Kak Tawan

632 70 13
                                    

New mengaduk es didepannya dengan perasaan sebal. Sedangkan gun hanya melirik es yang diaduk-aduk tak bersalah.

"Wik kalo esnya gak dimakan sini buat gue aja"
Gun berniat merebut mangkuk es teler didepan new ke arahnya. Namun segera dicegah oleh new dengan menyingkirkan tangan gun menggunakan lengannya.

"Enak aja, punya gue! Lo kan udah punya sendiri"
New masih mengerucutkan bibirnya, sebel banget!

"Ya lagian lo kenapa sih? Masih bete' sama yang di kosan?"

"Ya siapa lagi?"

"Tapi emang nyebelin sih"

New langsung menghadapkan tubuhnya ke arah gun, sebelahnya. "Yakaaaaan, gue bilang juga apa!"

"Nih ya kalo gue jadi lo udah gue jambak dia"

"Serem banget gun, emang lo berani?"

"Ya engga sih"
New hanya mendengus mendengar gun yang cengengesan.

"Tapi kalo gue jadi lo ya wik, keknya gue juga gitu deh, alias gaada yang bisa gue lakuin selain pergi biar ga makin sebel"

New kini semakin lesu, es-nya dia diamkan sampe gak dingin lagi.

"Tapi menurut gue lo keren tadi wik, biar bang tay tau kalo lo ga selamanya ngejar dia terus, biar ga gantungin lo lagi. Enak aja udah ngebaperin eh malah jalan ama yang lain"

"Kak off gitu?"
Mendengar namanya gun langsung membanting sendoknya pelan di mangkuk es-nya.

"Tuh orang malah udah pacaran, gue liat di igs-nya tiap minggu ceweknya ganti terus"
Kini gantian new yang mengelus lengan gun dengan pelan bermaksut menguatkan.

"Tapi tenang, gue udah kebal ama yang begitu, selama tuh orang sama pacarnya ga lewat di depan gue aja"

"Emang kalo lewat di depan lo kenapa?"

"Gue nangis"
Keduanya meringis, saling berbagi dan beradu nasib.

"Jatuh cinta gini amat sih gun. Katanya jatuh cinta itu indah, rasanya mandi pelangi tiap hari, terus rasanya bahagia, tapi kok gini ya"

"Jatuh cinta yang indah kalo orang yang kita taksir suka kita balik, tuh baru jatuh cinta ala novel sama wattpad"
New mengangguk membenarkan gun.

Saat keduanya sedang asik ngobrol, krist datang dari agenda rapat mingguannya sebagai anak magang bem.
Setelah selesai memesan, krist duduk di hadapan teman kos sekaligus sahabatnya itu. Tapi bukan sapaan ceria seperti biasa yang krist dapatkan, hanya wajah murung yang new dan gun suguhkan.

"Gue baru duduk udah disambut wajah jelek lo berdua, kenapa sih?"

"Lo gak tau kit"

"Ya emang gak tau, da paan sih?"

"Di kosan, bang tay bawa kak lee"

"Hah kak lee? Kayak pernah denger, tapi siapa ya gue lupa"
Krist berusaha mengingat-ingat siapa kak lee ini.

"Anak teknik, yang jadi ketua himpunan"

"Ohhhh yang biasanya kemana-mana sama bang tay itu ya, lengket banget emang tuh orang dua"
Krist mengucpkannya dengan santai, tidak sadar jika orang didepannya ini semakin tidak mood dan ingin menangis.

Gun buru-buru memukul tangan krist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gun buru-buru memukul tangan krist.

"Aw, sakit gun"
Gun melotot pada krist, krist yang bingung lalu menoleh pada new yang wajahnya semakin memelas.

"Aw, gue salah ngomong ya?"

"Lo abis ikut gitaran sama bright jadi ikutan kayak bright ya, lambenya gabisa difilter, heran gue"

"Nyuw sorry nyuw, sorryyyyy banget gue gak maksut bilang-"

"Udah"
Satu kata dari new yang membuat krist dan gun diam.

"Udah deh gapapa krist, nice info juga buat gue, jadinya gue ga berharap banget sama kak tawan"
New kembali melanjutkan memakan es-nya, tidak lupa makan dimsum yang tadi dipesan.

"Sorry"
Krist mencicit pelan, new hanya mengangguk mengiyakan.

"berhenti yuk wik, berhenti ngarepin kak tawan"
Tepat setelah gun menyelesaikan kalimatnya, new menunduk, menumpukan kepalanya pada meja.

"Tapi gue gamau berhenti guuun, gue suka sama kak tawan"
New menangis yang berhasil membuat krist dan gun kelimpungan.

"Aduh wik jangan nangis dong duh udah dooong wik malu wik"
Gun masih menenangkan new, sesekali melihat sekitar takut pengunjung lainnya terganggu. Padahal saat itu pengunjungnya hanya mereka bertiga.

New bangkit dan menghapus sisa air matanya yang tidak menetes.
"Gue mau balik, mau nonton drakor aja"

"Ih ikuuut, bentar gue bilang ke mamangnya suruh bungkus"
Krist berlari ke kasir, bilang jika es-nya dibungkus saja.

Kini ketiganya berjalan menuju kosan dengan menenteng banyak jajanan, amunisi untuk menonton hingga minggu besok. Iya, mereka sudah merencanakan hari ini dan besok ingin menghabiskan hari dengan nonton.

Sesampainya di kosan, perasaan new kembali diremat-remat. Melihat kak tawan yang sedang main nintendo dengan gunsmile, ada kak arm dan kak off juga. Disana, new melihat kak lee yang menyenderkan kepalanya nyaman di pundak kak tawan.

"Weeeh krucils udah balik, bawa apaan tuh? Bagi dong, new bang mail minta dong"
Ucap gunsmile yang menyadari ketibaan trio kacang buncis.

Krist yang baru tau kak lee hanya memperhatikannya dalam diam, ikutan sebel.

Kak lee awalnya hanya memperhatikan new dkk, tapi kemudian kembali menyandarkan kepalanya ke pundak tay dan kembali memainkan handphonenya.
Sedangkan tay? Tay menoleh sebentar pada new dan tersenyum, namun fokusnya terbagi dengan game yang sedang ia mainkan.

Sungguh kalau new punya keberanian yang cukup banyak, sudah pasti saran gun untuk menjambak orang di depannya ini akan new lakukan. Tapi sayangnya new cuma bisa meremas pegangan kresek ditangannya. New melengos dan naik ke lantai dua, diikuti dengan krist dan gun yang juga ikut berlalu sambil diam.

Tay memperhatikan new yang diam dan mengacuhkan senyum sapanya. Karena sibuk memperhatikan si manis, off memekik marah karena tay yang tidak fokus membuat timnya kalah oleh tim gunsmile dan arm.

"AI TAY!!!! KALAH AAAAH"
off berteriak frustasi. Sedangkan gunsmile dan arm tertawa puas.

"WAAA, kalah lo bang, yok gue tunggu traktiran minumnya yaaaa"

Saat mereka sibuk saling meneriaki satu sama lain, tay diam-diam menoleh pada lantai dua, pada pintu bersticker beruang yang tertutup rapat.

Tay sebenarnya tidak tau kenapa new akhir-akhir ini lebih sering mengacuhkannya. Semenjak jalan mereka ke puncak sebelum tahun baru, new seolah selalu diam ketika tay dan lee datang. Jangan lupakan perkataan new yang mengatakan tidak segan meninggalkan dan bahkan mencari yang lain jika tay tidak fast respon.

"Tay?"
Tay menoleh pada lee yang memegang lengannya, dagunya ia tumpukan pada bahu kokoh tay.

"Kenapa?"
"Harusnya gue yang tanya lo kenapa?"
"Gue gak papa kok"
"Mau balik?"

Tay mengangguk lalu bangkit, berpamitan dengan gunsmile, arm dan off.

"Gue balik dulu ya"
"Aw mau kemana lo? Kok cepet banget sih"
"Capek, ntar gue transfer aja deh duit minumnya"
"Yoiii"

Tay berlalu keluar, tapi tay berbalik kala  arm memanggilnya.
"Tay?"

Arm memperhatikan tay dan lee. Arm juga melihat gesture dari tay dan lee secara bergantian. Sungguh sebenernya arm udah gatel pengen ceramah panjang kali lebar buat sahabatnya ini, tapi kemudian ia urungkan, bukan saatnya.
"Hati-hati"
Tay mengangguk dan berlalu meninggalkan kosan itu.

Dari lantai atas, new memperhatikan dua orang yang masuk kedalam mobil dan meninggalkan pelataran kosannya. New menutup hordengnya dengan keras.

"Selesai!"
.
.
.
.
.
*Remember! semua karakter disini hanya imajinasi penulis*

Origami | TayNewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang