Ran Dan Sanzu, kedua orang yang terlibat asmara di sejak masa perkuliahan. Ran merupakan asisten profesor di laboratorium sekolahnya.
Sekarang ini mereka telah lulus masa perkuliahan. Ran bekerja di salah satu laboratorium terbesar di Kota. Dan Sanzu kini menjadi anak buah dari projek yang dikerjakannya.
Hari ini telah menunjukkan bahwa matahari hampir terbenam. Beberapa shift yang bekerja siang telah membubarkan diri. Sedangkan Shift malam akan dimulai pada pukul tujuh.
Hanya tersisa beberapa profesor yang sedang melakukan penelitian. Ran adalah salah satunya.
Sanzu memegang catatan, menulis kalimat ilmiah yang dikatakan oleh Ran. "Oke ini adalah akhirnya"
Sanzu mengangkat sebelah alisnya. Menyibakkan rambutnya yang panjang. "Bukankah ini sudah?"
Sanzu menunjukkan catatan ditangannya. Ran memegang dagunya dalam pose berpikir. "Aku butuh kelinci percobaan"
Sanzu mendengus. "Apa aku harus mencari kelinci?"
Ran tertawa kecil mendapati wajah kesal Sanzu yang lucu. "Kau saja"
Sanzu mengerjapkan matanya. "Hei!"
Ran segera meraih pergelangan tangan Sanzu untuk menutup jarak diantara keduanya. "Projek ini harusnya sangat nikmat. Jadi aku akan menggunakannya untukmu"
Mereka berada di ruangan yang kosong. Tempat pribadi dimana Ran bisa melakukan penelitiannya sebebas yang ia mau.
Sanzu memekik ketika Ran dengan lancangnya merengkuh pinggangnya, membawanya masuk ke dalam sebuah tabung yang cukup mampu menampung tiga orang.
Tabung itu tinggi, terbuat dari kaca di bagian depan. Jadi baik orang yang berada di dalam ataupun diluar tabung, mereka bisa saling melihat. Ran memasukan Sanzu dengan paksa.
"Nikmati hasil kerja kerasku, babe"
Sanzu dibiarkan di dalam tabung. Ran mengunci tabungnya, membiarkan kekasihnya memukul-mukul dinding untuk dibuka. "Bajingan!"
Sanzu menunjukkan jari tengah pada Ran yang sedang memakai kacamata.
Sanzu membuang maskernya kesal. Menjulurkan lidahnya pada Ran dengan jari tengah yang masih diacungkan untuk Ran.
"Oke, aku sama sekali tidak butuh persetujuanmu"
Ran tersenyum menyebalkan. Sanzu masih dalam pose mengejeknya. "Ran keparat!"
Sebenarnya, alasan Sanzu menolak menjadi kelinci percobaan Ran untuk hasil penelitiannya itu dikarenakan apa yang dibuat Ran bukan sebuah projek yang masuk akal.
Ran mengambil catatannya. Lalu dengan santai memencet tombol on untuk memulai uji cobanya.
Sanzu berkeringat dingin. Ia meneguk kasar ludahnya. "Jangan!"
Terlambat.
Tentakel-tentakel mulai bermunculan dari setiap sudut. Tentakel itu mulai meraba Sanzu. Sanzu kembali menggedor dinding kaca meminta untuk dilepaskan.
Ran sedang dalam mode serius. "Tolong jawab pertanyaanku, Haruchiyo. Bagaimana perasaanmu?"
Sanzu memekik ketika tentakel-tentakel berlendir itu mulai mengunci pergerakannya. Kakinya dan tangannya terbuka dibiarkan terlentang dalam posisi berdiri. Tentakel itu dengan mudah menopang tubuh Sanzu.
"Bajingan! Lepaskan aku sialan!"
Sanzu menjerit tertahan ketika tentakel lainnya merobek pakaiannya dengan kasar.
Ran menatap Sanzu dengan intens. "Apa yang kau rasakan? Tolong kerja samanya, Haruchiyo"
"Nghh"
Sanzu menggeliat ketika tentakel itu mulai meraba putingnya. Bahkan sebuah tentakel yang lebih kecil meraba paha dalamnya. Naik menuju area sensitifnya.
"Ran sialan~ ngh ah"
Sanzu bergerak tak nyaman ketika tentakel itu menggesek penisnya. Lendir dari tentakel itu membuat tubuh Sanzu menjadi licin. Semakin memudahkan tentakel tadi untuk bergerak.
Ran memperhatikan setiap respon yang diberikan Sanzu. Mencatatnya dengan wajah serius.
Tentakel itu bergerak ke arah telinga Sanzu. Kini tiga titik sensitifnya diserang, itu membuat Sanzu hampir gila.
"Argh!"
Sanzu menjerit ketika sulur tentakel yang lebih kecil masuk ke dalam penisnya. Disaat bersamaan, tiga buah tentakel mulai memasuki analnya yang telah sembab.
"Ngh... Ahh~ Rannh"
Ran menatap lurus pada Sanzu yang kini telah sepenuhnya hilang akal.
Sanzu menggerakkan pinggulnya dengan tak sabar, menyelaraskan gerakannya untuk meraih titik manis dalam dirinya.
"Dalamh haahhh...."
Ran membenahi kacamatanya yang sedikit longgar. Tangannya menekan ujung ballpointnya dengan tidak sabar. "Ini pertanyaan terakhirku, kau menyukainya?"
Sanzu melengkungkan tubuhnya dengan cantik.
"Cepat! Tolong lebih cepat"
(RanZu)
Hasil request dari sinlimin
KAMU SEDANG MEMBACA
Story ~ (Drabble)
De TodoKumpulan OneShoot. Hehe kalau ada yang mau request silahkan. Tapi ini khusus pair di Tokyo Revengers ya ✌️