2- Menolak Perjodohan

5 1 0
                                    

Semoga Kalian Suka 😊

Setalah menelpon dengan sahabatnya Diana duduk di samping suaminya Sem sambil menghela napas panjang dengan wajah cemas.

"Siapa mah?"

"Ini Diah"

"Sahabat kamu yang udah lama ga ada kabar?"

"Iya"

"Dia kenapa?"

"Dia sakit kangker pah, stadium akhir"

"Apa? Kangker stadium akhir?"

"Iya"

"Kita batalkan penerbangan untuk besok, aku harus bertemu dengan Diah Sekarang"

"Iya, papah akan siapkan kendaraan untuk kita pergi ke rumah Diah"

"Iya pah"

"Shyam Shyam Shyam" teriak Diana dengan suara panik.

"Iya mah ada apa?"

"Sekarang kamu siap-siap, kita pergi ke Bandung"

"Ke Bandung? Mau ngapain? Bukannya besok pagi mamah dan papah akan berangkat ke Landon?"

"Ga jadi, kita pergi ke Bandung sekarang juga, cepet kamu siapa-siapa"

"Iya"

"Shyam cepat, Shyam Shyam Shyam"

"Iya mah bentar" jawab Shyam, sambil berjalan menuruni tangga rumah.

******

Di perjalanan menuju rumahnya Diah, terlihat dalam raut wajah Diana, bahwa Diana sangat panik dan cemas. Hal itu lah yang membuat Shyam bertanya-tanya ada apa dengan ibunya? Kenapa ibunya bisa sepanik itu? Mereka ke Bandung mau ngapain? Itulah kira-kira yang ada di benak Shyam, namun Shyam tidak berani bertanya pada ibunya maupun ayahnya.

"Shyam kamu sayangkan sama mamah?"

"Ya jelas sayang lah mah, ga usah di tanya lagi"

"Kalo kamu benar-benar sayang sama mamah, mau ga kamu ikuti satu permintaan mamah"

"Permintaan apa mah?"

"Mamah mau kamu menikah sama anaknya Diah, sahabatnya ibu."

"Apa? Menikah?" Jawab Shyam syok.

"Menikah?" ucap Sem Syok dengan mata melotot saking kagetnya.

"Yang benar aja mah, Shyam masih sekolah. Masih banyak mimpi yang belum Shyam wujudkan, masa Shyam harus menikah di usia muda" ucap Shyam dengan nada tinggi.

"Maksud mamah apa? Kenapa Shyam harus menikah sama anaknya Diah?" Tanya Sem suaminya Diana dengan wajah bingung sekaligus syok.

"Itu adalah janji mamah dan Diah, sebelum mamah menikah sama papah. Mamah membuat janji dengan Diah bahwa kami akan menjodohkan anak kami di masa depan."

"Pokonya Shyam ga mau tau ya, Shyam ga mau menikah"

"Mah Shyam itu masih muda, di berhak menikmati masa mudanya bersama teman-teman nya bukan menikah" ucap Sem tegas.

"Pokonya mamah ga mau tau kamu harus menikah dengan anaknya Diah, saat kita tiba di Bandung."

"Mah Shyam ga mau menikah, harus berapa kali Shyam bilang. Kalo Shyam ga mau menikah"

"Mah... Shy"

"Udah pah, jangan memihak Shyam terus. Mamah tau ko mana yang terbaik dan engga buat anak mamah sendiri" Sela Diana dengan suara tegas.

"Pokonya Shyam ga mau menikah, turunin Shyam sekarang juga"

"Pa amin berhenti di sini" Lanjut Shyam.

"Jangan pa, jangan berhenti. Lanjutkan perjalanan nya sampai di tempat tujuan."

"Baik nyonya."

******

"Dhira, ibu mohon tolong wujudkan permintaan ibu sebelum ibu pergi"

"Bu Dhira ga mau menikah muda, Dhira maunya ibu sembuh."

"Dhira ibu tidak bisa Bertahan terlalu lama, ibu mohon Dhira. Wujudkan permintaan ibu untuk kali ini aja."

"Dhira keluarga Tante Diana sedang menuju ke sini, ibu mohon sama kamu Dhira. Tolong wujudkan permintaan ibu, sebelum ibu pergi untuk selama-lamanya."

"Cuma itu yang ibu mau Dhira, ibu mau menyaksikan pernikahan anak semata wayang ibu."

"Dhira..... Tante Diana orang yang baik, ibu yakin anak Tante Diana juga adalah orang ya baik. Sama seperti ibunya."

"Dhira... Ibu mohon kamu mau ya nikah sama anaknya Tante Diana."

"Dhira......." Bujuk Diah dengan suara lembut untuk meyakinkan anaknya itu.

Mendengar ucapan ibunya, Nadhira terdiam. Lalu ia menarik napas dalam-dalam, dengan terpaksa Nadhira mengatakan

"Iya Bu Dhira mau menikah sama anak Tante Diana, asalkan ibu sembuh" Tanpa di sadari air mata Nadhira menetes perlahan membasahi pipinya.

Diah tidak menjawab ucapan Nadhira, Diah hanya tersenyum sambil mengusap air mata Nadhira. Lalu Nadhira pun memeluk ibunya yang tengah terbaring lemas di ranjang tempat tidur.

******

"Shyam kamu anak mamah satu-satunya, jadi hanya kamu yang bisa memenuhi janji mamah sama Diah, sebelum Diah pergi"

"Mamah janji, meski kamu sudah menikah, pernikahan kamu tidak akan menjadi hambatan kamu dan anaknya Diah untuk mewujudkan mimpi kalian masing-masing."

"Mamah berjanji sama kamu, kamu tidak akan kehilangan masa muda kamu. Kamu akan tetap sekolah dan mewujudkan cita-cita kamu. Begitupun nanti anaknya Diah."

"Bagaimana mungkin Shyam masih bisa sekolah? Jika dia sudah menikah. Menikah muda itu sama saja dengan menghancurkan masa depannya Shyam" ucap Sem dengan tegas.

"Mana ada sih seorang ibu yang mau menghancurkan masa depan anaknya sendiri. Tidak semua pernikahan muda itu dapat menghancurkan masa depan." Jawab Diana tegas.

"Papah ga setuju, mamah menikah kan Shyam dengan anaknya Diah. Lebih baik kita rawat saja anaknya Diah seperti kita merawat Shyam, itu akan jauh lebih baik dari pada pernikahan."

"Kenapa papah ga setuju? Pernikahan Shyam dan anaknya Diah, Itulah yang terbaik untuk kita semua. Diah sangat ingin menyaksikan anak semata wayangnya menikah sebelum dia pergi."

"Ya jelas papah ga setuju, mana ada sih seorang ayah yang akan membiarkan anak satu-satunya menikah di usia 18 tahun. Pernikahan Shyam dan anaknya Diah, itu akan menghancurkan masa depan mereka berdua, buka hanya itu pernikahan mereka akan merenggut masa muda mereka. Terlebih lagi mereka memiliki cita-cita yang harus di wujudkan."

Saat kedua orang tuanya sedang beradu pendapat Shyam berusaha untuk membuka pintu mobil, Shyam berniat untuk melarikan diri. Agar Shyam tidak perlu menikah dengan anaknya sahabat ibunya.

"Harus berapa kali mamah bilang ke papah, bahwa tidak semua pernikahan dapat menghancurkan masa depan. Apa lagi merenggut masa  muda. Shyam dan anaknya Diah akan bebas sekolah dan mewujudkan cita-cita mereka sesuai dengan apa yang mereka mau."

Setelah beberapa saat akhirnya pintu mobil terbuka, Shyam langsung meloncat dari pintu mobil.

"Shyam" teriak Diana dan Sem.

"Den Shyam" teriak pa amin sambil menghentikan mobilnya.

Diana, Sem dan pa amin langsung turun dari mobil, sedangkan Shyam ia berlari menjauhi mobil dengan kaki pincang.

"Pa amin kejar Shyam! Jangan sampai dia lolos!" teriak Diana.

Jangan Lupa Vote;

He Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang