Episode 29

169 17 0
                                    

Jay menjuntaikan kakinya di pinggir sebuah jalan yang mengarah langsung ke sebuah sungai. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, angin malam sudah berhembus kencang dan sukses membuat Jay bergidik kedinginan.

Sudah 20 menit Jay duduk disana. Menatap kosong ke arah aliran sungai yang mengalir tenang. Suara jangkrik yang cukup keras mengusir keheningan yang cukup mencekam disana.

Jay menghela nafas panjang. Ia merogoh kantong jaket merahnya dan mengeluarkan beberapa lembar foto yang ia bawa dari rumah.

Oh, hai Jongseong! Nice to meet you, hope we can be friends.

Ingatan masa lalu Jay kembali menyeruak keluar dari tempat persembunyiannya. Laki-laki itu masih terus memandangi foto-foto tersebut, seolah ia memang sengaja membuat kenangan yang telah ia kubur kembali ke permukaan.

Kamu boleh sering-sering main kesini, aku rasa Mirae juga enggak akan masalah soal itu.

Oh, maksud kamu Jake? Dia sahabat aku. Kita temenan sejak aku masuk playgroup.

Kamu kenapa jarang banget ikut main sama aku? Padahal enggak apa-apa, loh, kamu ikut main.

Hahaha! Kata siapa? Mirae seneng kalo temennya makin banyak. Percaya deh!

Mata Jay mulai memanas. Senyum seseorang di ingatannya sanggup membuat dadanya terasa sesak. Jay membalik foto tersebut dan beralih ke foto yang lainnya.

Mirae itu sahabat aku. Aku sayang banget sama dia. Kalo bisa, aku mau minta Tuhan untuk terus bikin aku deket sama dia. Aku mau jagain dia.

Jake? Yahh... Dia emang lagi jarang aja main sama aku. Kamu taulah, masalah sepele.

Aku sama Jake janji buat jagain Mirae sampe gede. Cuma aku enggak yakin Jake bakalan bisa ngelakuin itu. Dia orangnya ga mikir dua kali sebelum ngelakuin sesuatu. Spontan aja gitu.

Kamu serius nanya gitu ke aku? Aku tahu semua soal Mirae! Warna kesukaannya, makanan kesukaannya, kegiatannya sehari-hari, dan lain-lain deh.

Aku yakin kalo kita temenan sekarang, aku bakal bisa baca pikiran kamu.

Jay menengadahkan kepalanya. Air matanya sukses mengalir di pipinya diikuti dengan hidungnya yang mulai tersumbat. Jay terisak, namun ia tidak bisa terisak terlalu keras. Ia tidak mau menarik perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di belakangnya.

Hatinya terasa teriris. Nafasnya menjadi berat karena hidungnya tidak bernafas dengan normal. Rasanya seseorang tengah mencekiknya dari belakang.

"Gue kangen lo," gumam Jay pelan. "Gue kangen lo. Kenapa lo ninggalin gue dan Mirae?"

Jay mendengus.

"Benar kata lo, Jake itu sangat spontan bahkan terkesan kurang ajar," ucap Jay.

"Mungkin itu sebabnya lo enggak temenan sama dia lagi, ya?" tanyanya.

Jay tertawa miris saat menyadari dirinya tengah berbicara sendiri.

"Mirae loves you," kata laki-laki itu.

"Mirae loves you, she likes you, not me. Even though she said she likes me a lot, she just forget about you."

"That's one of the reasons why I was always angry when it comes to Mirae. I don't want to take her from you. You like her, and so is she."

"Tapi, sekarang gue mau minta maaf karena dulu gue jahat banget sama Mirae. Dia cuma butuh seseorang yang beneran care sama dia. Makasih karena udah nyadarin gue soal itu."

Forgotten || Park Jongseong (Jay) [16+]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang