Acara penyeleksian untuk menjadi anggota osis baru saja berakhir. Aurora membantu semua teman kelasnya— ya kecuali Fakhri, dia tidak membutuhkan bantuannya.
Saat Lion dibuat diam seribu bahasa oleh pertanyaan dari Gina, Harry kembali memimpin acara. Jadi suasana penyeleksian anggota osis tidak tegang sampai akhir.
"Kalian duluan aja ke kantin, gue ada urusan." Kata Aurora.
Carla bertanya. "Ara mau kemana?"
"Gak perlu tau," balasnya.
"Mau gua temenin?" Tawar Fakhri, Aurora menggeleng.
"Sana kalian duluan ke kantin. Tenang aja, gue pasti nyusul."
"Ayok teman dan pacar gua, kita ke kantin, biarkan Ara menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Kita sebagai teman yang dermawan jangan merepotkannya." Ajak Lion sok bijak. Mereka pun berjalan ke kantin tanpa Aurora.
Aurora memperhatikan sekitarnya, ia berjalan mendekat ketika ia menemukan objek yang menjadi urusannya.
"Kak Harry!" Panggil Aurora. Harry berhenti lalu menoleh tanpa menjawab panggilan dari Aurora.
"Mau ngomong sebentar, bisa?" Pintanya. Harry mengangkat sebelah tangannya, melihat jam yang berada di pergelangannya.
"Sepuluh menit," jawabnya.
"Oke cukup." Katanya. "Sebelumnya maaf kak bi—"
Plak
Aurora menampar punggung siswa yang melewati mereka. Siswa tersebut ingin marah, namun ia urungkan saat tahu siapa yang memukulnya.
"Ke-kenapa ya, Ara?"
"Kenapa kenapa, liat penampilan lu! Baju dikeluarin, rambut diwarnain, gak pake gesper, dasi malah dijadiin bandana. Lu siswa apa preman pinggir jalan, ha?!" Aurora berucap senga. Ia tidak suka melihat siswa atau siswi yang penampilannya melebihi kata berantakan, mengganggu pandangannya saja.
"I-iya sorry, nanti gua rapihin." Jawab siswa tersebut. "Tapi lu serius? Jadi osis?" Tanya siswa tersebut dengan ragu.
"Iya, kenapa emang?!"
"Gak," jawabnya sedikit takut, Aurora mulai marah.
"Yaudah gua pergi sekarang, makasih udah ditegur." Kata siswa tersebut. Hampir semua murid SMA SKYGA tahu bahwa Aurora tidak boleh dibuat marah, semua murid akan menjadi pelampiasannya— tanpa terkecuali.
"Sisa 6 menit," ucapan Harry membuat Aurora tersadar saat terus menatap siswa tadi dengan tajam.
"Ah. Sebelumnya saya mohon maaf karena sepertinya saya berlaku kurang sopan saat—"
"Emang gak sopan," potong Harry dengan santai. Aurora menghela nafasnya, baiklah! Ia harus sabar, demi temannya.
"Oke. Sebelumnya maaf karena saya berlaku tidak sopan di acara penyeleksian osis tadi, tapi semua itu saya lakukan semata-mata hanya untuk menolong teman saya yang dalam kesuliatan."
"Terus?"
"Jadi saya mohon pada kak Harry agar menerima saya menjadi anggota osis dengan mempertimbangkan visi dan misi yang saya ucapkan di acara penyeleksian tadi." Ungkapnya.
"Hmmm, bakal gua pertimbangin. Udah kan? Gua masih ada acara olimpiade." Balas Harry.
"Udah kak, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk saya." Aurora terpaksa senyum. Harry meninggalkan Aurora setelah berdehem.
Jika bukan karena Carla yang bicara ia tidak akan masuk osis jika ia tidak diterima juga— Aurora tentu saja tidak akan melakukan hal seperti ini. Aurora tidak akan menyia-nyiakan perjuangan temannya hanya karena dirinya. Bikin repot saja memang.
>•~•<
"Ara!" Carla memanggil dengan tangan melambai di atas. Aurora menghampiri tempat duduk mereka.
"Nih Ara, udah aku pesenin. Mie ayam pedes, kesukaan Ara." Carla menyerahkan semangkok mie ayan dengan ceria.
"Emang lu doang temen terbaik gue," Ia mengaduk mie ayamnya.
"Saran dari gua itu anyways," sambung Lista.
"Ih Listaaaa, kan aku udah bilang— diem-diem." Bisik Carla namun bisa didengar semuanya.
"Iya iya maaf, keceplosan gua." Alibi Lista.
"Huh."
Sudah Aurora duga, Carla tidak akan ingat untuk memesankan makanannya juga.
"Utu utu, pacal Ion ngambek iyaaaa?" Kata Lion sambil mengunyel pipi Carla.
"Cuman numpang doang gua mah di bumi," ucap Rion.
"Ada yang mau ikut gua ke planet neptunus?" Tawar Nopal.
"Ikut," jawab Hani, Lista, Klaris, Rion, dan Aurora tentunya.
"Kabarin gue kalo mau berangkat," kelakar Aurora.
"Gua ikut kalo Ara ikut." Cetus Fakhri.
"Eleh eleh," ucap Nopal, Rion, dan Lion bersamaan sambil menatap Fakhri.
"Apa?!"
"Gua mencium aroma-aroma cinta bertepuk sebelah tangan." Rion pura-pura mengendus.
"Aurora Aurora negatip karena cinta," ceplos Nopal.
"Nopal, denda bayar uang kas dua kali lipat."
"Anjrit Ara...?!" Nopal baru sadar.
"Lu nyebut nama gue," balas Aurora cuek sambil memakan mie nya.
"Ya maap, keceplosan Ara. Kali ini aja ya, maapin?"
Aurora meminum es teh manisnya. "Tidak menerima tawar menawar."
"Alamat kanker ini mah, kantong kering." Nopal memakan nasi gorengnya dengan tidak mood. Nopal tentu saja menjadi bahan tawaan saat ini.
•Older Me•
suka banget sama karakter Auroraaaaa and Fakhri
tapi sayangnya Fakhri bukan pemeran utamanya😭
SKSKAKSKS HAHAHAHAHA
salam jodoh, rangurlazy
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞
Teen Fiction"Shut up! I'm olders you!" "But i'm your boyfriend!" ΔCover dan foto yang ada di dalam cerita berasal dari pin meski tidak semua!Δ Higest rank : #1 in junior [17-05-2022]