Chapter 17 || Si Tajir 7 Turunan

2.2K 419 224
                                    

Syukurlah, kabar yang baik sekarang. Dimana [Name] sudah bangun dari pingsan nya walau masih kaget pakai banget apa yang dilihatnya sekarang. Bagaimana tidak, di depannya sudah ada Kita yang memegang satu mangkuk yang berisi bubur dan Hinata, Sakusa, Kageyama, Kenma, Tsuki dan Suna yang mengelilingi [Name].




Bayangkan muka [Name] sekarang, sudah kek diculik abang abang.




"[Name], kau demam?" tanya Hinata.




"Eh? Ah! Ga demam kok, cuman... erhmmm agak gimana ya...." jika dirinya demam di hari itu, maka [Name] bisa dengan senang hati bilang bahwa yang dia demam dan sedang berhalusinasi.




"Ingin minum dulu?" tawar Kita sembari menyodorkan gelas berisi teh hangat buatan Hinata dan dibantu oleh Kenma tadi.




"Makasih," [Name] langsung menerima teh hangat dari Kita walau [Name] menjawabnya dengan singkat dan bersuara kecil. Entah kenapa [Name] agak gimana-gimana gitu sama mereka yang ukurannya normal, biasanyakan [Name] merawat mereka dari ukuran yang kecil.




Jadi kalau mereka kecil kan [Name] ga malu-malu juga pengen ngomong, pengen marahin mereka karena melakukan kesalahan tapi yang sekarang mereka berubah ke ukuran normal nya, mana tinggi-tinggi lagi. Kalau di kira-kira [Name] hanya sebahu mereka.




Minum saja pun [Name] harus nunduk dan mengalihkan pandangan dari mereka. Gelisah banget, gimana ga gelisah ya? Baru bangun dari pingsan sudah ngelihat cowok-cowok di depan mata, mana banyak lagi. Bagusnya, Sakusa paham dengan apa yang [Name] rasakan sekarang.




"Biarin Kita-san dan aku yang merawat, kalian bersih-bersih saja sana. Kuman kalian masih tersisa di rumah ini," waaahhh, sekalian modus pengen ngedeketin [Name] nih.




"Ck, padahal pengen ngerawat [Name] juga," dengan berat hati, Kenma keluar dari kamar [Name].




"Yaaahhhh, aku juga pengen ngerawat [Name] lhooo!" Hinata juga tidak terima dengan ucapan Sakusa barusan, tapi dari belakang Kageyama menarik kerah bajunya Hinata.




"Bodoh bodoh, kita bersihin rumah saja. Jangan menambah masalah," ucap Kageyama yang menarik Hinata.




"Ya," dua si joli yang mulut nya setajam silet ini jawab barengan dan keluar barengan. Aku heran, apakah mereka saudara terpisah atau gimana?

(Entah kenapa kalau lihat Suna ini, pasti 11/12 kek Tsuki. Malah ngira mereka saudara terpisah ahahaha)




"[Name]," Kita memanggil [Name] yang dari tadi bengong terus.




"........"




"Ekhem, [Name]?" panggil Kita sekali lagi.




"Eh? Iya??" ya ampun, [Name] kalau sudah kek gini ribet, tapi untungnya Kita sabar banget ngehadepinnya.




"Lagi ada banyak masalah ya? Seharusnya kalau ngelihat kami yang ukurannya normal seperti ini, tidak sampai pingsan seharunya," tanya Kita, dari tadi Kita sangat khawatir. Kok langsung pingsan pas ketemu, paling wajar kalau kaget lah ini kaget + pingsan.




"Iya, kalau ada masalah bisa bicara ke kami," minta Sakusa supaya bisa membuat [Name] lega dengan bercerita. Apalagi sekarang seperti nya [Name] sangat membutuhkan teman cerita sekarang.




Setetes air mata jatuh di pipi [Name], dan tentu itu membuat para dua cowok ini terkejut.




"Ya... YA COBA KALIAN BAYANGIN! AKU TU YA, GA ADA NGERUGIIN SAMA SEKALI TAPI MALAH DI PECAT SAMA BOS DI ATAS BOS NYA LAGI, NGERTI GA? YA POKOK NYA GITU. PADAHAL KERJA KU JUGA BAGUS DI SANA, PERUSAHAAN JALAN LANCAR JAYA TERUS," beeuhhh, [Name] mengeluarkan semua unek-unek nya yang di cancel selama di jalan tadi.




|| Haikyuu Chibi || Cerita ini ga dilanjutin, tapi ada cerita baru. cek aja cobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang