2

161 28 5
                                    

Langkah kaki yang terkesan angkuh dengan kedua tangan di dalam saku, kemudian berjalan layaknya model dengan ekspresi dingin dan mata yang tajam. Karyawan sibuk membungkukan badan ketika sang pemimpin perusahaan melewati mereka. Dengan cepat memasuki lift dan menuju lantai 25 dimana ruangannya berada.

"Selamat pagi tuan, meeting dengan para pemegang saham akan dimulai sekitar 20 menit lagi." suara sang sekretaris menyambut tuannya yang baru saja keluar dari lift.

"Siapkan dokumennya." melanjutkan langkahnya memasuki ruangan.

"Baik, tuan." balas sang sekretaris, Joy.

Johnny mulai menyeruak rambutnya, ketika rasa pusing sisa semalam menyerangnya. Telepon genggamnya berdering

"Hm?"
"Sudah kukatakan aku tidak perlu"
"Aku bisa mencarinya sendiri jika aku ingin, kau tidak perlu repot-repot mencarikannya untukku"
"Fine, jam 8 malam di restaurant ku"

Johnny menutup telepon tersebut dengan sedikit mengeluh, mengapa sahabatnya yang satu ini sangat cerewet dan terkesan sangat ikut campur mengenai masalah birahinya. Tak ingin berlarut, Ia pun mulai melanjutkan pekerjaannya yang tidak jauh dari membuka, mengecek dan menandatangani file dihadapannya hingga waktu rapat tiba.

*****

Ting

Lili :
Jane, jam 8 malam Sky Garden Restaurant. Pakai outfit terbaikmu, kau akan bertemu seseorang yang spesial. Berterima kasihlah pada sahabatmu yang cantik ini nanti dan jangan buat malu diriku. Good luck gurl!

Jennie sedikit bingung ketika membaca pesan dari lisa yang baru saja dibacanya. Mengedikkan bahu acuh, ia kembali menaruh ponselnya dan melanjutkan kegiatan membersihkan apartemennya.

Hingga sekitar pukul 6 sore, jennie memulai ritual mandi yang kemudian setelah selesai, dilanjutkan dengan sesi memilih gaun yang akan digunakannya serta berdandan.

Pilihannya jatuh pada mini dress one shoulder berwarna hitam yang terkesan seksi namun tetap elegan, serta dilengkapi dengan heels bertali berwarna hitam dan tak lupa purse dengan warna senada.

Tepat pukul 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 7.30, jennie berangkat menuju tempat yang telah ditentukan.

*****

"Nona Jennie Kim?" suara seorang waitress menyapa indra pendengaran jennie ketika ia baru saja masuk kedalam restaurant tersebut.

"Ya, benar" jawab jennie sedikit ragu

"Mari ikut saya" waitress tersebut mengantarkan jennie ke meja diujung dekat jendela yang menghadap langsung pada gemerlap malam kota Seoul. 

Jennie mendudukkan diri pada salah satu kursinya dan matanya mulai mengamati sekitar, ketika sejenak baru saja ia sadari bahwa tak ada pelanggan lain di dalam restaurant tersebut kecuali dirinya. Lalu, kembali mengarahkan kepalanya menikmati dan menatap kagum pemandangan dihadapannya. Hampir sekitar 15 menit jennie menunggu dengan kepala yang penuh dengan imajinasi mengenai siapa orang yang dimaksud Lisa sebagai seseorang yang 'spesial' itu. Hingga,

"Jennie?" Suara bariton terdengar membuat kepalanya menoleh pada asal suara tersebut. Terlihat seorang pemuda gagah berusia sekitar 30 tahun dengan setelan jas dan tak lupa dengan wajah tampannya. Ya, jennie sedikit terpana.

"Ya, perkenalkan saya Jennie Kim dan anda?"

"Johnny Suh" membalas jabatan tangan jennie. Ya, jennie sedikit tertegun mendengar nama lelaki tersebut yang ternyata adalah targetnya.

"Jadi kau orang yang dimaksud yuta ingin menjadi babygirl?" Johnny membuka percakapan sambil mulai menikmati hidangan yang baru saja diantarkan waitress

"Babygirl?!" Jennie kaget bukan main, bagaimana mungkin kekasih sahabatnya tega melakukan ini padanya? Jennie mengumpat dalam hati akan membunuh lisa dan juga yuta secepatnya.

"Ya, bukankah begitu?"

Meredam amarahnya dengan meremas ujung dress dan dengan senyum terpaksa jennie berkata, "Oh ya benar, tuan Johnny" kemudian menenggak wine dihadapannya.

"Not bad." jennie kesal mendengar pernyataan remeh dari orang dihadapannya ini. Tidak buruk katanya? Cih, belum tau saja jika dirinya ini incaran laki-laki diluaran sana.

*****
"Selama kau menjadi babygirl, kuharap kau bisa tinggal bersama denganku dan panggil aku johnny atau jo dan daddy ketika kita bermain di ranjang" ucap johnny frontal.

"Hm, okay" balas jennie cuek.

"Dan aku mau tidak ada pria lain diantara hubungan kita"

"Seriously, hubungan kita bahkan hanya sekedar daddy dan babygirl?!" Jennie protes.

"Jangan main-main dengan kata-kata yang kau sebut 'hanya sekedar' itu" balas johnny dengan smirk yang terpatri di wajahnya.

Kesal, jennie hanya bisa diam memalingkan wajah melihat pemandangan luar kaca jendela mobil sport tersebut. Ingin rasanya ia protes dan berteriak kencang mengenai kejadian malam ini. Bagaimana mungkin rentetan musibah mulai dari pacar sahabatnya mengadu kepada orang disebelahnya ini bahwa dirinya ingin menjadi babygirl yang bahkan sama sekali tidak pernah muncul dipikirannya. Lalu, apa tadi? Lelaki ini tidak ingin aku berhubungan dengan pria lain selain dirinya? Jangankan istri, kekasih saja bukan seenak hati melarangnya.

Johnny tau wanita disebelahnya ini sedang kesal akibat percapakan yang baru saja terjadi. Lucu dan imut, dua kata yang menggambarkan wanita disebelahnya ini. Johnny mengaku bahwa ia terpana sewaktu berkenalan tadi. Ia kira jennie akan sama dengan wanita lainnya yang akan habis-habisan menggodanya untuk segera bermain di ranjang. Lihatlah, bahkan wanita itu kini merajuk kesal akibat permintaannya.

*****

Kring kring

"Hm" Jennie mengangkat telepon yang sialnya berhasil menganggu waktu tidurnya pagi hari ini

"Jane! Bagaimana? Lancar? Apakah ia tampan?" Suara beserta rentetan pertanyaan dari orang di seberang sana membuat mood jennie pagi ini kian memburuk.

"Yak, kau! bagaimana bisa kekasihmu itu mengatakan bahwa aku ingin menjadi seorang babygirl huh?!"

"Hehe maafkan aku, jane. Hanya menjadi babygirl satu-satunya jalan agar kau bisa berdekatan dengannya. Masih untung tidak kukatakan bahwa Johnny adalah targetmu, bisa mati aku ditangan yuta."

"Memang lebih baik kau mati ditangannya" balas jennie kesal mendengar penuturan lisa.

"Chill girl. Johnny, dia jarang terlihat berhubungan dengan wanita yang sama dalam jangka waktu  yang lama. Maka dari itu, aku hanya bisa memikirkan cara tersebut. Lagi pula bukankah kau sangat diuntungkan dengan posisi tersebut?"

"Diuntungkan dari sisi mananya, yang ada dia memanfaatkan situasi ini. Dia bahkan berani menyuruhku untuk tidak berdekatan dengan pria lain saat aku masih menjabat sebagai babygirl-nya"

"Hei, tidak seburuk itu. Kau bisa mendapatkan apa saja yang kau mau dari uangnya juga informasi yang kau butuhkan, bukankah begitu? Sudah kututup dulu aku ada jadwal pertemuan. Bye"

Ingin kembali tidur namun kembali terpikirkan percakapan di telepon tadi. Ada benarnya juga kata-kata lisa, pikirnya. Ia bisa dengan mudah menggali informasi Johnny jika pria itu sudah mempercayainya. Maka, sekarang tugasnya untuk ber-acting didepan sugar daddy-nya.

*****

Jangan lupa votement nya ya guys!
Thank you;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Unseen | Johnny Suh; Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang