"Bagaimana keiknya? Namjoon suka 'kan?"
Hyena tak langsung menjawab. Gadis itu merebahkan dirinya terlebih dahulu di kasur dan berguling-guling. "Dia cukup suka."
"Kupikir kau akan pulang malam," tebak Aerin sambil menolehkan wajah.
Hyena memikirkan hal yang sama. Tak masalah jika hanya menghabiskan waktu untuk menonton film berdua dengan Namjoon. Sama seperti perayaan bulan kemarin. Apa pun yang dilakukan bersama Namjoon tak pernah membosankan bagi Hyena.
"Aniyo, Namjoon sedang sibuk, eonni. Tapi dia bilang besok pagi akan kemari untuk lari pagi. Andwaeee," rengek Hyena merasa frustasi.
"Hye, jangan mengacak-ngacak tempat tidur!" tegur Aerin. Dia melanjutkan kegiatannya di depan laptop: menulis.
"Nee, eonni." Hyena menurut. Dia bangkit dari kasur dan merapikan seprainya yang agak kusut.
"Eonni mau temani 'kan?" ajak Hyena yang sudah duduk di kursi sebelahnya.
"Apa? Besok?"
"Iya."
"Ada di antara kau dan Namjoon? Oh, tidak. Terima kasih," tolak Aerin mentah-mentah.
Jari-jarinya lincah menari-nari di atas keyboard laptop. Profesi Aerin adalah penulis. Jadi, tak heran apabila menemukan gadis itu bisa duduk seharian di depan laptop dengan kaca mata yang bertengkar di wajahnya.
"Eonni, kau butuh ke luar rumah. Kau butuh olahraga untuk menyegarkan badanmu. Lihat, kau bertambah kurus!" Hyena memandang prihatin teman sekamarnya itu.
Aerin memberikan tatapan tajamnya. "Aku memang kurus."
"Ck, iya. Ayolah, temani aku ya? Aku tidak kuat kalau berduaan dengan Namjoon saat berolahraga. Dia... kau tahu, eonni? Namjoon sangat sexy, aku jadi ingin melihatnya terus." Kali ini Hyena memutar-mutar kursi yang didudukinya.
Membayangkannya saja cukup membuat Hyena berdebar. Namjoon yang mengenakan kaus oblong dan celana pendeknya. Astaga, jangan membayangkannya lebih.
"Tidak masalah, Hye. Namjoon itu kekasihmu, sah-sah saja jika kau ingin memandanginya," ucap Aerin dengan sebal.
"Aerin eonni sungguh tak ingin ikut?" ajakan Hyena masih sama. Dia mengabaikan perkataan Aerin.
"Tidak," tolak Aerin dengan tegas.
Sementara Hyena masih uring-uringan. Tingkah gadis itu berisik.
"Lain kali saja," tambah Aerin.
"Benar ya? Janji?" Hyena menyodorkan jari kelingkingnya.
Aerin menyambutnya. "Janji, Hyenaya."
"Okay, kalau begitu aku lanjut menulis dulu, eonni!" Ditariknya kursi yang didudukinya dan Hyena mulai membuka laptopnya.
Hyena juga seorang penulis. Sama seperti Aerin. Mereka menyewa sebuah apartment berdua. Baik Hyena dan Aerin adalah pendatang di Seoul. Keduanya memulai karier sebagai penulis.
Beberapa karya mereka sudah dinovelkan dan cukup laris dibeli di pasaran. Apalagi genre yang ditulis romance.
Tak hanya menulis novel untuk dibukukan, Hyena dan Aerin terjun ke dunia buku digital: menulis di platform berbayar dan cukup menghasilkan uang.
Aerin yang memiliki ide itu. Hyena yang satu tahun lebih muda darinya ikut-ikutan. Tapi, karena hal itulah justru Hyena bisa bertemu Namjoon.
Mengingatnya membuat Hyena tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Namjooning
Fiksi PenggemarDipertemukan dan menjadi kekasih dari seorang Ryu Namjoon membuat Kim Hyena seperti melakukan perjalanan panjang yang tak membosankan, penuh kejutan dan merasakan hal-hal baru dalam hidupnya. Bukan healing, melainkan Namjooning -laki-laki itu menye...