"Ryn, ayolah. Katanya kita mau makan tteokbokki. Arahnya bukan kesana. Kau ini kenapa, Ryn? " tanya Soobin sembari sedikit berlari.
Soobin pun berhasil mengejar Ryn dan menggengam tangannya lagi. Ryn menutup wajahnya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dipegang erat oleh Soobin.
"Ryn, kau kenapa? Ayo kita makan, katamu kau sudah menunggu lama. Aku sudah lapar, ayo! " ajak Soobin, menarik Ryn kearah tempat yang dituju. Sementara Ryn diam saja, menurut. Sudahlah, Ryn juga sudah lapar. Persetan dengan rasa malunya, toh Soobin juga sepertinya tidak tahu-menahu dengan hal yang membuatnya malu tadi. Jadi pura-pura saja itu semua tidak terjadi. Beruntunglah, Soobin tidak menanggapi hal tadi dengan serius, jadi selesai semua perkara. Sekian.
☔☔☔"Nah, sudah sampai! " ucap Soobin gembira, lalu mempersilahkan Ryn untuk duduk, bak mempersilahkan seorang putri untuk menikmati jamuan istana.
Ryn diam, cemberut. Tapi itu takkan Soobin lihat, karena Ryn tadi sempat memakai masker sebelum sampai di rumah makan. Ia tak mau mengambil risiko jika tak memakainya. Ia juga memakai sebuah jaket, topi dan kacamata gaya. Mereka duduk di kursi yang agak jauh dari keramaian. Dan memang siang ini, rumah makan tersebut sedang sepi. Hanya ada segelintir orang yang sibuk dengan makanan atau kegiatan mereka masing-masing. Syukurlah, itu mempermudah Ryn jadinya.
"Kau tampak seperti kriminal tahu, kalau begini. Lepaslah kacamata dan topimu. Kalau terlalu lengkap begini kau malah akan semakin dicurigai. Bodoh! " ucap Soobin, lalu melepas kacamata dan topi Ryn.
"Ya! Aku tidak mau mengambil risiko, Soobin~a. Kalau aku berpakaian seperti itu, aku akan terlindungi dari kamera-kamera jahil yang mencoba mengambil gambarku. Terlebih diskPOS, jika mereka berhasil mengambil gambarku denganmu, mereka akan membuat ini jadi skandal besar, tahu! " ucap Ryn pelan namun tajam.
"Kupikir kau akan bahagia jika terlibat skandal denganku." ucap Soobin, perlahan namun mampu Ryn dengar dengan cukup jelas.
"Bukan begitu maksudku, aku hanya ... " Ryn mengigit bibir bawahnya.
"Ara, gwencana. Aku hanya bercanda Ryn." Soobin tersenyum, lalu mengelus pipi Ryn.
"Kita belum pesan, ayo! Pesankan untukku, emm ... " ucap Soobin lagi sedikit manja.
"Haha, kau ini apa-apaan sih, Soobin. Ne, aku pesankan untukmu." Ryn pun memanggil pelayan.
"Ne, ada yang bisa saya bantu? Apakah anda mau memesan makanan?" ucap pelayan itu.
"Ne, aku mau memesan!" Soobin menarik buku menu yang pelayan itu berikan. Pelayan itu tersenyum. Memperhatikan Soobin. Astaga, mimpi apa dia semalam, bisa bertemu laki-laki setampan Soobin di siang bolong begini?
"Aku pesan 2 tteokbokki, 1 cappuccino dan ... Hm, sepertinya ini, ini saja. Ryn suka cola,"
Ryn menatap pelayan itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Antara marah, terkejut, dan bingung. Entahlah.
"Kau mau kan? Cola?" tanya Soobin pada Ryn.
Ryn terkesiap, dia jadi tidak fokus. Dia bingung harus menjawab apa.
"Ah, ne, ne, aku mau." akhirnya itu saja jawaban yang dapat Ryn lontarkan.
"Ok, jadi tadi ya. 2 tteokbokki, 1 cappuccino dan 1 cola. Dan, tteokbokki-ku, jangan terlalu pedas ya. Yang satunya buat pedas, Ryn suka pedas." pelayan menatap Soobin dalam diam, sambil berusaha semaksimal mungkin untuk fokus pada catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loslassen [OPEN PO]
Fanfiction|| Genre : Angst, Drama || (Tersedia di Shopee Doveline Publisher) [SEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK PENERBITAN, PART SPESIAL DAN ENDING ASLI ADA DI NOVEL] Loslassen berasal dari bahasa Jerman yang berarti menghilang. Tak ada satupun orang yang sanggup...