"Seksi mata lo." sembur Ara garang.
Sudah berkali kali Ara memperingati Gara. Jangan memanggilnya beby. Gara sendiri yang bilang beby yang dia maksud itu babi. Semenjak Gara bilang seperti itu, nggak mau lagi Ara di panggil beby. Masa dirinya yang cantik ini di samain dengan hewan berkaki empat. Dasar, teman akhlakless.
"Matamu seksi itu terbukti dari caramu menatap aku."
"Aku seperti ada di dalam penjara cintamu."
Ara menatap Gara dengan jengah. Marah marah sama cowok itu sepertinya bukan pilihan yang tepat. Apalagi Valdo dan Naldi ikut ikutan nyanyiin lirik lagu Mulan Jameela yang berjudul makhluk tuhan paling sexy. Membuat amarahnya berhenti detik itu juga.
Ara merebahkan dirinya di sofa. Karena lelah menghadapi ketiga sahabatnya.
Kreekk..
Mata Ara menyipit kala pintu utama terbuka.
Kevin dan Rian. Mereka berdua datang sambil menenteng plastik putih di kedua tangan nya masing masing.
"Nah ini dia yang di tunggu tunggu." seru Valdo menyambut kedatangan Kevin dan Rian.
"Apa yang lo tunggu apa?" sahut Rian galak.
"Lo berdua pasti bawain makanan kan?" celetuk Valdo sambil menunjuk plastik yang mereka bawa.
"Makan nih sepatu." Rian melempar plastik di tangan kanan nya ke arah Valdo, lalu di sambut Valdo dengan menangkap plastik berwarna putih itu.
Gara dan Naldi tertawa renyah. "Kayak nya enak Val. Makan sepatu."
"Kalian mau? Cobain gih?" Lalu menyodorkan plastik putih itu ke Gara dan Naldi.
Kedua nya serentak menjawab."Ogah."
"Kata nya enak. Di kasih malah nggak mau." dumel Valdo.
"Btw. Ini sepatu untuk gue, Yan?" tanya Valdo menatap Rian.
"Nggak. Itu sepatu untuk Ara." sahut Rian ngegas.
"Santai aja dong brader." Valdo mengambil box sepatu lalu membuang plastik itu ke sembarang arah. Padahal udah di bilang sepatu itu untuk Ara, Valdo tetap membuka nya karena penasaran sama merk sepatu yang di berikan Rian untuk Ara.
"Untuk gue? Pasti mau minta bantuan lagi sama gue kan?" Ara paham banget sama kelakuan Rian yang ngasih hadiah karena ada maunya.
"Yo'i. Gue pengen lo pura pura jadi pacar gue malam rabu. Lo bisa kan?"
"Lagi?" Ara mengernyit heran. Bukan sekali Rian meminta bantuan seperti ini. Emang pacarnya gak curiga apa? Kalau dirinya ini sahabatnya Rian?
"Iya. Lo mau kan bantuin gue, Ra? Sahabat gue yang paling cantik ini pasti mau."
Mana ada Ara pilihan lain selain menjawab mau. Pernah Ara bilang nggak mau. Karena ia capek habis main voli sama teman-temannya di sekolah. Rian langsung mendatangi rumah Ara. Rian ngadu sama mama Ara, karena Ara nggak mau menemaninya.
Ara langsung kena omel sama mama nya mendengar aduan dari Rian. Akhirnya, Ara terpaksa mengiyakan permintaan Rian daripada di omelin mama nya seharian.
"Iya.. iya.. gue mau." cetus Ara.
"Tos dulu dong." Rian mengajak berhigfive karena Ara mau membantu nya.
"Ada untung nya juga lo nggak satu sekolahan sama gue, Ra. Soalnya, cewek cewek yang gue gaet, nggak ada yang kenal sama lo. Jadi, kan seru tu. Mereka nggak ada yang tahu. Kalo lo cuma pacar pura-pura gue." Rian duduk di sebelah Ara lalu mengempaskan punggungnya ke belakang sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ultimate Happines
Teen FictionPacaran harus minta persetujuan. Sudah minta persetujuan di suruh nolak. Pacaran tanpa persetujuan disuruh putus. Di kisah hidup orang lain, ada abang yang tukang ngatur dan nggak ngebolehin adiknya pacaran. Di kehidupan Ara ada kelima sahabatnya...