Halo, Call me Rein.
Selamat membaca🤗
----
Clara langsung pulang ke rumahnya setelah mengganti baju. Meski, Mirna bukan ibunya, tetap saja Clara tidak mau wanita itu menjadi khawatir. Entar sakit, dia yang repot lagi.
"Gendis, kamu udah pulang, Nak?" Mirna berteriak kala melihat Clara membuka pintu dan masuk.
Clara menampilkan senyumannya, "Iya, Tan--eh, Mah maksudnya."
"Mah?" ulang Mirna saat mendengar sesuatu yang aneh.
"Ibu, maaf Bu. Tadi aku capek jadinya agak ngelantur," Clara melarat cepat. Kenapa dia menjadi gugup seperti ini.
"Oh, cepet makan sana! Habis itu bantu Ibu bikin kue," titah Mirna menyuruh Clara pergi, sedangkan dia sedang sibuk menyiapkan adonan.
"Hah, bikin kue?" beo Clara tidak percaya.
Mirna menyerngit bingung dengan sikap putrinya. "Iya, biasanya juga kamu bantu Ibu. Kenapa gak mau?"Clara langsung menggeleng cepat. Tidak mau membuat Mirna curiga. "Eh, enggak kok, mau."
"Ya sana cepetan makan!" ujar Mirna kembali mengusir.
"Iya," Clara segera pergi ke kamarnya karena tidak mau mendengar omelan Mirna lebih lanjut lagi.
"Gendis kenapa ya? Ah bodo amat, mungkin lagi masa pubertas," Mirna memilih tidak peduli dan melanjutkan kembali kegiatannya.
Setelah selesai makan, Clara langsung mengunci pintu kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasur yang tidak seempuk kasurnya dulu. Tidak apa yang penting dia bisa beristirahat sekarang. Dia ingin sendirian. Tenang tanpa gangguan apapun.
Namun, sepertinya ketenangan itu tidak akan bertahan lama ketika dia menjadi Gendis. Buktinya saja, Mirna sudah menggedor-gedor pintu kamarnya dan berteriak memanggilnya.
"Gendis!"
"Kamu udah selesai makan, kan? Ayo bantu ibu, cepetan!"
"Gendis!"
"Iya, Bu," Dengan sangat terpaksa dan berat hati, Clara bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar.
"Ayo, sini buruan!" Mirna menarik tubuh Clara agar ikut bersamanya.
Clara menjadi bingung. Kenapa ibunya Gendis sangat kejam seperti ini, sedangkan Gendis lemah lembut seperti malaikat. Aneh sekali. Jangan-jangan Gendis bukan anak kandung ibunya.
"Bu. Ibu, Ibu kandung saya, kan?" tanya Clara hati-hati. Tidak berniat untuk menyinggung, tetapi merasa sangat penasaran.
Mirna langsung menatap galak putrinya. "Emangnya kamu pikir kamu anak siapa, hah?"
Clara bergidik sendiri. Tidak biasanya dia merasa takut seperti ini. "Ya aneh aja, kita itu banyak perbedaan, Bu. Kayak bukan Ibu dan anak,"
"Maksud kamu Ibu galak, sedangkan kamu lemah lembut, gitu?" tanya Mirna dengan nada sewot.
"Nah, itu tau," Clara menyahut santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis or Protagonis (END)
Ficción General~Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain, karena belum tentu kehidupan orang lain itu lebih baik dari kehidupan kita~ -Antagonis or Protagonis- (Sudah selesai revisi) °°° Transmigrasi? Pertukaran jiwa? Mungkin tidak asing lagi untuk kalian sem...