22

226 26 4
                                    














Akibat kejadian kemarin, kini Mingyu harus berangkat ke sekolah dengan keadaan kedua tangannya yang menggunakan armsling. Hal itu dilakukan akibat pertikaian hebatnya dengan Yeong Guk, kedua lengan bawah dan bahu kirinya mengalami fraktur. Tentu saja hal tersebut membuat gips terpasang di kedua tangannya. Guna membantu melindungi dan menunjang pemulihan pengobatan, dirinya saat ini diharuskan menggunakan armsling di tangan kanan dan kirinya.

Beruntung tidak ada cedera lain yang lebih berat yang harus dialaminya. Kemarin, setelah keluar dari toilet, dirinya langsung dikerubungi oleh sahabatnya yang ternyata mencari keberadaannya. Ah, bolehkah Mingyu menyebut mereka sahabat saat ini?

Setelah mereka menemukan keberadaan dari Mingyu yang begitu mengenaskan, mereka kemudian membawa, lebih tepatnya memaksa, Mingyu untuk mau dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan segera. Mingyu yang sempat mengkhawatirkan biaya kembali merasa beruntung sekaligus tak enak hati saat dengan baik hatinya Hyunbin melunasi semua tanggungan yang harus ia bayarkan. Termasuk pengobatan lanjut untuk tangannya ini.

Meskipun kondisi badan yang dapat dibilang remuk itu ia alami, Mingyu nyatanya masih mementingkan uang di atas kesehatannya. Memilih untuk berjalan kaki menuju sekolah dibandingkan mengeluarkan ongkos lebih untuk menaiki bus ke sekolah. Anak laki-laki itu beralasan 'sekalian melakukan olahraga supaya cepat sembuh' kala mendapat cercaan dari teman-temannya.

Saat ini Mingyu tengah duduk di bangkunya. Sendirian karena teman-temannya pergi ke kantin untuk sarapan pagi. Masih ada beberapa sisa waktu yang cukup sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Ah iya, teman sebangkunya saat ini masih belum datang nampaknya. Kemarin jika Mingyu ingat kembali, Jennie hanya terdiam sembari menatap Mingyu dengan pandangan yang entah apa maksudnya.

Sibuk melamun dengan pikirannya sendiri menjadikan dirinya tersentak saat kursi di sebelahnya digeser. Menoleh, lantas ia menemukan Jennie yang menatapnya dengan kerutan di dahi. Gadis itu meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di kursinya tanpa memutus pandangannya dengan Mingyu.

"Kenapa kau masuk sekolah?" tanya Jennie dengan nada datar namun tersirat rasa heran di dalamnya.

"Hm? Memangnya kenapa? Ah, karena kondisiku yang begini? Tidak apa-apa aku masih mampu untuk belajar," jawab Mingyu dengan nada cukup riang seolah meyakinkan Jennie akan kondisinya yang tak perlu dikhawatirkan. Ah, apakah teman sebangkunya ini mengkhawatirkan kondisinya?

"Terserah."

"Apa kau berangkat dengan jalan kaki?" sambung gadis itu setelah merespon jawaban Mingyu dengan dingin. Membuka tasnya dan entah sibuk mencari apa di dalam sana.

"Eh? N-ne. Tentu saja aku berjalan kaki seperti biasanya," jawab Mingyu diiringi ringisan karena gugup akan mendapatkan respon seperti apa dari gadis cantik ini.

"Sekikir itu ya kau terhadap dirimu sendiri?"

Cemoohan yang didapatkan dari gadis di sampingnya ini nyatanya jauh lebih pedas dibandingkan pidato yang ia dapatkan dari Lisa serta Chaeyong tadi pagi. Kembali meringis dan ingin memberikan penjelasan kepada Jennie namun ia urungkan kala gadis itu merubah arah duduknya menjadi menghadap dirinya. Mingyu bahkan saat ini membeku kala tangan Jennie menjangkau wajahnya guna menghapus peluh di sana.

"A-apa y-yang kau lakukan, Jen?" tanya Mingyu tercekat karena merasa gugup dengan apa yang gadis itu lakukan. Karenanya dengan bodohnya ia bertanya kepada Jennie tentang hal yang bahkan ia tau sendiri apa jawabannya. Jennie, gadis itu mengambil tissue dalam tasnya dan mengusap keringat yang mengalir di wajah pemuda tan itu. Jujur, suhu badannya cukup naik ditambah berjalan kaki ke sekolah dengan jarak yang terbilang cukup jauh membuat dirinya banjir keringat saat ini. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The UndergroundWhere stories live. Discover now