SERENADE

10.5K 88 50
                                    

Hi guys, ini adalah preview story saya yang lain, SERENADE - PERI MIMPI. Nanti akan saya publish bila sudah mencapai 20 parts.😙

——————————

CHAPTER 1 : SERENADE

Nathan POV

"...Nathhann.... Nathhaann.... Aku.. mencintaimu... semoga kita bertemu lagi di kehidupan yang lain... selamat tinggal..."

Samar-samar aku melihat peri cantik bertubuh indah itu, yang selama beberapa waktu singgah di mimpi dan hidupku... pergi menjauh... bayangnya putih, bersinar di sekitar tubuhnya... dengan sayap bulu putihnya seperti sayap malaikat.... ia ditarik oleh langit dan lama-lama menghilang...
aku hanya bisa melihat tanpa bisa mencegahnya.
Ia menangis dan air matanya jatuh ke tubuhku seperti rintik gerimis...

Aku pun menangis sejadi-jadinya, hatiku hancur karena kehilangannya tanpa aku bisa berbuat apa-apa.

—————————-

07.00

Bip bip bip.... Alarm HPku berbunyi.

Aku terbangun, di kasurku. Di kostanku.

Mimpi apa itu?

Aku lihat penisku kering, tidak mimpi basah. Tapi kenapa hatiku terasa berat? Panas? Sepertinya aku sedih sekali.
Aku mengusap mukaku, ada air, apakah ini air mata?

Bantalku juga basah, aku tidak pernah menangis, dan tidak pernah mimpi sambil menangis. Mimpi macam apa itu?

Lalu aku bersiap berangkat ke kampus, hari ini ada dosen tamu untuk mata kuliah Entrepreneurship.

Biasanya sih seru, tapi lebih sering diisi anak muda milenial yang sok pintar dan sok kaya karena sukses, lalu sharing ilmu suksesnya ke anak kuliahan yang memang masih polos.

Ngakunya berjuang dari 0, tapi kebanyakan yang ngga jauh ama koneksi orang tuanya, humble brag...huh.

"Nathan!" Panggil Tommy, sahabatku sejak SMP.

"Bro, udah download ini lom? Nih liat nih, maennya bagus."

"Kampret, ini di kelas, ntar aja."

"Halah, nih kode nuklirnya PPPD-881 yak."

"Oh ya udah, aku save dulu."

"Hahaha, di save juga."

Kelas dimulai.

"Eh bro, cewe dosennya." Ucap Tommy.

"Oh iya, cakep. Putih banget."

"Toketnya gede anjir." Ucap Tommy yang memang omes.

"Kamu bawa tele lens ngga?" Tanyaku.

"Eh ada nih."

"Sini, pinjam."

"Selamat pagi rekan-rekan semua." Ucap dosen itu.

"PAGIII....!!"

"ehm... suit... suit... woow..." Celetukan / catcalling di kelas yang memang kebanyakan laki-laki mahasiswa abadi dan telat lulus itu bergema.

"SshhhH!! Tolong teman-teman, jangan berisik." Ucap Pak Joni Palkon, dosen reguler, yang menyusul di belakangnya. Kami memanggilnya Joni Palkon karena memang kepalanya botak dan kulitnya hitam, mirip itulah.

"Mas mba tolong ya, jangan berisik, tunjukkan kalian mahasiswa UNPELER (Universitas Pembangunan Etika, Leadership dan Entrepreneur) yang hebat dan membagongkan... maksud saya membanggakan."

SEX and The City 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang