PROLOG

1.3K 27 3
                                    

"Ambil seluruh pesan baik dalam cerita, buang buruknya, dan jangan pernah jadikan tokoh fiksi sebagai panutan. Cukup untuk dijadikan inspirasi guna memperluas pandangan. Karena sebaik-sebaik manusia panutan hanyalah Rasulullah SAW."

***

HI, GANTENG! by Auliya Syafitri

Start: Desember 2023 [Old version] Agustus 2024 [New version]


-Happy Reading-


Mulut dan hidung yang sedikit mancungnya menghela napas begitu berat. Pemandangan bintang dan bulan yang menghiasi langit dari tempatnya berpijak membuat perempuan berhijab cokelat menerawang begitu jauh.

"Adek kenapa kok dari tadi diam aja?"

"Lily pengin makan seblak. Tapi dilarang sama Abi terus."

Senyuman hangat menyambut penglihatan gadis berusia 18 tahun berhijab putih. "Mungkin Abi khawatir kalau maag kamu kambuh." Kahfi melirik Khalisa yang memanyunkan bibirnya.

"Abi selalu melarang apapun yang Lily mau, bang..."

"Karena Abi sangat sayang sama Lily," ucap Kahfi. Dia mengelus puncak kepala Khalisa dengan tangan kirinya. "Abang mau tanya sama adek, tapi harus dijawab dengan jujur dan sesuai dengan isi hati. Kalau nanti udah lulus mau lanjut kuliah atau kerja?"

Khalisa menolehkan kepalanya ke kanan dan kedua tangannya terlipat di dada. "Kalau kuliah pasti makin pusing karena tugas, deadline, makalah dan juga skripsi. Kalau kerja bisa dapat uang hasil keras sendiri, ngga akan pusing kan, ya bang?"

"Ada juga pekerjaan yang menggunakan pikiran." Kahfi mencubit kecil pipi Khalisa.

"Tapi dapat uang yang banyak, kan? Sampai berapa juta bang?"

Kahfi tertawa. "Mungkin berjuta-juta, Ly."

"Kalau begitu, Lily mau kerja aja."

"Kalau pun ada beasiswa buat masuk ke Universitas, Lily tetap pilih yang mana?"

"Kerja. Tapi gimana caranya biar dapat beasiswa itu?"

"Lily harus jadi anak yang rajin belajar. Harus patuh dan nggak boleh benci sama Abi yang selalu melarang kemauan Lily. Kalau Lily jadi anak yang berbakti, jangankan mendapat beasiswa. Semua yang Lily minta pasti Allah kasih."

"Yaudah Lily ngga jadi pilih kerja deh, Abang."

"Terus Lily mau pilih apa?"

Khalisa memiringkan tubuhnya sambil tersenyum ke arah Kahfi yang sedang fokus menyetir. "Lily mau jadi kayak Abang."

"Masya Allah, adik cantiknya abang, Khalisa." Gumam Kahfi.

"AWAS BANG!"

Sebuah truk melaju

"Astagfirullah!" Batin Kahfi sebelum membanting setir mobilnya.

"Maafkan Abang Ly, Abang belum bisa menjadi kakak yang baik untuk kamu."

"Ya Allah, tolong biarkan saya yang pergi dari dunia ini dan biarkan adik saya tetap hidup. Perjalanan hidup dia masih panjang." Janji Kahfi sebelum akhirnya ia menatap wajah cantik yang penuh ketakutan.

Ciiit...

Bugh!

JDUARR!

Dikarenakan untuk menghindar dari truk yang mendekat ke arahnya, Kahfi hilang kendali sampai mobilnya keluar jalur hingga menabrak batang pohon yang berada di jalur sebelah kanan jalan.

Tubuh Khalisa terdorong ke depan membuat kepalanya terasa pusing. Pandangan matanya sedikit buram saat melihat keadaan kakaknya yang sangat mengenaskan. Seluruh tubuh Khalisa tidak bisa digerakkan, dan beberapa detik kemudian pandangannya mulai menggelap.

Setitik air mata jatuh. Kecelakaan 9 tahun yang lalu masih jelas dalam ingatannya. Khalisa tertampar realita. Rasa trauma menghancurkan semuanya hingga dia bertemu dengan orang yang sama baiknya seperti kakaknya namun diwaktu yang telat.

"Dunia memang kejam, karena itulah Allah tidak minta kita untuk cinta pada dunia."

"Saya akan berada di sisi kamu, Khalisa."

Suara berat bernada lembut dari manusia penyabar yang tak pernah dia anggap kehadirannya terngiang-ngiang di telinga. Hati yang hancur telah pulih. Sudah bukan lagi luka yang terpendam, melainkan hanya ada kebahagiaan.

Bagai wanita yang hidup di zaman Nabi Yusuf As. Karena ketampanan wajahnya kemudian akhirnya terpesona. Kedua tangan dari wanita berpiyama abu yang mengenggam balik tangan seseorang yang memeluknya dari belakang. Dia berbalik badan dan mengelus wajah laki-laki yang berada di depannya.

"HI, GANTENG!"


***

"Ketampanan dia memang tak setampan Nabi Yusuf As

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ketampanan dia memang tak setampan Nabi Yusuf As. Tapi aku juga bukan Zulaikha. Aku hanya wanita malang yang dijadikan Ratu oleh keluarganya."

-Khalisa Humaira Shaquena-

"Saya terus menyadari apa yang saya lakukan, tapi tidak menyesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saya terus menyadari apa yang saya lakukan, tapi tidak menyesal. Karena itu membuat saya menyadari pilihan saya. Lupakan perbedaan itu dan cintai saya."

-Muhammad Yusuf Al-Ghaza-

HI,GANTENG! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang