6. Roku (ろく)

917 201 4
                                    

_Dimension Portal_

[~ Memasuki Wilayah Berbahaya ~]

Pemandangan lautan luas tak berujung terpantul dari mata biru safirnya. Ia beberapa kali menghela nafas, jujur saja ia masih vertigo mengingat apa yang akan mereka hadapi beberapa waktu kedepan.

Pemuda yang berdiri di sampingnya ini memang bukanlah orang sembarangan, apalagi ketika sihir yang ia miliki aktif seluruhnya. Maka pemuda itu akan menjadi pemuda terkuat di dunia ini, bukan lagi hanya di Dunkle Welt.

Namun karena pemuda ini lahir di dunia luar Dunkle Welt, dia tidak bisa menguasai kekuatan sihirnya. Elemen paling kuat yang pemuda itu miliki hanyalah petir, itupun jika ia tidak bisa mengendalikan elemen tersebut maka sedikit demi sedikit elemen itu akan membunuh pemuda itu secara perlahan.

"Teme, bagaimana dengan lukamu?"

Sasuke melirik pemuda kuning di sampingnya sekilas. Ia menggulirkan pandangannya ke arah tangan kirinya, di mana luka bakar yang tampak samar merambat dari luka di lehernya hingga pergelangan tangannya.

"Hn."

Jawaban seperti itulah yang selalu Sasuke berikan ketika ia bertanya soal lukanya. Pemuda itu tidak pernah ada niatan barang secuilpun menjelaskan luka atau rasa sakit yang ia derita.

Naruto sangat ingat, dulu saat masih kecil Sasuke bahkan sampai menjerit dan menangis. Ia dulu adalah pemuda yang ceria, namun luka itu perlahan semakin besar dari hari ke hari. Masih segar dalam pikirannya apa yang Sasuke katakan saat itu.

'Rasanya panas sekali, seakan tanganku dikucuri timah panas. Dobe, rasa sakitnya terus menempel di kulit dan tulangku.'

Bahkan para tetua pun tidak bisa menyembuhkan luka itu bagaimanapun caranya hingga Sasuke muak. Pemuda itu bahkan lebih memilih diam seakan semuanya baik-baik saja, padahal ia sangat tahu seberapa menyiksanya luka itu untuk Sasuke.

"Jangan pernah keluarkan kekuatan sihirmu. Aku yakin, perjalanan ini akan membuahkan hasil. Aku tidak ingin melihatmu terus menerus menderita Teme."

"Aku—"

"Baik-baik saja? Mau sampai kapan kau membohongi dirimu sendiri Teme? Jujur saja, kau selalu membuatku khawatir dari hari ke hari. Jika untuk mengobati lukamu itu aku harus menyerahkan nyawa, maka aku akan melakukannya tanpa ragu."

"Kono urusatonkachi!"

Meskipun Sasuke mengucapkannya dengan nada sinis dan bicaranya yang agak menusuk hati, Naruto yakin jika Sasuke senang. Sebelum pemuda Raven itu membuang muka ke arah yang berlawanan dengannya, Naruto bisa lihat sedikit senyum tipis di bibir pemuda itu.

Sementara itu, Haruno Sakura sedang berada di dalam ruangan penyimpanan bagian barat kapal. Sejak tadi ia memang tidak memiliki niat untuk memandang lautan seperti Sasuke dan Naruto. Ia hanya sedang mencari sesuatu, yang mungkin bisa berguna untuk nanti.

Kening gadis itu mengernyit saat melihat satu benda yang tidak asing di matanya. Itu adalah sejenis alat musik petik (memiliki dawai) yang memiliki suara mirip dengan banjo. Seingatnya benda itu telah digunakan di Jepang setidaknya sejak abad ke-17 sehingga menjadi bagian penting dalam musik tradisional Jepang.

Dimension Portal [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang