eleven ; agar dapat

224 46 8
                                    

tw // accidental  , character death 

























One day in December 2012
_

“Dayeon-ah, irreona,” panggilan halus menyapa telinganya.

Dayeon menguap sambil sesekali mengerjap, membiasakan cahaya yang masuk terasa menusuk matanya.

“Jam berapa ini?” Dayeon bertanya, terus memeluk sang Ibu dari belakang erat sekali.

Ibu terkekeh melihat kelakuan putri semata wayang nya, mengusap punggung tangan Dayeon lembut terus berkata, “Sebaiknya kamu siap-siap, atau tidak kami akan tinggal.”

Dayeon melotot kaget, “Baik nyonya!”

Setelah itu dia langsung berlari menuju kamar mandi, mengundang gelak tawa untuk Ibunya.

;

“Selamat pagi!” Dayeon berteriak kencang, lalu tiba-tiba saja tubuhnya di dorong pelan dari belakang.

“Berisik kamu.”

Mendengar itu bibir Dayeon seketika mengerucut maju, “Appa!”

Yang merasa terpanggil balik badan, menaikkan kedua alisnya maksud bertanya.

Mwo?” tanyanya kesal ketika Dayeon tidak kunjung buka suara.

Hingga ia baru sadar kalau dirinya sedang dikerjai oleh anaknya. Ayah maju untuk merangkul Dayeon erat-erat. Menyembunyikan wajah anak dibalik lengannya yang besar.

Dayeon berteriak tidak terima, “Ketek Appa bau bawang! Ah, purojwo!”

Sang Ibu yang baru saja menapakkan kaki di lantai bawah hanya bisa menggeleng kan kepala, sudah sangat lelah menghadapi mereka berdua.

“Kalian kalau masih saja bertingkah kekanak-kanakan begitu lebih baik kita batalkan saja rencana hari ini ya?”

Aksi konyol antara Ayah dan anak inipun segera terhenti ketika mendengar ancaman halus dari sang Ibu.

Dayeon melingkar kan tangan pada lengan Ayah kemudian menyenderkan kepala pada pundak nya, dia tersenyum, “Kita sekarang baik-baik saja.”

Ayahnya mengangguk setuju, “Yap, betul. Kita sudah baikan.”

Ibu mendengus, lebih dulu melangkah kan kaki keluar. Dan, baru saja sedetik wanita itu menghilang dua orang ini telah kembali adu mulut.

“Kamu, sih!”

“Kenapa aku? Appa duluan!”

“Kamu!”

Appa!”

“Kita jadi berangkat atau—,”

“Jadi!” sahut keduanya cepat memotong pertanyaan Ibu yang kembali dibuat naik darah.

Dayeon dan Ayahnya berlomba masuk kedalam mobil, secepat kilat.

“Berangkat!”

“Oke berangkat!”

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, keadaan diisi oleh obrolan-obrolan tidak. penting antar Ayah dan anak, sedangkan sang Ibu cukup jadi pendengar.

Appa, tolong besarkan volume nya. Ini lagu asik!”

Lanjut dengan karaoke dadakan. Seperti tidak kenal lelah, mereka berdua saling sahut-sahutan nada.

“Oh iya, Dayeon liburan akhir tahun mau kemana?” tanya Ibu.

N(y)00 : Dayeon x ChaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang