Dua puluh tiga

11K 742 109
                                    

Happy Reading and Enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading and Enjoy~

"Mau makan sendiri atau aku yang suapin?"

Seusai pertanyaan itu terlontar, Nathalie langsung menggeleng. Entah karena masih marah padanya atau memang gadis itu mencoba untuk mandiri. Dia memunggungi Arthur.

"Jika kau perlu sesuatu panggil saja aku, ya?"

Lagi-lagi Nathalie mengangguk, rambutnya yang halus mengikuti irama kepalanya ketika bergoyang. Arthur tidak nyaman dengan keadaan ini, ia yakin Nathalie sudah memaafkannya, tapi gadis itu seperti memberi jarak pada Arthur. Atau mungkin ini hanya firasatnya saja karena di dorong rasa bersalah yang besar. Arthur mendekat untuk memberikan kecupan ringan di dahi Nathalie.

"Aku di tempat biasa, kau bisa menemuiku di sana."

Ia tidak langsung pergi, memperhatikan Nathalie yang hendak turun. Kursi yang ditempati gadis itu sedikit tinggi, ia tidak ingin melihat Nathalie terjatuh karena tidak menginjak anak kursi saat turun. Nathalie tidak menjawab, gadis itu sibuk menggoyangkan kepalanya dengan gembira saat menyendok kan bubur yang dibuat Arthur ke dalam mulutnya. Saat Arthur melangkahkan kakinya, lengannya di tahan.

"M-mau itu, Ar-Arthur."

Jarinya mengarah ke sampul majalah yang menampilkan gambar es krim. Tidak terlalu kentara, karena es krimnya hanya berupa hiasan semata.

"Kita punya banyak es krim di freezer, kau bisa memilihnya."

"G-gak mau! Ma-mau yang seperti itu." Nathalie menunjuk es krim coklat yang berbentuk telinga Mickey Mouse.

Gadis itu memegang kedua telinganya. "Ma-mau yang ada ini," ucapnya dengan suara pelan, takut Arthur memprotes keinginannya.

"Ok, nanti kita beli. Sekarang habiskan makananmu terlebih dahulu, lalu mandi dan temui aku di tempat biasa. Kita akan pergi."

Setelah mengatakan itu, Nathalie bertepuk tangan dengan riang. Gadis itu semakin semangat menggoyangkan kepalanya, membuat Arthur mendengus geli. Ia mengacak pelan rambut Nathalie sebelum benar-benar pergi meninggalkan gadis itu.

Arthur menelpon salah satu pengawalnya yang bertugas di ruangan tempatnya menyekap Tom beserta temannya. Ia juga menyekap Zack. Meski lelaki itu sudah di obati, ia tetap tidak akan melepaskannya sebelum benar-benar mengetahui siapa yang dikejarnya.

"Apakah Zack sudah sadar?" Arthur langsung bertanya ketika teleponnya diangkat.

"Sudah, tuan. Kami sudah mengintrogasinya. Dia mengatakan penyusup ini bersembunyi di ruangan urutan ketiga dari pintu masuk, dekat dengan sel kelima. Saat mengetahui tidak ada pengawal Anda yang berwajah seperti dirinya, Zack ingin menangkapnya, tetapi penyusup itu melarikan diri. Dia juga mengatakan tidak menyadari kehadiran wanita Anda di ruangan utama, tuan. Yang dia tahu, setelah dia terjatuh, seorang wanita menatapnya dengan ragu-ragu. Dan dia langsung menjerit meminta tolong."

Slave BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang