(7) Makan malam

5 3 1
                                    

Pukul 20.15 WIB.

Di meja makan, tersusun cantik beberapa jenis makanan yang dibuat, untuk makan malam penyambutan orang baru di rumah ini. Tapi uniknya, bukan tuan rumah yang membuat atau berinisiatif melakukan hal itu, melainkan orang baru itulah yang melakukannya, untuk memperbaiki hubungan dingin antara mereka dengan si pemilik rumah. Terlihat Ivy membawakan menu terakhir yang dia ambil dari dapur, yaitu barbeque sosis dan bakso yang mereka buat tadi sore bersama-sama, kecuali Vino.

"Nih, barbeque nya udah siap," Seru Ivy menyajikan di atas meja.

Ekspresi tidak sabar ingin mencoba, tercetak jelas di wajah Miko dan Izky yang sudah lapar. Harum dan warna kecoklatan dari barbeque yang mereka buat, terlihat begitu menggoda, sampai-sampai, aromanya tercium seisi rumah. Selang beberapa saat, Sofia muncul dari belakang punggung Ivy, dengan membawakan jus perasaan jeruk di dalam ceret.

"Makan enak nih kayaknya," gurau Izky, menghangatkan suasana sembari tertawa.

"Udah lama banget gue gak dimasakin sama cewek, cowok mulu yang buatin makanan tiap hari," celetuk Miko

"Emangnya siapa, yang masak di rumah ini kak?" tanya Ivy, melanjutkan sembari duduk di kursi berhadapan dengan Izky.

"Siapa lagi kalau bukan, Izky anata, sahabat kesayangan gue yang serba bisa," puji Miko, menunjuk Izky, dengan bangga.

Izky tersenyum malu, karena Miko memujinya begitu berlebihan, tapi disisi lain hatinya juga merasa senang.

"Beneran, kak Izky bisa masak?" seru Ivy tak percaya.

"Ga jago-jago amat lah, cuma sedikit, masih belajar juga," Izky merendah.

"Ya gak apa-apa lah kak, semuanya kan emang harus belajar dulu kalau mau jadi ahli, kak Izky keren loh, cowok tapi bisa masak, temen Ivy, dia cewek, tapi belum bisa masak, aneh kan?" lirik Ivy, menyindir kearah sofia, yang tengah berdiri menuangkan minuman untuk mereka semua.

"Eh, lo nyindir gue kan, gue bukan gak bisa masak ya, tapi gue masih trauma aja sama kejadian yang dulu," sanggah Sofia.

"Emangnya ada apa, sama kejadian dulu?" Miko menyela

"Dulu itu, Sofia hampir kena minyak panas dari atas kuali pas dia lagi goreng ikan, karena takut kecipratan, dia masukin ikannya dari jauh, akhirnya wajannya jatuh dari kompor, karena Sofia ngelempar ikannya terlalu kuat, untung aja, Ivy cepat narik Sofia, kalau gak, mungkin kulit Sofia bakal kena minyak itu," cerita Ivy, mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Bukannya merasa kasihan, Izky dan Miko malah tertawa ngakak mendengar cerita Ivy.

"kak izky, sama kak Miko, kenapa ketawa? jahat banget ih!" merajuk Sofia, sembari duduk berhadapan Miko dengan kesal.

Izky dan Miko masih tertawa gelak, hingga beberapa saat baru berhenti karena Sofia, memasang wajah cemberut.

"Gimana gak ketawa coba, masak kamu goreng ikannya gitu, dimana-mana orang goreng ikan itu pelan-pelan, kamu malah dilempar, pasti kebalik lah wajannya,"

"Mau gimana lagi kak Izky, Sofia takut banget kena cipratan minyak itu, makanya, Sofia pikir kalau dari jauh pasti gak kena," jawab Sofia polos.

"Kalau gitu pas banget dong, kak Izky kan bisa masak, jadi pasti bisa ngajarin Sofia, biar pinter masak juga," Ivy menyela, memberikan saran.

"Emangnya kak Izky, mau ngajarin Sofia?" tanya Sofia, melihat Izky, yang terlihat ragu.

"Gimana ya, kaka juga gak jago banget soal masak," pikir Izky, dengan ragu

"Udah lah setuju aja, pake merendah lagi lo," Miko menibrung.

"Iya kak Izky, bantuin Sofia ya, biar dia bisa masak juga, Ivy, udah capek ngajarin Sofia, tapi tetap gak bisa, mungkin kalau kak Izky yang sebagai tutornya, Sofia jadi bisa masak," rayu Ivy, berharap. Sedangkan Sofia, hanya diam menunggu jawaban.

ABNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang