Chapter 1

57 1 0
                                    

Negeri Ginseng yang terkenal akan Boyband dan Girlbandnya. Sekaligus terkenal akan panorama yang indah yang dapat menghipnotis semua orang untuk berkunjung ke negeri ini. Rasa senang, gembira, dan harupun dirasakan oleh para calon mahasiswa Universitas Korea.

            “Manseeeeee” teriak Ara sambil menyentuh lantai dasar Bandara Incheon.

            Ia sangat senang bisa datang ke negeri ginseng ini. Rasa senangnya tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata. Arapun mencari – cari jalan keluar yang bertuliskan tanda EXIT untuk mencari jalan keluarnya. Setelah melihat tanda EXIT, Ara segera berlari sambil menarik koper berwarna biru bergambar penguin bermain bola.

            Saat perjalan menuju jalan keluar, tiba – tiba Ara mendapatkan pesan masuk. Ara mengeluarkan handphone  dari kantong celana sebelah kanan, kemudian Arapun membaca pesan masuk untuknya.

Fr: +01xxxxxxx

       Diberitahukan kepada Calon Mahasiswa Universitas Korea, bahwa jam 2 p.m. kumpul di aula kampus. Rapat ini sangat penting karena ingin membahas semua keperluan OSPEK yang akan dilakukan lusa mendatang. Kami harap kedatangan anda semua. Terimakasih.

            “Omo..” katanya sambil melihat isi pesan yang ditujunya itu.

            “Untung udah nyampe, jadi gak usah buru – buru.” Sambungnya sambil tersenyum.

            Ara melihat jam tangan sportnya berwarna merah, jam digital itu menunjukkan angka 1 p.m. setelah melihat jam tangannya, Ara berhenti mendadak, lalu segera meninggalkan Bandara Incheon. Ia menacari – cari taksi. Setelah mendapatkan taksinya, iapun langsung meminta pa supir untuk mengantarkannya pergi ke Universitas Korea. Di dalam mobil, Ara mengigiti jarinya terus – menerus. Ia kebingungan menuju arah mana. Untungnya, pa supir itu tau jalan menuju Universitas Korea.

            Setelah sampai di depan kampus. Ara segera turun dari taksi, tak lupa untuk membayar taksinya lebih dulu. Arapun lari menuju papan menunjukan peta kampus ini. Sebelum ia meninggalkan peta, Ara memotonya terlebih dahulu. Lalu ia kembali lari. Sekali lagi Ara melihat jam tangannya, sekarang jam tangan itu menunjukan pukul 01.30 p.m. kagetnya bukan main, Ara menambah kecepatannya untuk lari. Sekarang ia bisa melihat banyak orang sedang berjalan menuju aula. Kurang lebih 5-7 meter tempat mereka berkumpul. Ara segera masuk kedalam aula dan duduk tenang sambil mengeluarkan notebook bergambar spiderman. Tetapi ia melupakan sesuatu, barang yang sangat penting. Yaitu, bullpen. Ia lupa membelinya terlebih dahulu. Ara kebingungan, tetapi Ara mencoba untuk meminjam bulpen ke teman sebelahnya.

            “Permisi” Tanya Ara kepada teman sebelahnya.

            “Iya..” jawabnya dengan suara yang merdu.

            “Boleh pinjam bulpennya gak??” tanyanya sambil menjukan muka memelas.

            “Oh, boleh dong. Ini..” pemilik bulpen ini meminjaminya dengan senang hati.

            “Terimakasih” jawab Ara senang.

            “Sama - sama” balasnya.

            Sekarang Ara tak lagi kebingungan, ia melihat seisi aula ini. Ternyata sangat banyak sekali calon mahasiswa yang ingin bersekolah di Universitas ini. Tak heran jika Ara berlari mengelilingi desanya sebanyak 3x. sekarang Ara melihat namja yang berada di depan. Ia mencatatnya menggunak handphonenya. Ara terlihat sangat kesal setelah melihatnya.

            “Tadi kenapa gak gue catet di Hp aja, dasar boled” katanya kesal sambil menjitak – jitakkan kepalanya dengan 5jarinya.

            Secara tidak sadar, tingkah laku Ara sedang di lihat oleh 2gadis cantik yang sama-sama sekolah disini. Dia adalah Oh Jae Hee dan Park Rae In. mereka berdua melihat tingkah laku Ara dengan tatapan yang sangat aneh.

            “Neo, geonchana??” Tanya Raein pada Ara.

            “Na?? Na.. geonchana” jawab Ara sambil  tersenyum lebar.

            “Nuguseyo??” sambung Ara.

            “Naneun Jaehi imnida” balasnya.

            “Naneun Park Rae In, Raein imnida” lanjutnya.

            Merekapun berkenalan, dan menanyakan dari mana mereka berasal. Beberapa saat kemudian, masuklah sosok kakak – kakak senior berpakaian rapih berwarna biru tua. Sekaligus menggunakan jaket berwarna hitam. Kakak senior atau yang biasa dipanggil dengan sunbae ini adalah orang yang akan mengajari kita pada saat OSPEK. Para sunbae ini member info pada masing – masing bidang. Contoh, seni di pimpin oleh sunbae Eunsang. Sastra dipimpin oleh Sunbae Youngdo. Desain dipimpin oleh sunbae Haneul, dan masih banyak para sunbae – sunbae yang lain yang mengajarkan para juniornya.

            Ara, Raein, dan Jaehi berpisah untuk beberapa saat, karena mereka bertiga tidak mengambil jurusan yang sama. Mereka juga menuju ruangan yang sudah ditentukan oleh panitia OSPEK di kampus. Setelah beberapa jam kemudian, mereka bertiga kembali berkumpul lagi. Merekapun berencana untuk membeli barang – barang yang sudah mereka catat saat sunbae sedang mengasih arahan, mereka sepakat untuk membelinya setelah selesai rapat.

            Rapatpun selesai, calon mahasiswa diizinkan untuk pulang.

@dijalan

            “Jaehi, kamu disuruh bawa apaan??” Tanya Raein pada Jaehi.

            “Hmm, aku disuruh bawa peralatan tulis, headphone, notebook, hmmmm… oh, iya. Kartu nama.. sampe lupa hihihi :D” jawab Jaehi.

            “Raein, dirimu bawa apaan??” Tanya Ara pada Raein.

            “Disuruh bawa walkman, mike, peralatan tulis, kartu nama juga.. kamu??”

            “Hmmm, ininih disuruh bawa sketchbook, kartu nama, peralatan tulis, udah mungkin ini yang harus kita beli di toko depan. Yang lain (sambil berfikir mengetukan bullpen yang dipinjam tadi kekepalanya) gak deh” jawabnya panjang.

            “Eh, tunggu. Ini bullpen punya siapa?? Hadeuhh gue lupa ngembaliin (sambil menepuk dahinya)” kata Ara sambil menunjukan muka yang sedang panik.

            “Jadi??” lanjut Jaehi.

            “Gak papa, dia sekolah disini juga kan, kita juga pasti bisa ketemu lagi” balas Ara tenang.

            “Ya, kalo takdir” jawab Raein sinis.

            Karena keasikan mengobrol, mereka tidak sadar jika sudah berada di depan toko alat tulis. Tak tunggu lama, mereka segera memasuki toko itu tanpa ragu – ragu. Lalu merekapun mencari bahan yang hendak dibutuhkan disaat OSPEK berlangsung. Setelah selesai, mereka melanjutkan perjalan menuju apartemen mereka.

            “Eh, laper masa??” rengek Ara.

            “Ya udah, gimana kalo kita ke kafe di Myungdong?? Makan n minumnya enak loh” ajak Jaehi.

            “Serius?? Kalo iya aku mau. Gak tahan banget nih, iya gak Rae (sambil menyenggol tangan Raein juga melirik matanya)”

            “Hmm, terserah deh. Btw aku juga laper sih.. wkwk” jawab Raein.

            “Karena kita bertiga laper, fix ya kita makan disana.” Tanya Jaehi.

            “FIX” jawab Raein, Ara dengan kompak.

            Merekapun menuju kafe di Myungdong, sebelumnya Jaehi meminta pa supir untuk mengantarkan dirinya dan temannya pergi ke Myungdong.

            “Kemana neng?? ” Tanya pa supir.

            “Kafe coffe” jawab Jaehi singkat.

SUDDENLY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang