Bullying 2

199 23 1
                                    

Karakter BoBoiBoy hanya milik monsta

Aku hanya pinjam^^

Karakter yang digunakan:
Halilintar
Taufan
Oc buatanku

Happy reading^^

✧・゚: *✧・゚:*

Mereka berkumpul di salah satu meja kantin. Halilintar mengelus rambut Taufan lembut. Sedangkan Taufan menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak.

Ia takut dengan tatapan seisi kantin yang mengarah pada meja mereka. Dari tadi anak itu terus bergumam lucu. Yang mendengarnya hanya bisa menahan utnuk tidak mencubit pipi tembam itu.

"Ufan endak enak, jangan di mam. Mam aja kak Hali, dagingnya banyak. Eh tapi kalau Kak Hali dimakan, Ufan sama siapa dong?" gumamnya tapi masih bisa didengar oleh orang yang didekatnya.

"Apa yang kalian lihat hah?!!" bentak Azwan.

Suasana menjadi hening. Seisi kantin mengalihkan pandangannya pada makanan mereka.

Taufan tersentak, lalu melirik ke arah Azwan. Seram pikirnya.

Mata bulatnya berkaca-kaca dengan bibir yang dilangsungkan kebawah. Ia sudah siap menangis.

Halilintar yang melihatnya langsung mendekap nya erat. Ia mengusap punggung Taufan lembut sembari memberikan kata-kata penenang.

"Sudah, jangan takut. Kakak kan ada," bisik Halilintar.

Taufan semakin memeluknya erat. Wajahnya perlahan diangkat menatap netra merah ruby milik Halilintar. Mata bulat yang terus mengeluarkan air mata dan hidungnya yang memerah membuatnya semakin gemas. Dengan cekatan Halilintar menghapus air mata Taufan.

"Hayolo, Azwan. Dedek gemes nangis," ejek Zaka.

Orang di meja itu langsung mengalihkan pandangannya pada Taufan. Mereka menggigit pipi bagian dalam. Pemandangan di depannya terlalu menggemaskan.

Suasana di sana seketika hening, sampai akhirnya Gerald membuka suara.

"Kapan makannya nih? Cacing dah pada demo minta dikasih makan," tanya Gerald memecah keheningan.

Taufan mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia melirik ke arah Gerald. Dengan polosnya ia berkata, "Di perutnya Kak Gerald ada cacing?"

"Banyak diperut dia tuh. Biasa, cacingan," celetuk Zaka.

"Omongan lo, Zak. Kayak diperut lo bebas cacing aja," balas Gerald sembari menjitak kepala Zaka.

Taufan yang mendengarnya langsung melihat kearah perutnya. Ia mengusapnya pelan.

"Ufan ngapain?" tanya Andra yang sedari tadi diam.

"Diperut Ufan juga banyak cacingnya, ya? Soalnya perut Ufan bunyi terus," jawab Taufan polos.

Yang mendengarnya seketika sweetdrop.

"Sudah! Taufan mau pesan apa??" tanya Azwan menghentikan obrolan tak berfaedah mereka.

"Ufan mau ice cream boleh??" tanya Taufan balik. Seketika mereka menatap Taufan tajam. Taufan sampai bergidik ngeri.

Boboiboy Elemental Stroy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang