Their Little confess

114 11 1
                                    

Flashback on

“Sudah ku duga hubungan kalian tidak akan berhasil”

Hanya suara khas tembakan dengan diiringi suara berisik entah lawan atau kawan yang terdengar dari ponsel masing-masing setelah itu.

Merasa tidak ada respon yang di dapat, pemuda kangguru dengan kulit hampir sepucat vampir itu akhirnya menatap kakak sepupunya dengan perasaan sedikit bersalah

Hyung, do you hear me?”

Hembusan napas panjang yang kasar adalah jawabannya.

Benda persegi panjang itu di letakkan sembarang di sampingnya, hingga kini tangannya bebas meraih guling yang tengah di jadikan bantalan kepala oleh adik berototnya untuk di jadikan penutup wajah.

Uh… dude, what’s your problem?”

Chris yang merasa kehilangan sandaran hidupnya mulai muak dengan Younghyun yang galau.

Tapi apa yang bisa lakukan?
Tidak mungkin kan ia mengusir kakak sepupunya yang jauh-jauh datang dari Korea ke Austarlia?!

So, this is the finale?”

Chris akhirnya meletakkan ponselnya, dan fokus menatap manusia yang berbaring di sampingnya dengan seluruh wajah yang masih tertutup guling di kasurnya.

“I love him, but I let him go”

Akhirnya membuka wajahnya yang penuh gurat lelah dan pasrah dari buntalan putih itu.

Manik dengan tubuh terlentang itu hanya mampu menatap langit-langit kamar bernuansa hitam abu-abu milik sepupu nya.

No, you’re not”

Kepala dua orang itu saling menghadap masing-masing.

Yang lebih tua menaikkan sebelah alisnya, menatap pemuda Bang dengan raut penuh tanya.

Sedangkan yang membuat pernyataan semakin menatap ke dalam orbit setajam rubah itu.

Dengan sekali hembusan napas mencoba bicara.

“You may like him, but it’s not love”

Kembali menatap kosong ke atas langit, hingga membiarkan dirinya terlelap.

Letting go Hyung, he’s not your lemon”

Setelah mengatakan itu, Chris kembali pada dunia nya yang berada dalam ponsel tanpa peduli bahwa yang lebih tua diam-diam masih belum sepenuhnya terlelap sepenuhnya.

Flashback off







Hanya suara dentingan piring yang beradu dengan garpu serta sendok di ruangan tanpa sekat antara meja makan dan dapur itu.

Si pemilik ruangan menunduk mengunyah makanan tanpa minat, sedangkan sang tamu hanya memperhatikan pemuda lainnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Temui dia”

Dengan begitu terhentilah tangan Younghyun yang hampir saja menyuapkan daging diatas nasi pada indra pengecapnya.

“Dia bukan aku yang tidak bisa berbuat banyak saat kita memutuskan untuk berpisah”

“Darimana kau tahu? Mungkin saja dia lebih menyakiti daripada kita pada saat itu”

Sungjin menghela napas sebelum kembali berbicara

“Karena tidak peduli seberapa kuat kita, yang pertama akan selalu berbeda Hyun-ah

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang