10

334 26 2
                                    

08.45

Jam alarm berbunyi, kini sinar matahari telah menyilaukan mata kunikida, ia baru sadar dengan y/n yang sedari tadi memeluknya

Kunikida berusaha membangunkan y/n, y/n pun terbangun dengan mata yang sembab, karena menangis semalaman

Kunikida berusaha menahan amarahnya untuk tidak membentak y/n

"Yn, kenapa kau mengganti jam alarm nya?" Ucap kunikida sambil menahan amarahnya, untuk meredakan amarah kunikida Yn mendekatkan dadanya dengan kunikida, membuat kunikida tersipu

"Kenapa kau marah² sepagi ini?" Tanya Yn sambil menangkup pipi kunikida, kunikida berusaha melepaskan tangan y/n, tangan y/n kini berada di dadanya kunikida

"Dengar, maafkan aku jika membuatmu cemburu... Tapi sungguh aku bersumpah aku tidak mendua darimu, jika kau memintaku membuktikannya aku akan melakukannya" ucap y/n dengan tatapan sayu

"Sudahlah aku akan segera pergi bekerja"

"Tapi, apa kita akan tidur bersama di kamar kita malam ini?" Ucap y/n sambil menggigit bibir bawahnya sambil menahan air mata, karena merasa di abaikan

"Entahlah"

Saat berjalan di tangga tiba tiba telfon kunikida berdering, dan itu dari yasano

"Ya? Moshi-moshi, maaf aku telat ke sana"

"Haik, dengar... Apa kau bertengkar dengan y/n?" Ucap yasano baik²

"Hmm... Begitulah" ucap kunikida dengan serak

"Bakaa... Kau tau aku hanya bercanda" ucap yasano sambil berteriak

"Tapi kau tidak mengatakannya" ucap kunikida yang kaget

"Makanya kalau orang ngomong tuh dengerin dulu... Sekarang kau minta maaf ke y/n"

"Haik" ucap kunikida dan langsung mematikan telfonya

Kini kunikida berlari ke kamar tamu, saat di depan pintu ia melihat y/n yang menagis sesenggukan sambil menutupi mukanya agar tidak kedengaran

Melihat y/n dengan keadaan seperti itu membuat kunikida bersalah karena menuduh y/n yang tidak²

Kunikida pun pergi dengan memikirkan bagaimana ia meminta maaf kpd y/n

===
Saat di kantor, kunikida tidak fokus pada kerjaannya dia selalu memikirkan Yn, 'apa mungkin dia sedang menangis?' tanya kunikida pada dirinya sendiri

16.15
Kunikida pulang dengan membawa sesuatu untuk y/n, saat melihat Yn sedang menyiram bunga yang ada di depan rumah kunikida merasa gugup, namun kunikida juga merasa bersalah karena menuduh sang istri tercinta.

Di sisi lain Yn menyiram tanaman sambil bengong, Yn seharian berfikir negatif tentang suaminya, ia selalu berfikir 'apa aku akan di ceraikan?' 'apa kunikida akan bersama wanita lain karena kesalahpahaman ini?' 'apa kunikida akan seperti pria di luaran sana?'

Kini kepala Yn serasa ingin meledak, kini Yn pun menangis, seketika langkah kunikida untuk menghampiri Yn berhenti, kunikida merasa gagal menjadi pria, karena telah membuat wanitanya menangis

Kunikida memeluk Yn dari belakang dan menggendong Yn ke ruang tamu, setelah mendudukkan Yn di sofa ruang tamu kunikida langsung mengusap lembut pipi y/n

"Kenapa kau menangis?" Tanya kunikida dengan tatapan sayu, Yn hanya diam membisu

"Maaf..." Gumam kunikida di pundak Yn

Kunikida pun menceritakan semua kesalahpahaman mereka kepada Yn, yang di balas wajah kesal Yn

"Em... Aku me maafkanmu" ucap Yn yang di barengi ciuman di pipi kunikida














___________________________________________


Jangan lupa vote

Wife kunikida x reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang