Tiga puluh enam
Rasanya memang seperti tidak ada masalah lagi, Meesam kembali perhatian padanya, anak-anaknya tetap ceria dan kecanggungan sudah hilang. Namun Laqueta merasa ada sesuatu yang kurang, meskipun Meesam tidak marah lagi padanya, tetapi Laqueta merasa tidak tenang sebelum meminta maaf atas kesalahannya itu.
Laqueta sudah meyakinkan dirinya sendiri untuk meminta maaf kepada Meesam, dia tidak akan tenang sebelum melakukan itu.
"Loh kamu nggak kerja?" tanya Laqueta ketika melihat Meesam tidak menggunakan pakaian kerjanya.
"Enggak, aku mau jagain kamu," jawab Meesam seadanya.
Laqueta mengangguk mengerti, mau melarang? Meesam pasti menolak.
Mengingat tekadnya untuk meminta maaf pada Meesam membuat Laqueta gugup, bagaimana caranya dia minta maaf? Apakah Meesam akan memaafkannya? Atau justru hubungan mereka akan kembali renggang karena mengingat kejadian buruk itu?
"Kamu kenapa? Wajah kamu kelihatan khawatir, ada yang sakit?" Meesam bertanya karena wajah Laqueta tidak santai lagi, seperti orang yang banyak pikiran.
"Eh, enggak. Aku nggak apa-apa, aku keluar dulu ya liat anak-anak."
Laqueta mencibir dirinya sendiri yang tidak berani meminta maaf pada Meesam, padahal itu adalah salahnya. Ternyata sesulit ini untuk meminta maaf, Laqueta tidak mau membuat kesalahan lagi karena meminta maaf itu tidak mudah.
"Ochi mau nonton Barbie!" pekik Ochi karena Ogya menonton film robot dan tidak mau menggantinya.
"Ochi mah Barbie terus, sekali-kali nonton robot dong," balas Ogya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi.
"Apaan robot jelek gitu," ejek Ochi.
"Loh daripada Barbie kamu itu aneh." Ogya balas mengejek.
Ojwala? Masih menyimak seraya memainkan rubiknya. Sebelum adiknya itu benar-benar akan membuat keributan yang besar, Ojwala diam saja, mungkin mereka cuma mau bercanda sesama saudara.
"Ogya nonton di kamar aja sana!" usir Ochi.
"Nggak mau, mager, kamu aja sana." Ogya menolak dan berbalik menyuruh Ochi yang nonton di kamar.
"Kok Ochi, sih? Abang, lihat Ogya nih," adu Ochi pada Ojwala yang masih asik sendiri.
"Di rumah ini ada beberapa TV, kenapa masih rebutan, sih?" Ojwala heran dengan mereka, jika TV yang diinginkan mereka adalah tv di ruang keluarga, lalu untuk tv di ruangan yang lain?
"Maunya nonton di TV yang ini." Ochi mulai merengek.
Daritadi Laqueta memperhatikan anak-anaknya yang rebutan tv, apa ia harus meletakkan tiga televisi di ruang keluarga? Bukannya terkesan sedikit aneh?
"Jangan rebutan, nanti kan ada iklan, pas itu pindah ke siaran yang lain." Ojwala memberikan saran.
Ochi dan Ogya tidak setuju, mereka ingin menonton sendiri dan tidak diganti-ganti.
"Mami lihat Ogya." Ochi yang lebih dulu menyadari kehadiran Laqueta langsung mengadu agar dibela.
Ojwala menahan lengan Ochi yang mau menghampiri Laqueta, Ochi yang paham tidak protes walaupun dia kesal.
"Mereka nggak apa-apa kok Mami, kalau udah iklan nanti ditukar ke siaran yang lain, mereka nggak berantem kok," ucap Ojwala memberikan penjelasan sebelum Laqueta bertanya.
"Iya, kan, Ochi? Ogya?" Ojwala meminta bantuan untuk meyakinkan Laqueta.
Kedua adiknya mengangguk tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Byakta Family [Selesai]
Fiksi UmumIni kisah Laqueta setelah menikah, aku sarankan untuk membaca cerita 'Laqueta' terlebih dahulu ❤ Sifat Laqueta tidak akan bisa berubah walaupun status dan kehidupannya telah berubah. Setelah memiliki keluarga kecil yang tampak sempurna, Laqueta teta...