13

111 8 0
                                    

Para siswa dan siswi tahun ajaran baru sedang berkumpul di lapangan dengan cuaca yang cukup panas.

"Kita emang bilang mau bantuin lu sih, Ra." Ucap Rion.

"Terus?" Tanya Aurora.

"Tapi lu jangan santai kayak tuan putri juga dong anjrit, kita kan mau bantuin lu— bukan mau jadi babu lu." Cerocos Nopal sambil menyerahkan satu botol minuman kaleng yang tadi Aurora minta. Mereka sedang duduk di tenda pinggir lapangan, tidak terkena sinar matahari.

Aurora terkekeh. "Biarin lah, kan kalian mau bantuin gue katanya."

"Tapi gak gini juga Araaaaa. Si Hani lagi, sakitnya tau waktu banget. Pas acara mos malah sakit." Ceplos Rion. Ia sedang mengipasi Aurora.

"Itu lagi sih Lion sama si Carla, malah pacaran di tengah-tengah lapangan." Gerutu Lista. "Yang serius cuman Fakhri sama Klaris doang anjir," lanjutnya sambil melihat Fakhri dan Klaris yang sedang bicara di depan para siswa secara bergantian, entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Ting

Satu pesan masuk dari handphone Nopal.

Bang Harry : Gua nyampe sekolah, tiga menit lagi
10.12

"Mampus!" Teriak Nopal.

"Kaget anjir!" Sahut Lista.

"Kenapa?" Tanya Aurora.

"Ba— kak Harry, tiga menit lagi di sini." Jawab Nopal sambil menatap serius Aurora.

"Anjrit," Aurora, Rion, Lista, dan Nopal tentu saja langsung berdiri dan berjalan menuju lapangan.

Nopal Ganteng : Siap bang!
10.13

"Tuh kakak kelas satu udah mau lulus juga, masih aja ngawasin kita. Bukannya fokus aja nyari univ buat kuliah." Aurora menggerutu kesal.

"Ara ngapain ke sini? Udah di tenda aja sana, di sini panas." Kata Fakhri cukup pelan setelah Aurora sampai di lapangan. Kedua tangannya berada di atas kepala Aurora, mencoba menutupi Aurora dari panasnya sinar sang mentari.

"Kak Harry ke sini, sebentar lagi." Aurora lalu menepis pelan tangan Fakhri. "Gue di sini cuman sebentar doang, sampe kak Harry gak ada." Lanjutnya.

Aurora langsung berdiri di tengah lapangan. "Oke, gak usah basa-basi. Nama gue Aurora Reese dan kalian cuman boleh manggil gue Ara atau kak Ara, terserah. Besok kalian wajib bawa bekel seleraku dan name tag dari kardus yang gede banget terus kalian jadiin kalung. Sampai sini jelas?" Aurora berucap sedikit cepat.

"Jelas kak!" Jawab hampir seluruh murid tahun ajaran baru. Setelah mereka menjawab— sekitar satu menit kemudian, Harry datang dan langsung berdiri di samping Aurora.

"Jangan bilang kalo kamu gak ngapa-ngapain dari tadi." Ucap Harry langsung.

"Jangan nuduh yang enggak-enggak deh kak," balas Aurora dengan malas.

"Kalo gitu saya tanya, disini peserta mos-nya hadir semua?"

"Iya," bisik Fakhri yang didengar jelas oleh Aurora.

"Iya." Jawabnya yakin.

"Berapa siswa yang aktif bertanya?" Tanya Harry lagi. "Gua harap lu gak bantuin jawab buat yang ini, Fakhri." Lanjut Harry sambil menatap Fakhri.

"Empat kak!" Sahut salah satu siswa baru. Semua yang ada di sana langsung menatapnya.

"Pertanyaan kakak kedengaran, jadi aku jawab karena aku tau jawabannya." Lanjutnya dengan ceria. Oke, Aurora akan mengingat jasanya.

Harry menghela nafas. "Kamu," Harry menunjuk siswi yang di barisan paling depan. "Tadi dia nyuruh apa aja?" Harry melirik Aurora.

"Su-suruh bawa bekel seleraku sama name tag dari kardus yang besar kak," jawabnya.

Harry mengangguk. "Kerja juga ternyata, yaudah gua mau ke ruang kepsek." Pamit Harry.

Nopal bertanya, penasaran. "Ngapain bang?"

"Gua kan murid teladan selama tiga tahun, jelas dapet penghargaan pas udah lulus dong." Jawabnya dengan nada sombong. Nopal mangguk-mangguk.

"Yaudah sana kak, lu ganggu pemandangan sama waktu santai gue." Usir Aurora, tentu saja kalimat akhir ia ucapkan di dalam hati. Ia tidak mau berdebat dengan Harry.

"Kamu ngusir saya?" Aurora hanya menggidikan bahunya.

"Maksud Ara, kak Harry cepet ke ruang kepala sekolah. Jangan buat beliau nunggu, begitu kak." Ujar Fakhri sambil tersenyum.

"Oh," setelah itu Harry meninggalkan mereka.

"Kalian pacaran?" Tanya Nira— anggota osis yang saat ini naik ke kelas dua belas.

"Mmm," Fakhri berdehem dengan pipi sedikit memerah.

"Acaranya gak dilanjut kak?!" Tanya siswa yang tadi membantu Aurora dengan berteriak.

"Lanjut kok!" Sahut Carla, ia melepaskan genggaman tangan Lion.

Acara mos pun kembali berlanjut dengan pengenalan lingkungan sekolah, para guru, staf kantin, dan staf kebersihan sekolah. Serta beberapa pengumuman untuk mos selanjutnya. Acara pun berakhir pada pukul 12.12 wib.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang