🍂 46

1.1K 66 4
                                    

Pernah dengar pepatah tidak?

Cara mengambil hati seseorang tidak lain adalah dengan mengenyangkan perutnya. Siapapun pasti akan bahagia saat diajak makan, asal bersama dengan orang yang dia sukai.

Dan asalkan bersama Mino, makan apapun selalu menyenangkan bagi Irene. Tidak muluk-muluk karena bukan makanannya yang menjadi poin utama, tapi kebersamaan antara dirinya dan Mino yang begitu ia nikmati.

"Makan yang banyak"

Irene berhenti menusuk kue beras, makanan penutup setelah mereka menyantap makan siangnya kali ini. Padahal Mino sudah dengan jelas melihat bagaimana Irene menghabiskan makanannya. Kurang banyak apa?.

"Tidak"

Mino menyeringai mendengarnya. "Kenapa? Takut gemuk? Segemuk apapun saya tetep sayang sama kamu ko"

Gombal. Tapi Irene merona mendengarnya, perempuan itu justru menyimpan tusukan kue beras dan beralih meraih gelas minum nya sementara Mino hanya duduk manis melihatnya.

"Kamu juga makan yang banyak Mino"

"Saya kenyang"

Irene menyeringai. "Kenyang atau takut tidak cukup uangnya?"

"Bisa aja nyindirnya, tapi saya emang cuma pengen liat kamu makan"

"Saya bukan remaja labil yang mogok makan hanya karena masalah asmara" ketus Irene yang kemudian menaruh gelasnya, Mino tergelak diseberang meja. Paham sekali apa yang Irene barusan ucapkan.

"Saya tahu" jawab Mino, pelan. Selesai makan keduanya saling mengunci bibir, hanya memandang ke arah jalanan yang mulai sepi. Jam makan siang sudah lewat dan beberapa bahkan sudah kembali bekerja.

"Saya, mau berhenti jadi sex partner kamu Rene" ucap Mino akhirnya, suaranya dalam. Pria itu bahkan tidak berusaha menatap kearah Irene, ia sengaja menolehkan kepalanya kearah lain asal tidak beradu pandang dengan perempuan itu.

Canggung.

Irene yang mendengarnya hanya diam. Perempuan itu hanya berdehem sesekali dan kemudian menunduk memainkan ujung permukaan gelas dengan tangannya.

"Iya saya tahu ko" jawab Irene dengan senyuman tipis, lalu kembali melengos.

Mino yang melihatnya hanya bergerak gelisah dikursinya.  Ini mungkin terlalu mengejutkan bagi Irene, bisa jadi perempuan ini berfikiran macam-macam dengan keputusannya.

"Anak Choi sajang tidak akan mau lagi menjadi partner sex seorang dosen kan--"

"Astaga bukan itu"

Tuh kan Mino sudah bisa menduganya. 

"Lalu apa? Kamu bosan?"

Song Mino sekali lagi mendengus lalu menghela nafasnya dengan berat.  "Ini ga seperti yang kamu fikir Rene, aku cuma mau kita ada dijalan yang benar"

Irene mendecih mendengarnya.

Dijalan yang benar? Maksudnya apa?

"Kamu fikir selama ini kamu ada dijalan yang salah? Begitu?"

"Jujur  ... Iya" balas Mino dengan suara yang sedikit ragu.  Irene mendengus sekali lagi tapi kemudian ia hanya membiarkan wajah datar  nya menjadi jawaban atas perkataan Mino barusan.

"Terserah kamu"

"Aku mau berubah Rene"

Irene yang mendengarnya tidak berhenti merutuk dalam hati.  Ucapan-ucapan seperti ini terdengar bak romansa menggelikan ditelinga nya.

SHELTER [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang