The End Of a Story [On Going]

[1] Orang terpilih No.1748

***

Plak

Duk

Seorang anak tertunduk pipinya memerah, lebam dan luka dimana-mana.

"KENAPA?"

Plak

Wanita paruh baya itu menampar anaknya dengan keras.

"GARA-GARA KAMU HIDUPKU HANCUR"

Plak

"DIA MENINGGALKAN KU"

Plak

"KELUARGAKU TAK MENERIMAKU"

Plak

"SEHARUSNYA DULU AKU MENGGUGURKAN NYA"

Plak

"SEHARUSNYA DARI DULU KAMU MATI"

Plak

Wanita itu terus mengeluh dan terus menampar anaknya, terus menerus seperti itu.

Sedangkan anak itu terdiam, badannya bergetar, dia terus menerima tamparan itu dan terus menggumankan kata maaf berulang-ulang.

"Maaf..."

"Maaf..."

"Maaf..."

Ribuan kata itu terus dia ucapkan gadis kecil itu, berharap sang ibu berhenti menamparnya, namun tidak dia malah semakin menjadi-jadi menyiksa anak itu, dan setelah ia lelah barulah dia berhenti dan pergi meninggalkan anak kecil itu sendirian dengan luka dan darah yang terus menetes kelantai.

"Ibu maaf Yun-Hee salah" dan akhirnya anak kecil itu pingsan.

***

Choi Yun-Hee seorang gadis yang kurang beruntung, dia terlahir di keluarga yang salah, dia lahir tanpa ada seorang ayah, dan ibu yang selalu menyiksanya menyalahkan semua yang terjadi padanya.

Bahkan semuanya dia lakukan sendiri, mencari uang untuk makan, sekolah, dan hal lainnya, untuk sekolah dia mendapat beasiswa full dari sekolah, tapi justru banyak yang iri pada nya hingga akhirnya dia dibully, melapor? Tentu tidak berguna, sekolah seakan menutup mata akan hal itu, teman? Tidak, walaupun ada mereka hanya memanfaatkan nya saja.

Tinggal bersama ibunya, walaupun selalu mendapat perlakuan kasar tapi Yun-Hee sudah terbiasa akan hal itu, dia sangat menyayangi ibunya, tidak peduli dengan perlakuan kasar itu.

Nenek? Kakek? Kerabat? Entahlah saat bertemu pun, Yun-Hee selalu mendapat tatapan jijik, seolah dia adalah manusia paling hina di muka bumi ini.

Sungguh hebat dia masih bisa bertahan sampai saat ini, dan yang membuatnya bertahan adalah sebuah novel yang ia temukan tanpa sengaja saat mengerjakan tugas.

***

"Eoma, Yun-Hee mohon jangan lompat" Yun-Hee memohon kepada ibunya, tangis pilu, permohonan tersebut tak digubris oleh sang ibu.