6. 𝐀𝐬𝐢𝐧𝐠

90 41 356
                                    

|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
꧁ 𝑹𝒆𝒕𝒊𝒔𝒍𝒂𝒚𝒂 ꧂



















×÷×

Dari langit kita bisa tahu, bahwa kehidupan akan berubah-ubah seperti layaknya hujan di akhir tahun atau musim semi dengan kolase indah bunga yang bermekaran, tak ada hal yang bertahan selamanya, entah itu hal yang bisa kita lakukan atau hal yang tak bisa sama sekali kita lakukan.

Semuanya berjalan seperti semestinya, tidak lebih dan tidak kurang. Namun berada di porsi yang cukup pas, kendati beberapa manusia tak bisa atau tak ingin untuk membuka mata dan menyaksikan itu, lalu pikirannya kembali di terjang tentang 'mengapa hidupku seperti ini' 'mengapa orang lain bisa namun aku tak mampu' atau ke level selanjutnya 'mengapa hanya aku?'

Kalimat sederhana yang terkadang terdengar begitu klise namun nyatanya horor, banyak orang yang berpikiran mengapa hidupnya berbeda dari kehidupan orang lain di luar sana.

Dan kalimat tentang 'mengapa hanya aku?' adalah kalimat keramat yang mengandung emosi dan rasa sakit tak berdasar, terus terjatuh dan terkadang melayang tanpa batasan.

Hari mulai sore, kini suasana hati Hendery yang semula hancur mulai terobati dengan hanya mendengar iringan melodi dari piano yang Seanna mainkan, lalu rasa tenang itu mulai menjalar dan mengembalikan Hendery kepada jati dirinya.

Setelah menangis sendu di temani dengan iringan piano dan isakan Seanna, kini Hendery mengerti mengapa nalurinya selalu saja menyeret Hendery untuk mendatangi Seanna di tengah suasana hatinya yang berantakan dan tak karuan.

Kini ia tahu bagaimana rasanya menangis di samping orang yang ikut menangis karena merasakan rasa sakit yang ia rasakan.

Ia tahu, ia sadar bahwa Seanna sepenting itu dalam hidupnya. Ia juga tahu bahwa Seanna menaruh hati lebih untuknya namun status tentang adik dari kakak yang sedang berpacaran dengan kakak Seanna menghentikan dan merubah segalanya.

Bagaimana bisa Hendery ikut menaruh hati kepada Seanna sedangkan Hanna dan Jeffrey tengah menjalin hubungan.

Kini Hendery menepis semuanya dan mengubur dalam-dalam jikalau ia tengah merasakan letupan kecil di hatinya karena Seanna.

"Ren gue balik dulu yah," ucap Hendery, lalu tubuhnya mulai bangun dan merenggangkan badannya karena pegal.

"Serius pulang sekarang? Perasaan belum malem."

"Biasanya lo pulang kalo udah magrib kan," ucap Seanna lagi, Hendery yang tengah merenggangkan tubuhnya itupun hanya mengangguk kecil seolah-olah Seanna bisa melihatnya.

"Gue penasaran, Kak Hanna lagi ngapain, dia udah makan apa belum, dan suasana hatinya gimana," ujar Hendery, lalu ingatannya tentang bagaimana sang kakak mengutarakan semuanya tadi pagi kembali terputar dalam ingatannya.

Melihat kenyataan yang rumit dan sulit kini kembali Hendery rasakan, ia tahu bahwa Hanna tak baik-baik saja, namun ia tak bisa menerima begitu saja perkara Hanna yang mengucapkan semuanya dengan ringan, seolah tanpa beban, seolah hati Hendery kuat mendengar itu.

Retislaya || 𝐇𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫𝐲 𝐖𝐚𝐲𝐕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang