Hai, selamat malam! Bagaimana hari kalian? Bahagia, kah? Atau ingin segera melewati hari ini? Apapun itu, aku harap semoga kalian bisa bertahan sampai menemukan kebahagiaan. Fighting!
Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜
So, happy reading✨
🌷🌷🌷
"Untung siang ini enggak terlalu terik. Jadi kita gak ngerasa kepanasan di sini."
Farah yang duduk di hadapan Yuda mengangguk mengiyakan. Sembari tersenyum manis, Farah memandang ke arah luar kurung bianglala. Melihat banyak sekali burung yang beterbangan melintasi tempat mereka saat ini. Entah kenapa, akhir-akhir ini Farah suka sekali melihat burung yang terbang bebas di udara.
Berbeda dengan Farah yang menikmati suasana di dalam bianglala yang berputar, yang Yuda lakukan justru tidak berhenti memandang paras cantik sang pemilik hati. Bahkan senyum manis tidak pernah luntur dari belah bibir pria tampan tersebut. Merasakan sesuatu yang menggelitik di dalam diri begitu memfokuskan sorot ke arah manik Farah—cintanya.
"Kalo kamu gak buka jas, mungkin sekarang kamu bakal ngerasa panas," ucap Farah menatap Yuda yang memang telah menanggalkan jas dari tubuhnya dan disimpan di mobil. Hingga kini tubuh tegap pria tersebut hanya dibalut dengan kemeja putih berwarna putih bersih.
Yuda tersenyum. Tanpa mengalihkan pandangan dari kedua manik Farah, pria tampan tersebut meraih tangan kiri sang gadis untuk dielus lembut. Sesaat kemudian Yuda memperhatikan cincin yang melingkar cantik di jari tengah Farah dan mengecupnya penuh kasih sayang.
"Suatu saat cincin ini akan digantikan dengan cincin yang lain. Aku akan menyematkan cincin baru itu ke jari manis kamu. Itu pasti bakal kelihatan cantik," tutur Yuda sembari terus menatap cincin pemberian dirinya di tepi danau kala itu.
Farah tersenyum manis. Karena gemas akan ketampanan yang dimiliki oleh sang kekasih, tangan Farah yang bebas terangkat guna mengelus pucuk surai Yuda. Sehabis itu, mereka berdua tertawa kecil sembari tangan kiri Farah kini dibebaskan.
"Aku menunggu saat-saat seperti itu. Pasti bahagia banget rasanya. Walaupun kita gak tau akhirnya bakal seperti apa, tapi aku harap laki-laki yang nyematin cincin di jari manis ini adalah kamu," kata Farah menatap jari manis di tangan kanannya barang sejenak.
"I will," sahut Yuda sebelum menyelipkan helaian rambut milik sang tambatan hati ke belakang telinga dengan gerakan lembut. Tidak lupa tangannya mengelus pipi Farah sebagai ungkapan rasa sayang.
"Nanti malem aku bakal jemput kamu jam tujuh. Jangan dandan terlalu cantik, nanti para predator di luar sana pengen kamu jadi milik mereka. Aku gak suka itu. Kamu ngerti, sayang?" tutur Yuda berhasil membuat kedua pipi Farah memanas saat itu juga.
Walaupun tersipu, Farah tetap bertanya, "Emang nanti malem kita mau kemana?"
Yuda menjawab, "Papa buat pesta kecil-kecilan di rumahnya buat ngerayain aku karena udah resmi jadi CEO Perusahaan Abigail. Orang-orang yang kita kenal deket diundang untuk dateng ke sana. Termasuk Om Bayu dan Tante Lisa."
Gadis di hadapan Yuda terdiam dengan kedua alis menyatu tajam. Tidak lama setelah itu, Farah memandang Yuda kemudian kembali bertanya, "Aurin dan kedua orang tuanya ikut juga?"
Sontak saja Yuda dibuat bungkam oleh pertanyaan Farah. Yuda sempat lupa kalau kekasih cantiknya itu tidak suka pada Aurin. Lebih tepatnya adalah cemburu. Padahal Farah jelas tahu bahwa Aurin merupakan sepupunya. Akan tetapi, takaran cemburu milik Farah rupanya begitu berlebihan. Namun di samping itu semua, Yuda suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAYUDA ✔
Genç KurguBagaimana bisa seseorang yang telah mati kembali menampakkan diri dalam kondisi baik-baik saja? Konyol, bukan? Namun itulah yang dialami oleh Elfarah Pradipta. Pertemuan pertama Farah dengan seorang pria bernama lengkap Yudhistira Abigail mampu mem...