1. Awal

54 8 0
                                    

MELATI

" Dunia itu rapuh layaknya cermin, Sentuhlah dan dunia itu akan hancur"

Dirgahayu Putra Nusa namanya, pemuda biasa yg tinggal di kota pinggir Jakarta bersama kedua orang tuanya. Malangnya, ia menderita sebuah kutukan yg mengerogoti lengan kanannya yg mengakibatkan dirinya sulit mencari pekerjaan.

Hingga suatu hari ditengah banyaknya penolakan pekerjaan, ia mendapat satu balasan email berisi surat penerimaan lamaran yg ia ajukan sebelumnya.

Lamaran yg ia kirim lewat email ke pada sebuah perpustakaan yg ia sendiri belum pernah mendengar namanya bernama Harij.

Disanalah ia mengisi posisi rekonstruksi, awalnya ia mengira akan bekerja menyusun buku-buku disana atau pekerjaan lainnya. Namun hal itu tidak sepenuhnya salah, ia memang bekerja merekonstuksi tetapi hanya satu buku yg aka ia kerjakan.

Itu pun tidak sendirian melainkan bersama dengan semua pegawai disana termasuk sang pemilik perpustakaan.

Dari buku itulah satu persatu kebenaran tentang siapa sebenarnya Dirgahayu, masa lalunya hingga kini akan terungkap begitupun dengan adanya dunia lain didalam buku itu yg sama persisi dengan dunia nyata.

__________________________

I . Awal

Malam itu cahaya bulan purnama diatas langit memancarkan cahaya terang disertai dengan ribuan bintang yg juga ikut serta menghujani sepenjuru kota Jakarta dan tetanggannya. Namun hawa dingin malam saat itu terasa begitu menusuk hingga ketulang belakang tidak seperti biasanya.

Membuat semua orang disepenjuru ibu kota Indonesia itu lebih memilih bergemul dibawah selimut milik mereka didalam kamar atau sekedar duduk didekat pemanas seraya meminum minuman hangat diruang tengah rumah dari pada harus keluar rumah.

Hawa dingin yg menusuk itu membuat sebagian kota itu begitu sepi tanpa aktivitas yg berarti dijalan-jalan dan pertokoan yg biasanya terlihat ramai dengan aktivitas entah apa itu yg tentu saja bisa menbuat mereka kaya menjadi sepi.

Sepinya malam itu sampai membuat suara-suara yg begitu halus seperti hembusan angin atau suara burung malam dapat terdengar begitu nyaring mengema disetiap lorong-lorong dan gang-gang sempit nan gelap diantara bangunan menjulang yg ada dikota.

Di antara kesuyian malam itu terdengar Suara langkah kaki kecil yg sepertinya tengah berlari menelusuri jalan-jalan sepi diantara bangunan. Dengan lentera kecil ditangan mungilnya yg hampir membiru dan jubah merah yg menutupi dari atas kepala hingga bawah, sosok mungil itu tetap saja berlari tidak peduli dengan kakinya yg terluka akibat berlari tanpa menggunakan alas kaki maupun arah kemana ia akan pergi.

Kepalanya yg ditutupi tudung jubah merahnya terus saja menoleh kebelakang seolah dibelakang sana ada yg akan menangkapnya.

Tak lama setelah anak itu melintas Suara ngong-ngongan beberapa anjing bersutan dikutin dengan suara derap langkah kaki yg terdengar semakin dekat dibelakangnya, menbuat sosok mungil itu mau tidak mau harus semakin cepat berlari tak tentu arah.

Karna ia tahu apa yg terjadi selanjutnya jika ia tertangkap. Menbayangkan hal itu saja menbuat dirinya bergemetar takut.

Dengan air mata yg terus turun dan doa-doa yg terlontar keluar dari mulutnya itu dirinya tetap berlari semampunya. Berharap jika ia bisa lepas dari kejaran anjing-anjing ganas itu.

Ia terus saja berlari hingga sosok mungil itu terpojok, ia sudah tidak bisa berlari lagi karna ternyata jalan yg ia ambil adalah jalan buntu. Gejolak rasa takut kembali menyelimuti dirinya, tubuhnya yg awalnya sudah tidak gemetar kembali bergemetar. Harapannya untuk kabur dan bersembunyi harus kandas.

MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang