04

3.1K 274 15
                                    

Jeno mengulurkan tangannya agar sang kekasih tidak tersandung ketika ia turun dari mobil. Lalu tangan Jeno berpindah menjadi merengkuh pinggang ramping kekasihnya. Jeno mendekati wajahnya dan mempertemukan hidungnya dengan hidung kekasihnya.

"Yaelah masa pacaran ditempat parkiran si? Engga banget." Ucap Haechan yang berada samping belakang mereka.

Kalau beginikan Haechan jadi nyesel menerima tawaran Jeno untuk sekalian menjemputnya. Karena sedari tadi, ia malah menyasikan romeo dan romeo yang sedang bermesrahan manja.

"Syirik aja lu jadi orang, padahal lu duluan yang bakal nikah." Ujar Jaemin.

"Na, kalau lu mau nikah sekarang juga bisa kok." Ucap Jeno yang berhasil dihadiahkan cubitan kecil dipinggang dari Jaemin.

"Udah ah minggir, kalian tu nutupin jalan aja." Haechan melepaskan tuatan tangan Jeno dari Jaemin dan berjalan ditengah mereka berdua.

Jaemin yang sudah biasa melihat kelakuan Haechan jadi dia cuma menggelengkan kepalanya pelan saja. Berbeda dengan Jeno yang sedikit tercengang, karena ia kira Haechan itu pendiam sama seperti saat mereka pertama kali bertemu dirumah Haechan.

Haechan terdiam ketika sudah berada didepan pintu masuk. Ia sedikit ragu ragu, haruskan Haechan mengetuk pintunya atau langsung membukanya. Karena mau gimanapun Haechan masih belum terbiasa dengan rumah calon tunangannya.

"Kok diem si?" Tanya Jeno sambil mengisi password rumah agar pintunya bisa terbuka.

"Lu udah dikasi tau Mark kan password rumah?" Tanya Jeno.

Anggukan kepala Haechan yang menjadi jawaban. Namun Haechan sendiri masih terdiam kaku walaupun Jeno sudah memasuki rumahnya. Sampai Jaemin harus menepuk pundaknya agar Haechan sadar. Dan menarik Haechan agar berbarengan masuk.

"Mommyyy, mantu mu yang paling cantik dateng nihhh."

"Kak nana!!!"

Bukannya Taeyong yang menyambut kedatangan mereka namun Beomgyu yang berlari lalu meloncat ke dalam pelukan Jaemin.

"Kakk kangen! Kok gak kesini sini sih kak? Gue kira kakak dah putus sama Jeno." Beomgyu langsung terkena toyoran pelan dikepalanya dari Jeno.

Jaemin yang melihatnya langsung mengelus kepala Beomgyu dan memukul pundak Jeno keras.

"Kok gue si yang dipukul yang? Kan Beomgyu yang salah, dia ngatain kita putus loh." Adu Jeno tidak terima.

"Dah jangan dengerin dia. Uhhhh si kecilnya kakak kangen yaaa." Jaemin memutarkan tubuhnya yang membuat Beomgyu tertawa dalam gendongannya.

Jaemin itu walaupun kurus namun ia sangat kuat. Untuk mengangkat Jeno yang notabenya segede bagong aja Jaemin bisa. Apa lagi kalau gendong Beomgyu, kecil mah kalau kata Jaemin.

"Ehem"

Beomgyu mengalihkan atensinya sebentar lalu membuang muka ketika tau siapa yang berdeham. Ia turun dari gendongan Jaemin dan berlari ke ruang tengah.

Dari pada Beomgyu emosi kalau disana terus dan berakhir melakukan hal yang tidak tidak ke Haechan jadi lebih baik Beomgyu menghindar. Beomgyu masih dendam dengan insiden diusir kemarin.

"Hey, lu marah sama Haechan?" Jaemin mendudukan dirinya didekat Beomgyu dan mencubit kedua pipi Beomgyu secara berlawan arah.

Jaemin sebenarnya tau, dia bahkan datang karena ingin membantu membujuk Beomgyu agar tidak marah lagi ke Haechan.

"Eunggaakh." Jawab Beomgyu tidak beraturan karena pipinya masih dimainkan.

"Beneran nih? Karena kalau engga, kakak punya hadiah loh ke Beomgyu." Jaemin mengambil sebuah kotak bertali biru dari dalam tasnya.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang