55. Dear

357 24 12
                                    

Ditempatnya Suryeon bergerak gelisah, wanita itu memiringkan tubuhnya kesamping kanan dan kiri berulang kali untuk mencari posisi nyaman diatas tempat tidur. Setelah tadi tak sengaja bangun di jam lewat tengah malam karena sebuah mimpi buruk yang mengharuskan Suryeon menarik diri kembali kealam nyata. Namun sayangnya, sekarang Suryeon tak bisa memejamkan matanya untuk kembali tidur.

Pergerakannya tanpa sadar telah mengusik tidur lelap Dantae yang ada disampingnya. Lelaki itu berulang kali melenguh karena merasa terganggu, hingga akhirnya bangun dengan merubah posisi menjadi duduk, lalu menyalakan lampu yang ada dimeja sampingnya.

Berulang kali Dantae mengusak matanya kasar agar penglihatannya segera netral, sembari berusaha mengumpulkan sebagian nyawa yang hampir kembali.

"Bunda." Panggil Dantae serak. Sesekali menguap lebar, berusaha menahan kantuknya yang masih terasa sangat berat. Ayolah, ini masih terlalu dini untuk bangun dan melakukan aktivitas.

Lantas, Suryeon menyibak selimutnya pelan kearah lain dan ikut terduduk seperti Dantae. Matanya menatap prianya sendu. "Ayah, ayo kita pergi kerumah sakit." Ujar Suryeon tiba-tiba.

"Hm, kenapa tiba-tiba?"

"Perasaan bunda nggak enak." Ungkap Suryeon.

Samar-samar Dantae menarik kedua sudut bibirnya keatas, getir. Hatinya dibuat mencelos, ini adalah kesekian kalinya. Semenjak Song Ah ada teman sekamar, dirinya maupun Suryeon dilarang keras oleh anak itu untuk menemani dirumah sakit dan menyuruhnya untuk istirahat dirumah.

Dantae meraih tubuh Suryeon, lalu menidurkan wanita itu perlahan. "Setelah bunda istirahat cukup, nanti kita pagi-pagi kesana jenguk kakak." Hibur Dantae. Memeluk Suryeon yang semakin menenggelamkan wajahnya didekapan Dantae.

Dengan lembut, Dantae menepuk punggung Suryeon secara halus, bermaksud menenangkan wanita itu agar dapat tertidur kembali. Meskipun tidak bisa dipungkiri, hatinya pun juga gelisah, perasaannya entah kenapa juga tidak enak sejak dia meninggalkan rumah sakit tadi sore.

Setelah Suryeon tertidur kembali, sekarang gantian Dantae lah yang tidak bisa kembali merajut mimpi atau hanya sekedar memejamkan matanya. Kantuknya ternyata sudah hilang entah kemana. Dantae pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat ia tunda tadi malam, sambil menunggu fajar tiba. Mungkin nanti dia bisa menenangkan hati dengan melihat matahari terbit bersama Suryeon dan si kembar sebelum pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan kedua Song Ah itu.

Pukul 04.30, Dantae akhirnya bisa menuntaskan semua pekerjaannya dengan cepat. Pria itu meregangkan tangannya yang tiba-tiba terasa kaku setelah banyak menulis dan mengetik. Dantae menyenderkan tubuhnya dikursi putar untuk mencari posisi nyaman, lalu memejamkan mata dan menarik nafas secara perlahan untuk merilekskan diri.

Namun dengan cepat menarik tubuhnya kembali untuk ditegakan, saat telinganya dengan jelas mendengar suara nyaring yang berasal dari ponsel pintar dimeja kerjanya. Dengan malas Dantae meraihnya, tanpa melihat sang pemanggil di layar, pria itu langsung mengangkat dan menempelkan ponselnya didekat daun telinga.

"Hallo?"


💕💕💕


"Sepertinya kita perlu memisahkan mereka berdua. Agar kami bisa lebih memantau keadaan merek lebih intents." Jelas Ikjun yang sudah menundukan sedikit kepalanya. Terlihat jelas jika dokter itu merasa bersalah dan menyesal.

"Untung saja kita bisa menemukan mereka dengan cepat. Kalau tidak, mungkin sesuatu yang fatal akan terjadi diantara mereka berdua." Lanjutnya.

Mendengarnya, membuat Suryeon seketika menjatuhkan tubuh lemasnya diatas kursi tunggu. Telepon yang didapat dari Jeong Won tadi pagi seketika membuat jantung Dantae berpacu dengan cepat saat mendengar kabar jika kedua Song Ah itu kecelakaan dan ditemukan dengan keadaannya yang cukup memprihatinkan.

Welcome To Our Life  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang