10

147 7 0
                                    

"Coba sekarang kamu yang maju. Saya penasaran sama visi misi kamu." Unjuk Harry pada Aurora.

"Mampus banget," gerutu Aurora.

"Semangat Ara," kata Carla dan yang lainnya.

"Haha iya, semangat." Balas Aurora terpaksa tersenyum.

Ia sudah tau visi misinya, namun sayangnya visi misinya ini seratus persen berbanding terbalik dengan apa yang ia inginkan. Tapi visi misi ini akan membuat citra murid teladannya meningkat.

"Panggil aja Ara, dari kelas sepuluh ips satu. Visi- membuat seluruh murid sekolah ini taat akan peraturan sekolah. Misi- razia setiap hari. Kalo saya jadi osis. Sekian, terima kasih."

"Anjrit, Ara!" Pekik Lista tertahan.

"Otaknya lagi konslet kayaknya," sambung Rion.

"Anjrot, tuh ketua kelas ngadi-ngadi bae misinya." Sahut Nopal.

"Ara, beda dari yang lain." Ucap Carla dengan senyuman.

"Yakin banget bakal jadi osis," cibir Nia.

"Kan saya bilang kalo saya jadi osis, bukan saya jadi osis." Balas Aurora yang mendengar cibiran Nia. Nia berdecih kesal, tidak tahu harus membalas apa.

"Terus kamu yakin, bakal bisa ngerazia setiap hari?" Harry bertanya dengan nada meremehkan.

Aurora mengangkat kedua bahunya. "Gak tau lah kak, saya jadi osis aja belom." Jawabnya enteng. Harry memijat pangkal hidungnya.

Gina bertanya. "Kalo gitu, kamu tau kepanjangan dari osis apa?"

"Organisasi sekolah induk siswa?" Jawabnya sepertinya bertanya balik.

"Salah." Tekan Harry sambil menyunggingkan bibir. "Sepertinya kamu tidak berniat menjadi anggota osis."

Aurora menjawab dengan ceria. "Emang enggak," katanya tersenyum.

Harry menghela nafas. "Oke, kamu duduk. Selanjutnya," titah Harry.

"Bagus banget sayang," puji Lion yang langsung mendapat tatapan tajam dari manusia di sebelahnya.

"Iya lah, gue gitu lho."

"Ara, keren. Tapi nanti lu bisa gak keterima lho," ucap Fakhri lembut.

"Gapapa, santai. Gue emang gak niat jadi osis." Aurora kembali duduk di sebelah Carla.

"Kalo Ara gak keterima jadi anggota osis, aku juga gak mau jadi osis." Ungkap Carla.

Aurora sedikit melotot menatap Carla. "Jangan gitu dong Car, lu kan udah persiapan sebulan buat jadi anggota osis."

"Biarin aja. Kalo gak sama Ara, aku gak bakal mau jadi anggota osis." Kata Carla dengan nada ngambek.

"Astaga, cape banget punya temen." Gumam Aurora.

"Ini tidak ada yang mau-"

"Gua kak!" Sela Lion, ia maju ke depan.

"Sebenarnya gua gak mau jadi anggota osis, tapi karena pacar gua.. jadi ya gitu lah kalian pasti tau. Visi misi gua karena gua seksi humas di kelas. Visinya menjalin hubungan baik sesama antar murid. Misinya mengadakan acara perjodohan seminggu sekali." Pungkasnya santai.

"Nama dulu," ucap Harry pelan, ia sudah lelah. Ada apa dengan para siswa dan siswi yang mendaftar jadi anggota osis tahun ini -hanya beberapa yang serius, sangat berbeda dengan tahun kebelakang yang bahkan bersuara saja tidak berani, mereka hanya bersuara saat disuruh saja termasuk Harry.

"Oh iya, lupa hehe. Tapi siapa sih di sini yang gak kenal gua?" Tanyanya. Semua diam karena memang mereka mengenal Lion atau lebih tepatnya si playboy cilik.

"Gua gak kenal lu," jujur Harry.

"Kok bisa lu gak kenal gua, kak?!" Kagetnya. Harry hanya menatap serius Lion.

"Oke, gua perkenalan. Nama gua Lion dari kelas sepuluh ips satu, seksi humas di kelas, ulang tahun bulan desember, hobinya ngegodain cewek tapi udah tobat semenjak jadi pacar seorang Carla kemaren, cita-citanya jadi sul-"

"Oke, stop." Perintah Harry. "Gantiin gua nanya, Gin." Pinta Harry pada Gina. Lalu ia berdiri dan duduk bersandar di bangku paling belakang dekat tembok.

Aurora tertawa. "Bhahaha depresot dia," begitu juga dengan yang lainnya ikut tertawa pelan.

"Oke, diam semuanya!" Ucap Gina tegas. Ia kemudian menatap serius Lion. "Apa-apaan sama misi kamu, emang kamu kira sekolah kita tempat talkshow, ha!?" Gina bertanya tajam.

Hening.

Tiba-tiba aura yang tadinya tegas namun santai berubah menjadi tegas namun menegangkan.

"Bukan kak," cicit Lion.

"Mungkin maksud sing- Lion, ngadain acara seperti acara perjodohon dan bukan acara jodohan beneran kak," bela Aurora. Bagaimanapun- Aurora bertanggung jawab atas semua siswa dan siswi kelas X IPS 1, ia ketua kelas dari kelas mereka.

"Diam. Saya tidak bertanya sama kamu, Ara. Dan giliran untuk kamu sudah selesai tadi." Tegasnya.

"Oke kak," pasrah Aurora sambil tersenyum miring.

Sekali kali ia ingin melihat Lion menjadi pendiam. Pembalasan karena masih saja suka memanggilnya sayang, padahal ia sedang berpacaran dengan teman baiknya. Memang Carla terlalu polos untuk laki-laki penuh noda seperti Lion.

"Santai, gue cuman pengen ngasih pembelajaran ke si singa melalui ka Gina." Ucapnya saat kembali mendapat tatapan sendu dari Klaris, Nopal, dan Hani.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang