37.Tragedi Tissue

1.9K 209 21
                                    

Hajiman nan marya, neoui bakkeseon sal su eopseo. (Tapi ku telah mengatakan kepadamu, aku tak bisa hidup tanpamu) Papa.
_This Love by Davichi🎶


.
.

Bandar Udara Hang Nadim, yah...Gue sekarang disini. Meskipun Batam terkenal dengan barang BM, nyatanya tidak mengubah takdir kalau di kota ini Gue dilahirkan. Kota kecil dengan gemerlap tak kalah dengan Kota Metropolitan, Jakarta.

Penerbangan hanya membutuhkan waktu 1 jam 40 menit. Terbilang dekat untuk ukuran pesawat. Tapi Gue jarang pulang atau memang dasarannya males.

"Lama banget."

Gerutu Gue saat telah nyaman dengan posisi duduk dan telah memasang save belt.

"Masih mending Lo pulang kagak ngesot."

Ucap pemuda dengan postur lebih tinggi yang sedang duduk di kursi kemudi. Sikapnya yang urakan menandakan Dia benar-benar sekandung dengan Gue.

"Gil-"
"Jangan panggil Gue Gil!"

Kayaknya ini bocah lagi badmood. Lebih baik Gue gak ganggu dari pada disuruh turun pinggir jalan.

"Iya Ragil Sayaaaang..."
"Panggil Gue 'Gi' tanpa 'L' "

Ini bocah kebanyakan gaul sama obeng jadi kek gitu otaknya. Saking sayangnya Ragil sama obeng dkk Dia bela belain ngambil teknik mesin. Biar apa? Biar bersama selamanya, katanya penuh kasih sayang. Ragil sangklek.

"Gi, jenguk Papa yuk!"

Aneh dilidah Gue kalau manggil Ragil kayak gitu, tapi dari pada Gue harus cari truk buat tumpangan pulang-ala backpaker gara-gara Ragil ngambek, mending ngalah aja.

"Ogah. Gue capek."

Pedes. Kayak mie level N/A.

Positif thinking aja, mungkin waktu jemput Gue kebanyakan minum oli.

Akhirnya Gue diem. Ini emang udah mau malem, emang udah pkl.16.00 an. Mulut Gue aja yang radak belok.

"Besok aja Gue anterin."

Sekilat petir Gue nengok ke Ragil. Ini leher hampir salah urat gara-gara ucapan Dia-yang terdengar menyesal. Itu bukan tipe Dia banget.

"Lo gak ada kuliah tambahan besok?"
"Gue gak serajin itu, Non.."

Hening. Kok jadi canggung gini sih?

"Kok canggung gini sih?"

Gue gak betah kalau harus ngebatin kek sinetron.

"Cepetan nikah napa sih Mbak!"
"Bangke Lo. Gak ada topik lain apa?"

Ya, kecanggungan itu sirna dengan satu kalimat Ragil yang terlontar dengan tidak sopannya. Hingga gak kerasa Gue udah menapakan kaki di lantai rumah yang kelihatan baru dicat temboknya.

"Hai Mam..."

Sapa Gue seriang mungkin, meskipun ini wajah kaku semua. Mami yang lagi nontonin iPad dengan sekaleng kripik kentang menoleh.

"Siapa Kamu?"

Akting Mami Gue yang kelewat metropolitan meski dasteran udah ngalahin adegan amnesia di sinetron.

"Mam, Aku check out in tas Gucci mau?"

Simsalabim...jadi apa prok...prok...prok!

" I love you Fairy sayang."

See, itu Mami Gue!

"Dasar..."

Seloroh Gue sambil menjatuhkan bokong ke sofa sebelah Mami. Sedang Mami asyik lagi dengan iPad dan keripik kentangnya.

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang