Haechan berlari kearah Jaemin yang kini melangkah masuk ke dalam fakultas.
Lelaki gembul itu menggerutu sepanjang jalan, mengabaikan tatapan dari beberapa mahasiswa lain yang melihatnya.
Begitu dekat dengan Jaemin, ia menarik kerah belakang dari kemeja Jaemin.
"Jaemin? Ini lo kan?" Tanya Haechan dengan nafas tersengal.
Jaemin menoleh, menemukan Haechan dengan wajah lelahnya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Jaemin.
"Lo pikun? Kan gue di fakultas ini sama si Renjun noh. Harusnya gue yang tanya, ngapain lo di fakultas gue? Lo ga kuliah?"
"Gue pindah."
Jawaban datar dari sahabatnya itu membulatkan mata Haechan seketika. Dirinya menatap Jaemin penuh tanda tanya. Sedangkan yang ditatap mengalihkan wajah ke arah lain.
Jaemin melihat seseorang.
"Gue pergi dulu, mau cari kelas."
"Eh tunggu, lo di kelas mana?"
"Hukum negara."
"Hah? Lo serius di kelas itu?" Tanya Haechan meyakinkan.
"Serius lah. Anterin gue dari pada lo bengong begitu!" Jaemin menyeret tangan Haechan. Menimbulkan pekikan tertahan dari pemuda tan itu.
"Sakit bego!"
.
Kelas pertama telah usai. Jaemin segera merapikan peralatan belajarnya dan memasukanya ke dalam tas.
Ia berniat keluar dari kelas, melihat Haechan dan Renjun yang sudah menunggunya diluar.
Hanya saja, pandangannya tak sengaja tertuju pada lelaki di pojok sana. Dengan posisi tangan dilipat di meja dan kepala yang ada di atas tangannya.
Jaemin tersenyum tipis. Lalu melangkah keluar meninggalkan kelas.
"Kita ke kantin."
.
"Seriously Na?! Lo di keluarin dari kampus cuma karena lo cantik?" Renjun berteriak heboh setelah Jaemin menceritakan semua perihal yang terjadi hingga ia dikeluarkan dari kampus.
"Iya. Profesor bilang, gue ga pantes ada di kampus itu. Karena gara-gara gue semua cowok yang ada disana pada belok semua."
Renjun dan Haechan menganga tak percaya.
"Gila bener tuh profesor. Belum tahu aja dia siapa Jaemin." Gerutu Haechan.
Jaemin terkekeh sesaat. Kemudian melanjutkan kegiatan makan siangnya yang tertunda.
Beberapa menit berlalu, mereka sudah selesai dengan makanan mereka.
"Lo ada kelas lagi?" Tanya Haechan ke Jaemin.
"Ga ada. Gue mau pulang." Jawabnya.
"Ngumpul dulu lah kita. Lo baru ketemu kita hari ini, setengah tahun kita ga ketemu lo. Lo tega hah?!" Renjun ngegas. Saking cepatnya ia berbicara, ia tak sadar jika kalimatnya berantakan.
"Lo ngomong apa sih, Njun?" Tanya Jaemin dengan wajah herannya.
"Maksud gue, lo kan baru ketemu kita nih setelah setengah tahun. Kita ngumpul dululah. Lo ga kangen sama kita?" Jawab Renjun.
Jaemin memutar bola matanya.
"Ok. Ngumpul dimana? Sama siapa?"
"Di basecamp anak basket yok. Gue kenalin sama yang lain. Ada si Hyunjin juga." Sahut Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold President || NoMin
Fanfic[ON GOING] "Gue ga akan nyerah ngejar tuh presiden kaku." - Na Jaemin . "Risih gue lo ikutin terus!" - Lee Jeno . "Jeno, apa gue emang ga pantes buat lo?" - Na Jaemin . "Pergi dari hadapan gue, Na Jaemin!" - Lee Jeno . bxb content NoMin MarkHyuk