesanan nya, barista itu perempuan namun terlihat lebih tua darinya.

"ini kak" katanya sambil mengantarkan nampan berisi minuman di meja. membalas dengan senyuman dan anggukan adalah cara paling sopan menurutnya.

"Yara? udah lama? "
suara itu membuat perempuan bernama Yara menoleh.
"enggak" jawabnya sambil menyeruput coklat panas.

"bisa tidak kamu tidak berpakaian seperti itu? kamu tau kan diluar hujan? "
baru datang lelaki ini sudah mengomelinya seakan perempuan itu masih umur lima tahun.
"kamu sudah makan? jangan biasakan kemana mana lalu main hujan tanpa makan, kamu akan masuk angin"

persis seperti ibundanya, lelaki ini selalu menyangkut pautkan apapun dengan masuk angin. Yara meletakkan sebuah map diatas meja.
" Jadi bagaimana kita akan memulai? " tanya nya.
"Kita akan mulai mengumpulkan uang saja terlebih dahulu, kita buat rekening untuk bersama. Bagaimana? "
Yara mengangguk, lalu pergi ke arah kasir untuk memesan americano, dan dua donat serta membayar semua tagihannya.

Bagaimana ia bisa bertahan disini selama tiga tahun pikirnya, padahal dua tahun lalu ia sangat amat kesusahan melakukan segalanya bahkan untuk makan. Yara melihat punggung lelaki yang sibuk membolak balikkan kertas yang ada di dalam map. Narel Angkasa, lelaki itu kah yang membuatnya bertahan sampai kini?

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang