Setelah Jimin menyelesaikan semua kekacauan yang dibuat oleh Taehyung dan memastikan bahwa pria yang dipukul oleh sepupunya itu mendapatkan perawatan yang layak di rumah sakit. Pria berbibir tebal itu mendatangi sepupunya yang seperti tidak merasa bersalah.
Taehyung menggenggam gelas berisi air dingin dan hanya memandang ke halaman belakang rumah Jimin melalui jendela kaca tanpa benar-benar memperhatikan dengan baik. Pikirannya benar-benar tidak di sini dan tidak mencerna dengan baik apa yang baru saja Jimin katakan.
Memori beberapa jam yang lalu terus menyerbu kepalanya, hingga Taehyung tidak bisa mengelak dan mau tidak mau kembali memikirkan tentang rencana yang ia buat secara spontan dan akan berdampak besar bagi kehidupannya ke depan.
Ia baru saja mengajak seorang wanita bersuami untuk kabur dan memulai hidup baru dengannya. Tentu ini bukan masalah karena wanita itu adalah wanita yang paling ia cintai di dunia.
Yang menjadi masalah adalah ia harus melakukannya dengan rapi. Taehyung harus bisa melarikan diri tanpa dicurigai dan tanpa diketahui oleh siapapun. Terutama Jimin.
Jujur saja. Dia tidak memiliki perasaan was-was atau mungkin ragu-ragu. Pria tinggi beralis tebal itu sudah mantap dan siap meninggalkan kehidupannya saat ini.
Karir, keluarga, dan juga istri.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan? Taehyung! Apa kau mendengarku?"
Taehyung tersadar dari lamunannya. Entah, sudah sejak kapan Jimin berbicara padanya. Dan kalimat apa saja yang sudah sepupunya itu ucapkan padanya. Taehyung hanya menangkap yang terakhir.
"Aku tidak melakukan apa pun. Dia pantas mendapatkannya," sahut Taehyung lalu meneguk air dalam gelasnya.
"Apa ini ada hubungannya dengan wanita yang menangis itu?"
Taehyung seketika membatu. Apakah Jimin menyadari bahwa ia telah menyelamatkan Joohyun? Pria itu melirik sepupunya sekilas.
"Wanita?" tanya Taehyung pura-pura tidak tahu.
"Iya, yang berambut pendek dan memakai kacamata. Kau mengenalnya."
Sesaat Taehyung mengembuskan nafas ringan. Nafasnya bisa kembali normal karena ternyata, Jimin tidak tahu bahwa wanita itu adalah Joohyun. Taehyung menebak, wanita itu mengubah style-nya. Hingga Jimin bahkan tidak mengenalinya.
"Tidak," bohong Taehyung santai.
"Kupikir kau sudah siap kembali ke perusahaan, Tae. Ternyata, tidak. Kau tidak bisa kembali sekarang."
Jimin menggelengkan kepalanya sambil mondar-mandir di dalam ruangan. Ia dibuat kalang kabut oleh ulah sepupunya ini. Belum apa-apa ia sudah terkena masalah. Untung saja, beberapa saksi di sana sedang mabuk. Mungkin mereka tidak menyadari siapa pria yang memukul Tuan Shin. Namun, bukan berarti Taehyung tidak akan dituntut di kemudian hari jika Tuan Shin ingin meminta kasus ini diselesaikan lewat jalur hukum
"Terima kasih sudah membantuku, Jim. Semoga tua bangka dan rekan-rekannya itu tidak ingat kejadian ini."
Taehyung meletakkan gelasnya di meja lalu menepuk bahu Jimin beberapa kali.
"Dan, aku memang tidak berencana kembali ke perusahaan," lanjut Taehyung.
"Apa maksudmu?" Jimin melirik Taehyung penuh tanda tanya. Sementara pria itu hanya terdiam.
"Sayang."
Suara Seulgi membuat Jimin menoleh. Wanita itu berdiri sambil menggendong putranya yang terlihat sudah semakin besar. Pipinya yang cubby dan rambutnya yang hampir semuanya berdiri membuat sang ayah tidak dapat menyembunyikan senyumannya ketika melihat bocah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Event
RomanceKetika sang istri terbaring koma di rumah sakit. Taehyung bertemu dengan Joohyun yang malam itu babak belur. Keduanya yang telah memiliki kehidupan pernikahan masing-masing sering dipertemukan kembali dalam sebuah tragedi. Apa pertemuan itu adalah t...