Seperti biasa Mahen tengah asik membaca novel yang baru saja dia beli kemarin. Dia menyadari kehadiran Claudia yang memasuki rumah dengan mata yang sembab dan langsung menuju ke kamarnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu, Mahen ingin tahu. Lantas saat Jerrel hendak pergi ke arah tangga, Mahen langsung menghentikannya dengan sebuah pertanyaan.
"Lo, apain Claudia bang? Matanya sampe sembab gitu?"
Jerrel mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar dan duduk di samping Mahen. "Dia teringat sama keluarganya, terus mendadak nangis gitu." Jerrel tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, karena dia tidak ingin Mahen ikut terbebani dengan masalah yang Claudia miliki.
Mahen merasa ada yang tidak beres, tinggal bersama dengan kakaknya tentu saja membuat Mahen paham setiap gerak-gerik yang dilakukan Jerrel. Seperti saat ini, dia sangat yakin jika sebenarnya Jerrel sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi dia tidak ingin memperpanjang masalah, kemudian ia memilih pergi ke kamar Claudia, untuk memastikan jika dia baik-baik saja.
Mahen mengetuk pintu kamar Claudia terlebih dahulu. "Gue boleh masuk?"
Claudia yang saat itu sedang meratapi kesedihannya, langsung menghapus sisa air mata yang masih ada di pipinya. Lalu membukakan pintu, untuk Mahen masuk ke dalam kamarnya.
"Jujur sama gue, apa yang bang Jerrel lakuin sampe bikin lo nangis kaya gini?" tanya Mahen sembari mengguncang bahu Claudia.
Claudia bingung harus menjawab apa, kenapa Mahen sekhawatir itu padanya. Tentu saja dia tidak mungkin menceritakan kejadian tadi. "Aku tidak apa-apa, hanya merindukan keluargaku saja."
"Lo lagi nggak bohong kan? Gue harap lo bisa lebih jujur ke gue. Bagaimanapun lo adalah orang yang udah nyelamatin nyawa bang Jerrel. Jadi kalau ada apa-apa sama lo, gue juga ikut bertanggung jawab."
Claudia tersentuh mendengar apa yang baru saja Mahen ungkapkan. Mahen sangat berbeda dengan Jerrel, dia memiliki sifat yang hangat. Meskipun terkadang dia berbicara dengan intonasi yang tinggi.
"Terima kasih telah perduli padaku, maaf jika aku selalu merepotkanmu."
"Akan sangat merepotkan kalau lo nggak cerita apa yang sebenarnya terjadi. Tapi gue nggak maksa lo buat cerita sekarang, kalau ada apa-apa cerita aja sama gue." Mahen mengelus puncak kepala Claudia dan tersenyum, sebelum dia kembali ke kamarnya sendiri.
Claudia jadi merasa tidak enak pada Mahen, dia sangat baik padanya. Tapi ia juga tidak mungkin menceritakan identitas aslinya pada Mahen. Sudah cukup Jerrel saja yang tahu, dia tidak ingin menyusahkan Mahen nantinya. Apapun yang sedang di alaminya saat ini, bukanlah tanggung jawab orang lain. Apalagi dia sadar posisinya hanyalah orang asing bagi Jerrel dan Mahen. Sudah bisa tinggal di sini saja, sudah lebih dari cukup.
🦋🦋🦋
Bellanca kembali pulang ke Everleigh, dia teringat apa yang di katakan Eden. Jika Clarabel tidak bisa masuk ke portal itu, dia harus menanyakannya pada Ratu Aubrielle. Ia bergegas pergi untuk menemui Ratu Aubrielle, namun Noah menahan lengannya. "Kamu baru saja kembali dari dunia manusia, harusnya kamu istirahat terlebih dahulu."
"Aku tidak butuh istirahat, yang aku butuhkan adalah cara untuk bisa membawa pulang Clara!"
"Aku tahu itu, tapi kamu juga harus menjaga tubuhmu sendiri. Jika tubuhmu terluka, Clara juga pasti akan sedih. Kita bisa ke istana Ratu Aubrielle besok, sekarang beristirahatlah."
"Noah, Terima kasih," singkat Bellanca.
Hanya dengan ucapan itu saja, Noah sangat senang mendengarnya. Dia sangat paham sifat asli Bellanca seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Butterfly | Jung Jaehyun
Fanfiction"Sebenarnya dia siapa, kenapa mimpi yang sama terus datang?" Kisah cinta yang belum usai, sejak ribuan purnama. Dipertemukan kembali dalam takdir yang berbeda. Start -4 Januari 2022- End -2 Agustus 2022-