Perayaan meriah ulang tahun JKT48 di usia ke-10 nya telah berakhir, banyak kejutan yang kemudian dihadiahkan oleh official khusus untuk para member dan fans, diantaranya setlist original baru, single original baru, dan juga gadis gadis muda yang tergabung dalam generasi baru.
Namun, layaknya kisah hidup sang pohon sakura, sebelum musim semi datang, maka musim gugur juga harus dilewati, bunga bunga itu gugur dan mekar bergantian dari dahannya."Duh maaf ya ra, aku gak bisa ketemu kamu malam ini, badanku rasanya remuk", Isi pesan Chika yang masuk di HP Ara.
" Gpp kak, aku tau koq pasti capek banget kan, lain kali aja, kamu istirahat ya", balas Ara seraya menghela napasnya.
Sebelumnya, Ara dan Chika memang sudah sepakat untuk bertemu setelah Chika selesai dengan Acaranya di JKT48, akhirnya malam ini setelah pulang dari sesi pemotretannya dengan agensi yang baru, ia segera mengunjungi Cafe yang sebelumnya sudah mereka sepakati untuk bertemu, namun apa daya, Ara pun mengerti dan tau benar betapa lelah dan memakan tenaga nya acara besar seperti itu, pasti berkali-kali lipat dari theater harian.
Akhirnya Latte yang sudah ia pesankan untuk Chika mulai hangat, sejenak ia perhatikan cangkir dan kursi kosong didepannya, lalu menghela napasnya dan bersiap untuk pulang.Namun saat ingin bangkit dari duduknya, HPnya yang masih berada di meja cafe itu berdering, sebuah nomor tanpa nama tertera di layarnya.
Tanpa berpikir panjang, ia segera menjawab panggilan itu"Halo.."
"Hai.. Ara.." Jawab suara seorang laki-laki dari ujung telepon, suara yang tidak asing, suara dari nomor telepon yang tak ada di kontaknya, suara yang jauh dari lubuk hatinya tidak ingin ia dengar lagi.
Ia hanya diam dengan HP yang masih menempel ditelinganya, sejenak ia berpikir untuk segera menutup telepon itu"Kalau lo tutup, terima konsekuensinya sendiri ya ra" Ujar laki-laki dari ujung telepon dengan tenang namun terdengar mengancam
Akhirnya Ara mengurungkan niat untuk menutup teleponnya, "lo mau apalagi si ?! Udah lah gak usah ganggu ganggu gw lagi"
"Hehe takuuut" Tukas laki-laki itu dengan tawa sinisnya, "gw gak mau ganggu lo koq, cuma mau ngajak hangout aja"
"Gak mau gw"
"Lo pasti masih di luar kan ? Gw tau koq, gausah sok sokan kaya anak baik deh ra... Lo dimana sekarang biar gw kesana"
"Ga perlu, udah lah gw mau tidur"
"Hmm.. Jadi lo mau Chika yang udah tenang dan membaik di JKT48, tiba tiba harus graduate lebih cepat gitu"
Deg, tiba tiba jantung ara berdegup, ancaman yang tak bisa ia lawan itu kembali ia dengar, beberapa detik ia terdiam, bayangan tentang Chikapun mulai muncul, matanya mulai berbinar seakan menahan takut dan tangis.
"Gausah bawa bawa Chika" Tegas Ara
"Yaudah kalo gitu tinggal kasih tau lo dimana, gampang kan"
"Gw di Cliq Cafe" Ujar ara singkat, dengan wajah yang agak tertunduk
"Kebetulan banget, gw otw deh" Jawab laki-laki itu lalu menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban Ara
Setelah telepon terputus, ia jauhkan HPnya dan menaruhnya di atas meja, dengan tubuhnya yang tiba tiba lesu itu ia kembali duduk di kursinya, jantungnya masih berdegup, rasa cemaspun menyelimuti, rasanya ia ingin segera pergi dari sana namun ia teringat pada ancaman itu, ancaman yang selalu membuatnya tidak bisa berbuat apa apa lagi.
~~
Beberapa menit berselang, disaat hari semakin malam, sebuah mobil parkir di depan Cafe, seorang laki laki pun berjalan masuk menuju ke arahnya, dan segera duduk di kursi kosong didepannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Chikara : After Story
Fiksi PenggemarKisah fiksi Chika dan Ara setelah skandal Mungkin tidak menyembuhkan tapi semoga bisa sedikit mengobati~