Ketukan pintu terdengar semakin brutal, si penghuni kamar bangun dengan bibirnya yang cemberut. Ia melirik jam di dinding, sudah pukul enam pagi.
Ah, pantes.
Ia membuka pintu dengan setengah hati, seorang pemuda dengan kulit putih pucat berdiri di sana, menatapnya setengah jengkel.
"Gue kan bilang bakal jemput lo, Senja Levian Nagendra. Mandi sekarang atau gue telfon mama lo, anaknya ngga sholat subuh dan bangun siang."
Bibirnya yang cemberut seketika berganti dengan cengiran tanpa dosa. Pemuda bergigi kelinci itu berlari menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.
Geo menghela nafas, ia menutup pintu kamar Senja dan memilih kembali ke bawah. Geo kembali menata nasi goreng buatannya, memasukkan ke atas dua piring untuknya dan Senja.
Rainaㅡmama Senjaㅡsedang ada di luar kota sekarang, tuntutan pekerjaan. Geo yang memang tidak ada kegiatan memilih datang dan memasak untuk Senja.
"Ngga ada saos ya?" Ia bermonolog, kembali ke dapur dan mencari saus. Setelah ketemu, Geo kembali ke ruang makan, menatap nasi gorengnya yang ditata rapi.
Hari ini, hari pertama Senja, Pras, dan Davin berada di kelas 12. Pras tidak jadi pindah ke Bogor setelah bicara pada ayahnya.
Geo, Arka, Afkar, dan Rama juga sudah diterima di salah satu universitas swasta di sini, dan mulai ospek akhir bulan agustus nanti. Bahkan Rean juga satu Universitas dengan mereka dan satu jurusan dengan Arka dan Afkar.
Mereka semua tidak jadi mengejar Universitas besar. Geo tau, jika ada kesempatan seharusnya ia mengejar yang lebih baik, tapi ia hanya ingin ada di sini. Ia yakin, masa depannya tidak akan suram hanya karena memilih Universitas swasta.
"Kak! Udah mau jam setengah tujuh!"
Senja duduk tergesa, menyambar gelas air mineralnya dan meminumnya sedikit. Tangannya dengan cekatan menyendok nasi goreng di piring, Geo mengikuti.
"Senja, makan pelan-pelan."
Senja menuruti perkataan Geo, dia makan dengan sedikit lebih tenang sekarang. Dering ponsel di saku celana menghentikkan acara makannya.
"Kenapa dapin?"
"Mau gue jemput ngga? Motor lo ketinggalan depan apart Prass kan?"
"Ngga usah, gue sama kak Geo kok."
Dengan seenaknya, Senja mematikan panggilan sepihak, kembali berkutat dengan nasi gorengnya. Ia main ke apartemen Pras kemarin, ada satu insiden yang membuatnya salah mengambil minuman. Senja terbangun sore-sore dan merasa haus, setengah sadar ia menyambar asal gelas berisi minuman di meja makan yang ternyata milik Geo. Jadilah Senja mabuk hanya karena satu gelas kecil alkohol, membuat semua yang di sana panik.
Geo dimarahi Arka habis-habisan karena sembarangan meninggalkan gelas dan botol minumannya.
Geo menyambar kunci motornya, ia menarik Senja yang baru selesai minum. "Kak, gue mau cuci piring bentaaaar." Rengek bayi besarnya.
"Ntar gue balik ke sini nyuci piring, udah lo diem."
Mereka berangkat dengan udara cerah pagi ini, Geo membiarkan Senja berceloteh seperti anak kecil di belakangnya. Ia tersenyum sesekali dan menanggapi beberapa perkataan Senja.
Pagi yang tenang, tapi entah mengapa firasat Geo berkata lain. Ia berdehem saat perasaannya mulai tidak enak.
"Kak.. dia mau ngapain?" Senja melebarkan mata, memukul bahu Geo panik. "KAK! DEK AWAAAS."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
Fiksi PenggemarCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...