32- Tak Berdaya

42 2 0
                                    

Happy reading man temanMaaf yee kalau baru update sekarang, aku baru bisa sekarang soalnya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading man teman
Maaf yee kalau baru update sekarang, aku baru bisa sekarang soalnya hehe..
Yaudah enjoy!

*

Setelah mendapat kabar dari Adrian bahwasannya Ziva mengalami kecelakaan, membuat cowok itu langsung berlari begitu cepat menaiki tangga-tangga sekolah hingga mencapai lantai atas, karena lantai atas merupakan tempatnya gudang, kamar mandi khusus untuk perempuan maupun laki-laki dan rooftoop disana.

Begitu sampai pria itu langsung mendobrak pintu kamar mandi wanita hingga pintu itu copot dan rusak dibagian depannya. Adrian yang masih setia disana terperanjat karena hal itu. Makian dari mulut manisnya pun keluar begitu saja untuk Brama yang datang sambil berkeringat banyak dan nafas yang ngos-ngosan. Langsung saja pria itu mengambil ahli Ziva yang masih terbaring lemah didalam dekapan Adrian.

"Bisa gak sih lo dateng-dateng tuh kalem dikit santuy gitu, gausah kek tadi macem dikejer jin iprit lo." Adrian mengomel ketika Brama langsung mengambil ahli Ziva darinya. Melihat itu Adrian pun sangat kesal karena ucapannya barusan tak digubris sedikit pun oleh Brama.

"Raz bangun, heii.." Pria itu menepuk pelan pipi milik Ziva untuk mendapat pergerakan dari wanita itu.

"Ini kenapa bisa gini?" Mata Brama beralih ketika tidak ada pergerakan apapun yang didapatkannya pada tubuh Ziva, pria itu menatap Adrian yang hanya menatapnya dengan bingung dan mengendikkan kedua bahunya.

"Gatau gue Bram, serius. Gue tadi pengen ke rooftoop tuh kan jalan-jalan terus gak sengaja gue lewat sini nampak tuh cewek itu terbaring tak berdaya didepan pintu, dalam keadaan berlumur darah mukanya," penjelasan Adrian membuat Brama langsung mengangkat tubuh Ziva dan membawa pergi dengan terburu-buru. Adrian yang ada disana pun langsung bangkit menyusul Brama yang sudah turun terburu-buru itu untuk menyusul pria itu. Sebenarnya ini ada apa? Adrian merasa ini janggal.

Seberapa peduli Brama pada gadis yang tak dikenal itu?

"Aneh," dalam langkahnya yang mengikuti Brama Adrian bergumam menatap Brama yang sangat kencang menuruni satu persatu tangga dengan menggendong tubuh seorang perempuan yang bersamanya tadi.

Setelah terburu-buru membawa Ziva ke UKS, yang letaknya sulit dijangkau anak-anak sekolah, pria itu langsung membaringkan Ziva dibangsal.

UKS yang Brama pakai merupakan UKS unit kedua dari anak-anak yang mengikuti ekskul palang merah remaja disekolah, UKS itu hanya boleh dipakai jika anak luar sekolah atau guru-guru disana memiliki hak untuk memakai UKS itu. Sedangkan UKS utama berada disebelah ruang laboratorium.

"Dri, lo bisa bantu gue gak?" Brama menoleh kearah Adrian yang menatapnya sambil mengangguk.

"Lo bisa tolong ambilin obat didalam tas gue dikelas, semua obat yang ada disana tolong ambilkan setelah itu bawa kesini."

SYAKILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang