Devil (Pt.1)

3 0 0
                                    

Senin pagi...

Hari yang paling dibenci oleh kebanyakan anak sekolahan. Bagaimana tidak, pagi hari diawali dengan acara berjemur dibawah teriknya matahari, alias upacara bendera.

Tidak sedikit murid yang akan berpura-pura sakit agar bisa menunggu di ruang UKS yang dilengkapi dengan AC dingin dan teh manis yang masih hangat.

Namun tidak dengan Denathan Villean, atau yang akrab dipanggil Nathan.

Nathan adalah siswa yang sangat teladan di SMAN 1 NutriSari. Memperoleh banyak medali olimpiade, mulai dari Sains hingga olahraga.

Bisa dibilang Nathan adalah siswa yang sempurna. Pintar, jago olahraga, kaya, tampan, dan sangat baik.

Nathan juga sangat aktif dalam mengikuti organisasi, mulai dari OSIS, PMR, Sispala, dan Pramuka diikuti olehnya. Dia sekarang menjabat sebagai pengikat simpul terbaik dalam bidang pramuka.

Meskipun kedua orang tuanya adalah anggota pejabat, Nathan tidak pernah sekalipun meminta uang dari mereka. Semua uang yang Nathan punya adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri, mengajar les privat untuk teman, adik kelas hingga kakak tingkatnya.

Sebenarnya dia tidak ingin dibayar, namun 'muridnya' memaksa. Mereka sangat senang dapat diajar oleh Nathan sebab gaya mengajar Nathan bahkan mengalahkan guru di sekolah mereka.

"Oii elu mau bareng ke kantin ngga? Gue udah laper nih." Ajak Rinna, teman sebangku Nathan.

"Bentar gue nyusul. Dikit lagi selesai ini." Nathan duduk di bangkunya sambil mengerjakan latihan soal fisika.

"Aelah, sesekali ngga usah belajar bisa kan ? Otak elu itu perlunya makanan, bukan buku." Rinna menarik lengan Nathan agar lelaki itu mau beranjak dari tempatnya.

Rinna dan Nathan sangat berbanding terbalik. Rinna adalah pribadi yang sangat santai dan hanya memikirkan makanan dalam hidupnya. Yang terpenting bagi Rinna adalah makan, makan, dan makan. Meski begitu perutnya tidak pernah membesar.

Jduk!

Nathan menjitak kepala Rinna. "Isi kepala elu emang ga pernah lain selain makanan. Ini lagi dikit gue selesai, sabar napa."

Rinna mengelus kepalanya. "Iya maaf, habisnya elu ngapain dah ngerjain latihan soal ga jelas, perasaan itu bukan tugas, mending makan di kantin." Rinna sekarang malah merebahkan dirinya di meja samping Nathan.

"Ini latihan gue buat minggu depan. Apa elu lupa, olimpiade fisika kan mulainya minggu depan. Hadiahnya lumayan, elu mau daftar ga ?" Nathan masih fokus menulis dan menghitung angka-angka di bukunya.

"Iyaa iya terserah elu aja deh. Daftarin gue ya, lagi mager ke ruang guru. Cepetan, gue udah laper, nanti keburu selesai jam istirahatnya bego." Ucap Rinna yang tidak sabar.

Hanya perlu lima menit, Nathan sudah menyelesaikan sepuluh soal.

"Ayo, gue udah selesai." Nathan melipat bukunya, memasukkannya ke dalam tas.

"Akhirnya." Rinna bangkit dari tidurnya. Berjalan cepat ke arah kantin.

...

"Ah kenyang banget." Rinna duduk santai, kakinya diangkat sebelah, sambil mengelap sudut bibirnya yang berisi sambal. Dia tidak peduli kalau dia sekarang tengah diperhatikan oleh semua orang di kantin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a tales of the scary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang