37. Ayah, sakit!

416 103 32
                                    

Adel menghampiri Fenly, ia rasa lelaki itu sudah sedikit lebih tenang.

Gadis itu mengelus puncak kepala Fenly, berusaha memberikan kenyamana pada lelaki tersebut.

Ia mencintai Fenly, sejak pandangan pertama. Dan saat ini, melihat lelaki yang ia cintai seperti ini membuat hatinya hancur.

Perlahan, Adel menarik Fenly ke dalam pelukannya. Lelaki hanya diam, ia sendiri masih merasa kalut.

Tanpa mereka sadari, seorang gadis menatap keduanya dari kejauhan, berusaha menahan tangisnya yang kapan saja bisa keluar.

"Ekhem... ," dehamnya cukup kencang, membuat Adel dan Fenly menoleh ke sumber suara.

"An," panggil Fenly, lelaki itu langsung melepaskan Adel. Ia segera beranjak menghampiri Anna.

"Kamu kemari lagi?" tanyanya, memegang kedua tangan mantan kekasihnya itu.

Anna menganggukkan kepalanya, dengan senyuman manisnya yang tercetak di wajahnya.

"Kenapa di lepas pelukannya?" tanya Anna.

"Mau jaga hati lo," balas Fenly.

Anna menyunggingkan senyumnya, apa katanya menjaga hatinya?

"Telat, gue udah lihat semuanya. Jadi lanjut aja," ucap Anna,

"lagian, gue kemari cuma mau lihat kondisi lo yang katanya nggak bisa di kendaliin."

Fenly mendadak gugup, ia tertunduk merasa bersalah pada Anna.

Melihat itu, Anna mengangkat wajah Fenly agar menatapnya.

"Jangan merasa bersalah gitu," ucap Anna menatap tulus manik mata milik Fenly.

Fenly menggelengkan kepalanya. "Tapi gue udah bikin lo kecewa, An."

"Ya, lo emang udah bikin gue kecewa, Fen," balas Anna,

"tapi ini udah jalan takdir kita, Fen. Gue nggak keberatan lihat kalian pelukan, karena kalian emang pasangan."

"Tapi gue maunya lo, An," kukuh Fenly semakin mempererat genggamannya.

Anna menghela napas, ia melirik Adel. Gadis itu tertunduk.

"Gue bakal tolak perjodohan ini, An," ujar Fenly.

Mata Anna membulat mendengar pernyataan Fenly barusan.

"Kenapa di tolak?"

"Karena gue maunya menua sama lo, An," balas Fenly.

Anna menggelengkan kepalanya. "Ada atau tidak adanya perjodohan ini, hubungan kita emang nggak di takdirkan bersama, Fen. Lo harus sadar itu. Seberusaha apapun kita, jika takdir nggak merestui, ya hasilnya bakal tetap sama," kata Anna.

Anna menarik tubuh Fenly ke dalam pelukannya. Suatu hari, Anna akan merindukan kehangatan tubuh ini, karena setelah ini, tidak akan ada lagi pelukan hangat darinya.

"Kita harus buka lembaran baru lagi, Fen," ucap Anna.

"Gue nggak mau kehilangan lo, An."

"Gue nggak akan pergi, gue bakal tetap ada disini, jadi sahabat lo dan Adel. Walau gue tahu, ini nggak akan mudah. Tapi kita harus berusaha, karena gue udah bertekad lepasin lo."

"Gue nggak bisa," ujar Fenly, lelaki itu mulai menangis dalam pelukan tersebut. Anna dapat merasakannya dari bajunya, yang mulai sedikit basah.

"Lo bisa. Lo harus mulai cintai Adel, seperti lo mencintai gue. Gue yakin itu nggak akan sulit, karena sikap gue dan Adel nggak jauh berbeda."

Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang