16. Ceritanya

22 2 0
                                    

Selamat membaca💞
Semoga suka🤗

🖤*****>_<*****🖤

"Dan ternyata, ibu lo, Reina." Nada suara Kayla sangat menekan. Tidak terdengar kebohongan atau candaan sedikitpun.

"Kenapa lo bilang gitu? Lo tau, ibu gue sakit lumpuh. Gue rasa, gak masuk akal jika ibu gue ngancem ibunya Disya. Mereka juga gak saling kenal," ucap Reina menatap serius Kayla yang tersenyum sinis.

"Wanita kesayangan lo itu, nutupin semuanya dari lo. Dia gak lumpuh. Ibu lo, sehat. Sampai bisa ngancem ibunya Disya. Soal kenal atau enggak, lo kan gak tau," balas Kayla seraya melipatkan kedua tangannya di depan dada.

Reina sontak terkejut. Tasha memilih diam. Begitu juga semua murid di kelas ini.

"Lo tau darimana? Gue kaget banget denger ucapan lo. Gue masih gak percaya kalo ibu gue lakuin itu," kata Reina setelah menghembuskan napas kasarnya.

"Arden," ujar Kayla masih menggunakan nada dan tatapan yang sama.

"Arden? Dia di mana sekarang?" tanya Reina penasaran.

"Di kelasnya," jawab Kayla yang langsung diangguki oleh Reina. Gadis itu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun atau melakukan apa pun.

Reina berjalan tergesa-gesa menuju kelas Arden yang jaraknya cukup jauh. Langkahnya harus terhenti kala melihat Raka yang tersenyum manis kepada adik kelas. Ia berdehem cukup keras, membuat sang pria dan wanita tersebut, membalikkan badannya. Raka terlihat terkejut dan bingung.

"Lo ternyata gitu ya. Udah punya pacar, tapi masih bisa senyum manis ke cewek lain. Gue ngerasa kasian sama Kayla. Suka dari lama sama cowok kayak lo," sindir Reina menatap Raka dengan tatapan tidak suka. Yang ditatap, menatap ke arah lain.

"Yang lo liat barusan, gak sesuai sama pemikiran lo. Jangan aduin yang enggak-enggak ke Kayla. Gue cinta tulus sama dia, bukan main-main. Jadi, jangan sok tau," tekan Raka setelah berpikir beberapa detik untuk membalas ucapan Reina.

"Tulus? Kalo tulus, kenapa lo malah di sini sama cewek lain? Bukannya sama Kayla?" Reina seolah tidak mau kalah. Lagipula, ucapannya memang benar.

"Kayla lagi sedih. Dan itu, karena lo. Dia mau sendiri, makanya gue gak sama dia. Seharusnya, lo malu sama diri sendiri, bukannya nyindir gak jelas kayak gini," sahut Raka menampilkan senyum sinisnya kepada Reina yang sedikit membulatkan kedua matanya.

Reina mengepalkan kedua tangannya dengan raut wajah marah. Ia tidak mau berdebat dengan Raka, maka dari itu, memilih untuk melanjutkan langkah kakinya yang tertunda karena orang yang ternyata membuat hatinya kecewa, lantaran, masih menyukainya. Reina juga menahan air mata untuk tidak turun sekarang. Hatinya sudah sakit mengetahui Kayla dan Raka berpacaran, sekarang ditambah, ibunya seorang pelakor dan pembunuh secara tidak langsung.

"Arden. Dia di mana?" Saat sudah sampai di depan pintu kelas Arden, Reina langsung bertanya kepada para murid yang awalnya sibuk dengan urusan masing-masing, kini kompak menatapnya.

"Gue di sini. Ada apa?" Selang beberapa detik, seorang pemuda tampan muncul di hadapan Reina secara tiba-tiba. Tentunya membuat gadis itu terkejut.

"Ada yang mau gue omongin," kata Reina mulai merubah raut wajahnya yang awalnya terkejut, kini tidak lagi.

"Apa? Penting banget atau enggak?" tanya Arden dengan alis sedikit terangkat. Padahal, ia sudah tau maksud kedatangan Reina. Tapi, dirinya memilih berpura-pura tidak tau.

"Penting banget. Ajak Disya juga. Di gudang dekat kelas sebelas ipa," jawab Reina menatap tajam pria di hadapannya. Tanpa menunggu jawaban, ia meninggalkan Arden begitu saja.

Everything is Revealed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang