25 | restorasi

15 5 0
                                    

︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶

︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶꒷꒦꒷︶❛❜𝕊𝕚𝕟𝕥𝕙𝕚𝕟𝕜❛❜︶꒷꒦︶ ꒦꒷꒷꒦ ︶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Kau pelakunya!" Pangeran Heeseung menatap tepat didepan si hulubalang tua, semua orang yang berkumpul di sana hampir terkejut--sebagian takut karena Raja berusaha memahami setiap ujaran Heeseung dan Jay secara bergantian. Tidak ada keraguan sama sekali dalam diri mereka, di tambah beberapa warga yang berhasil dibawa kemari sebagai saksi.

Suasana makin mencekam, hulubalang itu diam ditempat mencengkram pedang miliknya. Namun, sejak tuduhan itu melayang ke-arahnya, pengawal lain mulai mengamankan. Ada beberapa pemain pembantu juga dalam kasus ini, tapi Heeseung membiarkan pria tua itu mendekam di penjara lebih dulu. Raja pun pasti akan bertanya siapa saja yang masuk dalam seret kubangan dosa.

"Bawa dia ke penjara bawah tanah" Tegas Raja tidak mau dibantah. Akhirnya kali ini beliau percaya, butuh waktu dua jam bagi Heeseung dan Jay untuk meyakinkan ayahanda mereka. Cucuran keringat terlihat jelas di kening, Pangeran Jay letih menanggapi semua elakan si tua bangka itu. Tapi, Jay tidak akan pernah berteman lagi dengan kata menyerah, ia terus mendesak sampai napas si tua itu benar-benar sesak berada di ruangan ini.

Pangeran Heeseung keluar dari ruangan, meninggalkan Raja yang masih sedikit terperanjat akan fakta ini. Heeseung tidak akan membiarkan hukumannya ringan, harus setimpal, ia harus merasakan sakitnya penderitaan lebih dulu, sama seperti apa yang rakyatnya alami.

"Cambuk 30 kali esok pagi supaya suaranya bisa beradu dengan ayam peternakan yang berkokok." Heeseung berpesan pada kepala penjaga penjara dan kepada algojo yang baru diangkat tiga hari lalu. Pergantian ini sengaja Jay dan Heeseung utarakan pada Raja, antek-antek si hulubalang tua itu sudah tersingkirkan semua. Pasti si tua itu menyimpan amarah yang siap meledak dipenjara.

"Kurang ajar kau Pangeran Heeseung. Akan ku pastikan hidupmu tidak tenang," Ancaman itu berhasil mendapat ancaman lain. Pedang yang dipegang penjaga siap menggores kepala bila si tua itu berbuat macam-macam.

"Baiklah. Akan kubuat hari kematianmu tenang, bukankah aku sangat berbaik hati padamu?" Heeseung sedikit memiringkan kepala, salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum seringai.

Heeseung tidak mau membuang waktunya, ia bergegas pergi ke kamar mengistirahatkan badan. Malam sudah larut, penghuni istana lain mulai beristirahat.

Sementara itu, Pangeran Jay berjalan tergesa dengan pakaian serba hitam. Semula adik-adik perempuan-nya yang tak sengaja memergoki Jay di lorong menaruh curiga, tapi dengan alibi ingin berlatih pedang bersama pengawal pribadinya, mereka bertiga percaya.

Sebenarnya Jay ingin pergi ke rumah Riki untuk menjenguk Sunghoon, bagaimana kondisi pemuda itu sekarang? Ini bukan pertama kalinya Jay keluar malam, kemarin-kemarin ia juga mencari para saksi yang dulu sempat Sunghoon tanyai kesediaan mereka datang ke istana. Tetapi, tidak ada yang berani, sebelum memasuki gerbang istana, mereka di usir lebih dulu oleh pengawal dibawah tangan si tua bangka.

ᵒⁿ ʰᵒˡᵈ Sinthink ; SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang