🍳 • 8 • 🍳

471 56 8
                                    

Enjoy~(~ ̄³ ̄)~


"hallo?"

"Zoro, kamu sedang apa? Ayah ingin bertemu, ada yang ingin aku bicarakan"

"Aku sedang ada urusan, kenapa tidak lewat telefon saja?"

"Apa urusan yang kau maksud adalah anak itu, huh cepat kemari atau aku akan melakukan sesuatu yang buruk padanya"

"TUNGGU APA- SIALAN" panggilan itu terputus Luffy yang mendengar Zoro berteriak dari jauh menjadi heran 'ada apa dengannya' karena selama ini Zoro tidak pernah berteriak sembarangan seperti itu 'apa yang membuat nya marah?' Luffy berjalan ke depan Zoro, Zoro melihatnya "ada apa?"

"Maaf apa aku menghawatirkan mu?" Luffy jadi semakin bingung kala ia melihat ekspresi Zoro, wajahnya sangat kesal dan sedih tapi ia ingin menutupinya dengan senyuman "kenapa kamu marah? Wajah mu seperti sedang marah" Zoro langsung menurunkan senyumannya "maaf, Luffy kita harus pulang aku ada urusan" Luffy mengangguk lalu menggenggam tangan Zoro "kalau ada apa apa jangan sungkan untuk bercerita oke?" Zoro tersenyum lalu mengusak rambut nya "iya terima kasih.."

.

.

Pintu di rumah bernuansa putih emas yang besar di dobrak, semua orang yang di dalam langsung buru buru mengeceknya, ketika melihat siapa yang mendobraknya tidak ada yang berani protes tentu saja karena ia pemilik rumahnya, apa lagi sepertinya suasana hati nya sedang buruk, jika di tegur itu malah akan memperkeruh keadaan, pria itu berjalan terburu buru sambil mengepal kedua tangannya erat erat, untung saja kuku nya tidak panjang. Kalau tidak mungkin kulitnya akan berlubang dan bercucuran darah

Ia mendobrak ruangan khusus orang yang dulu sangat ia banggakan, dan orang itu sedang duduk di kursi sambil menghadap jendela di belakangnya "apa mau mu" bukannya sapaan yang ia lontarkan pada ayahnya melainkan sebuah pertanyaan tanpa sopan santun sedikit pun sambil mendekati ayahnya

"Tinggalkan dia" Zoro langsung diam "apa maksud mu" orang itu berbalik menatap anaknya yang sedang berdiri sambil mengeratkan rahangnya "tinggalkan anak itu, homo menjijikkan, aku akan menjodohkan mu dengan anak teman ku"

"Heh, kalau begitu kamu sedang mengatai ku juga, dan tidak, aku menolaknya"

"Aku tidak meminta jawaban mu, kamu harus menerimanya"

"KU BILANG TIDAK, BAHKAN SEJAK KAPAN KAU PEDULI DENGAN KU dan sekarang, apa apaan ini? Sialan selama ini hanya ibu dan dia saja yang benar benar membuat ku merasa senang dan nyaman, apa kamu pernah melakukannya? Tidak bahkan menanyakan kabarku saja tidak pernah... Oh apa kah kau takut di permalukan media karena anak mu ini gay?" Zoro langsung membalikkan badannya "jangan pernah memanggil ku lagi untuk alasan seperti ini. Kalau bisa jangan pernah memanggil ku sama sekali mulai sekarang" dia langsung keluar dari ruangan itu, dia sudah muak dengan kelakuan ayah nya

Di lorong, dia bertemu dengan Marco dan Koala, salah satu orang kepercayaannya ayah nya. Mereka menyapa nya tapi di abaikan begitu saja oleh Zoro "ada apa dengannya?" Tanya Koala, Marco mengangkat bahunya "ntah lah, mungkin dia sedang ada masalah dengan bos, dan mungkin itu ada hubungannya dengan kita yang di panggil" Marco dan Koala lanjut berjalan ke depan ruangan ayah nya Zoro mereka berhenti di depan pintu dan Marco mengetuk nya "ini kami, bos" setelah mendapat persetujuan mereka masuk ke dalam ruangan itu. Ayah Zoro sedang menunduk dengan tatapan murka "cepat cari identitas keluarga kekasih Zoro dan hancurkan keluarga nya, tapi kalau dia memiliki perusahaan hack dulu perusahaan itu baru kita hancurkan perlahan lahan agar mereka tersiksa" Marco dan Koala langsung melebarkan matanya, mereka tidak mau melakukan itu, tapi mau tidak mau mereka harus melakukannya karena itu adalah perintah


.

.

Ace sedang memainkan komputer nya di ruangannya dan Sabo juga di sana "HUH APA INI ada seseorang yang sedang berusaha untuk masuk, cih tidak bisa ku biarkan"

"Apa maksud mu Ace?" Tanya Sabo "ada seseorang yang mau menghack perusahaan ayah, untung saja kita lagi di sini" Sabo terkejut ia langsung memperhatikan Ace yang sedang melawan "tangan mu cepat juga" Ace tersenyum menantang "heh Lo meremehkan gue"

Di sisi lain

"Wah.. hahaha ternyata dia melawan" Koala mengernyit "hah?" "Ya, lihatlah" kata Marco sambil mengetik dengan cepat "hahaha pekerjaan mu kali ini sepertinya akan berat" kata Koala sambil menepuk bahu Marco dan melanjutkan pekerjaannya

Kembali pada Ace

"Eh apa ini? Pesan dari nya"

"Eh benarkah, apa katanya"

"Menarik, selama ini belum ada yang pernah menandingi kecepatan tangan ku, siapa nama mu bocah- BERANI NYA DIA MENGATAI KU BOCAH cih" Ace membalasnya 'aku tidak akan mengatakan nama ku pada seseorang seperti mu sebelum kau memberi tahu nama mu terlebih dahulu, dan umur ku 22 tahun sialan'

'oh, maaf aku lupa, nama ku Marco, dan aku tetap lebih tua dari mu. aku 30 tahun'

'Cih, gue Ace. Apa mau Lo sialan'

'Ntah lah, ini hanya perintah dari bos ku saja, jangan lengah. Dah~ sampai jumpa lagi'

"Jangan lengah? Apa maksudnya? Oh dia sudah berhenti memasukkan virus" Sabo berfikir sejenak "mungkin ini peringatan dari nya, kita harus lebih berhati hati Ace. Jangan sampai mereka mendapat informasi kita" Ace mengangguk "iya gue tau"

Keesokan harinya

"Dia mengirim pesan lagi" ujar Ace "hah? Apa katanya?"

"Dia memberikan sebuah alamat jam, dan itu tidak jauh dari sini" "mungkin dia mau bertemu dengan mu? Apa yang harus kita lakukan?" Ace nampak berfikir, dia sebenarnya penasaran siapa orang ini "baiklah, mari kita bertemu"

TBC

Disini aku bikin Marco umurnya beda dari yang di anime nya ya, Luffy juga. Luffy umur nya masih 16 tahun

Anything for you, of course? -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang