BAB 3

12 3 0
                                    

"Semua yang terbaik"

Waktu pun terus berjalan hingga waktu penerimaan rapor tiba. Putri mengambil rapor sendiri karena Lisa harus bekerja. Lisa harus bekerja karena ada masalah perusahaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Pagi-pagi sebelum bu Ambar membagikan rapor. Putri menemui wali kelasnya dan mengatakan bahwa Lisa tidak bisa mengambilkan rapor.

"Iya, tidak apa-apa. Tapi ibu akan memberikan rapormu setelah rapor teman-temanmu diambil orang tua mereka masing-masing."

"Terima kasih, bu," sahut Putri setelah dia memohon diri untuk menunggu di depan kelas.

Tak lama kemudian orang tua wali murid datang bergantian. Putri duduk dengan teman-temannya dan bercanda bersama. Putri tidak ingin terlihat sedih, dia mencoba untuk menghilangkan perasaan sedih dan iri pada teman-temannya. Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menutup matanya dengan menggunakan kedua tangan. Putri tidak tahu siapa yang menutupi matanya. Tapi lewat suara yang didengarnya, Putri bisa langsung menebak bahwa itu adalah Andra.

"Selain bahasa inggris, apa lagi yang merah?" tanya Andra setelah Putri bisa menebak siapa yang baru saja menutupi matanya.

"Gue nunggu kalian semua dapet rapor."

"Kenapa emang?"

"Biasalah."

"Gimana kalau gue minta tolong mamah buat ngambilin rapor lo?" tanya Andra menawarkan.

"Nggak usah, Ndra," sahut Putri menolak, "Lagian gue udah bilang sama bu Ambar.

"Gue boleh nggak balik bareng lo?"

"Terus tante Jharna?"

"Ya balik sendiri."

Tanpa menjawab Putri hanya mengangguk mengiyakan sambil tersenyum samar.

"Kalau gitu gue bilang dulu sama mamah. Biar mamah bisa langsung balik."

Tiba-tiba saja bu Ambar memanggil nama Putri dari dalam kelas. Putri pun segera masuk ke dalam kelas dan duduk tepat di depan meja bu Ambar.

"Putri, kamu harus meningkatkan nilai akademik mu. Bu Ambar tidak ingin di kelas lima nanti nilai mu turun lagi," pesan bu Ambar setelah dia memberikan rapor milik Putri.

"Tapi nilai non akademik Putri amankan, bu?" tanya Putri penasaran.

"Lebih dari aman karena ibu tau kamu selalu unggul di bidang non akademik," puji bu Ambar hingga membuat Putri bisa bernapas lega.

Setelah itu Putri mengucapkan terima kasih pada bu Ambar dan memohon diri.

Putri segera keluar dan menemui Andra. Sesampainya di samping Andra, Putri segera membuka rapor yang baru saja dia terima. Setelah membuka buku rapornya Putri hanya tersenyum geli karena nilai rapornya dihiasi dengan angka tujuh dan enam. Hanya ada satu mata pelajaran yang mendapat nilai sembilan yaitu matematika. Melihat itu Putri sudah tidak kaget lagi, setelah itu Andra dan Putri saling melihat nilai yang ada di dalam buku rapor. Putri membuka rapor Andra, dia juga sudah tidak kaget jika nilai Andra jauh lebih bagus dari nilainya.

~ A P O S T R O F ~

Saat ini Radit sedang pergi bersama Vino dan Vero di Gelato Secrets. Entah kenapa sedari tadi beberapa orang melihat ke arah mereka bertiga.

"Kenapa orang-orang pada ngeliatin kita ya, Vin?" tanya Radit heran.

Radit dan Vino melirik ke arah orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Gimana nggak diliatin," sahut Vero hingga membuat Vino dan Radit menoleh, " Kalau sekarang aja kalian lagi duduk sama model cover majalah."

"Kenapa jadi kita yang berasa diliatin," ucap Radit sambil tertawa kecil.

APOSTROF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang