05 Maret 2018, 21:30 wib.
"Dek, belum tidur? Buka pintunya"
Gea mengetuk pintu kamar adiknya. Bintang yang mendengar langsung menyahut dan bangkit dari posisi tidurnya.
"Belum kak. Kenapa?"
"Kakak mau tidur disini."
Gea langsung berbaring dan menyisakan Bintang yang kebingungan. Bintang merasa kakaknya dan kakak iparnya (Irham) sedang ada masalah dan mungkin dia butuh menenangkan diri. Bintang yang saat itu masih masa remaja dan labil, tanpa berpikir panjang dia bertanya.
"Kenapa gak tidur dikamar kakak aja?"
"Nggak, pengen tidur disini."Kasur yang sempit, membuat mereka kewalahan. Apalagi badan mereka berdua sama-sama besar. Bintang saat itu adalah seorang mahasiswa yang baru saja masuk semester 2 masa perkuliahannya, merasa tidak biasanya kakaknya itu ingin tidur disini kalau ada suaminya. Pasti benar. Rumah tangga kakaknya sedang ada masalah.
Bintang bangun untuk mandi dan sholat subuh. Selesai, bersiap dan sarapan. Bintang langsung pergi kuliah.
Kini tinggal Gea dan Irham.
Gea tengah mencuci baju dikamar mandi, sambil mengelap buliran air yang terjatuh begitu saja di pipinya.
Irham menghampiri Gea.
"Maaf" tutur Irham.Tidak ada jawaban. Hati Gea begitu sakit. Air matanya bertambah deras mengalir.
Irham masuk ke kamar mandi dan memeluk Gea. Akhirnya tangisan Gea pecah. Dia menangis dan memukul irham, irham tidak menghindar.
"Kenapa!" Ucap Gea setelah sedikit tenang.
Irham terdiam.
"Kalau didalam rumah saja dia tidak aman, bagaimana di luar?"
Ucap Gea penuh penekanan. Dia keluar kamar mandi dan duduk di ruang tamu, irham menyusul.
"Maaf."
Gea hanya terdiam. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Rasanya dia benar-benar di khianati.
.........
06 Maret 2018, 16:28 wib.
Di luar cuaca sedang panas-panasnya. Bintang yang baru saja pulang kuliah, menonton tv bersama Gea. Mereka berbaring sambil menonton acara kesukaan mereka.
"Dek, kosan di belakang univ kamu berapa harganya?"
Ini sudah kesekian kalinya Gea bertanya. Bintang yang polos tidak mengetahui makna tersirat dalam pertanyaan itu.
"Mahal. Setahun aja bisa sampe 12 juta." Ucap Bintang sambil mengunyah kripik kentang yang dia beli tadi di kampus.
"Emm" ucap Gea.
"Emang kenapa sih?" Tanya Bintang.
"Kalau kita ngekos disana gimana?" Ucap Gea.
Bintang langsung menoleh pada kakaknya itu. Tidak mengerti maksud dari ucapan Gea. Bintang menganggap itu sebuah candaan belaka.
"Kakak mau cerita. Tapi kamu jangan terkejut ya."
Seketika suasana langsung tegang dan berubah sekali. Gea dan Bintang yang tadinya berbaring sudah terduduk tegak.
"A..apa?" Tanya bintang.
"Ya namanya juga penemuan hidup." Mata gea mulai berkaca-kaca lagi.
Bintang semakin shock melihat Gea. Meletakan bungkus keripik kentang dan menatap dalam mata Gea. Bintang menggenggam tangan Gea.
"Kamu jangan takut dan terkejut ya." Ucap Gea.
"Ke..kenapa kak? Ada apa?" Tanya Bintang yang semakin gugup.
"Kak Irham, ngintipin kamu." Gea menangis tersedu-sedu.
Bintang menganga dan segera menutup mulutnya. Dia merasa lemas dan tidak habis pikir. Tidak mungkin.
"Mak...maksudnya kak?" Tanya Bintang yang matanya mulai menggenang.
"Udah dari beberapa hari yang lalu, kakak sering mergokin dia ngintipin kamar kamu. Merhatiin kamu pas keluar kamar mandi pake handuk aja dan sering banget pas kamu sholat dia merhatiin tubuh kamu banget."
"Hah? Gak mungkin!" Air mata bintang menetes dan dia menggeleng.
"Iya dek. Makanya kakak selalu nanyain perihal harga kosan ke kamu beberapa hari ini."
Bintang terdiam. Gea semakin tersedu-sedu. Gea memeluk Bintang yang masih tampak bingung dan merasa kotor.
"Kamu ngekos aja ya dek. Maafin kakak."
Bintang yang tadinya sempat melamun. tersadar saat Gea memeluknya erat.
Bintang akhirnya menangis juga. Dia tidak menyangka sekali akan begini. Pikirnya adalah dia aman disini. Kakak iparnya sudah seperti kakaknya sendiri dan bahkan sama seperti ayahnya sendiri. Irham yang berlaku seperti itu adalah sesuatu yang sangat impossible bagi Bintang. Tapi ternyata hidup punya kenyataan.
Akhirnya, Bintang memilih untuk menjauh dari Gea dan Irham. Itu adalah pilihan paling tepat.