rumah sakit

84 26 433
                                    

Hallo ini nana, jangan lupa buat vote dan komen biar nana semangat up nya!!!
Happy Reading

_________________________________________

Hera menatap khawatir ruangan UGD di depannya, ke empat temannya sedang berjuang di dalam ruangan tersebut.
Hera hanya bisa mondar-mandir di depan ruangan tersebut.

Tidak lama Rya dengan kedua orang tuanya, datang kesini dengan tergesa-gesa tidak lupa rautnya yang khawatir membuat Hera merasa bersalah.

"Hera bagaimana keadaan anak saya?" Tanya mama Cerano dengan nada khawatir, karena anak sulungnya sedang berada di dalam UGD.

"Hera belum tau ma, dokter belum ada satupun yang keluar dari ruang UGD." Jawab Hera pelan dan tidak lupa membawa mama dan papa Cerano duduk di kursi tunggu.

"Rya maafin kakak, kakak gak bisa jaga mereka ka-." Belum sempat menjawab Rya sudah memotong ucapan Hera.

"Kak, bukan salah kakak kita memaklumi misi ini emang sedikit beresiko." Ucap Rya sambil memeluk Hera.

Hera akhirnya mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan. Tangisnya pecah di dalam pelukan Rya, menatap khawatir pintu ruang UGD.

Rya, hanya menenangkan gadis yang sudah ia anggap kakaknya itu dengan mengelus lembut punggungnya, dan membiarkannya menangis.

Tidak lama, salah satu suster keluar dari ruang UGD dan menghampiri mereka yang berada di kursi tunggu.

"Permisi dengan keluarga pasien?" Tanya suster dan di angguki oleh mereka.

"Iyha, dok mereka adalah anak-anak saya, bagaimana keadaan mereka?." Tanya papa Cerano dengan raut khawatir.

"Maaf salah satu pasien, memiliki luka yang serius. Tusukan di lengannya mengakibatkan ia kehabisan banyak darah." Ucap suster yang membuat Hera menatapnya tajam.

"Jangan main-main sus,mereka gak papa kan? Gak ada yang serius mereka selamat kan?." Tanya Hera kepada suster tersebut.

"Maaf sebelumnya, tapi saudara Isonoe  Lakeswara Astley dinyatakan koma, karena kehabisan banyak darah dan pukulan di kepala bagian belakang." Ucap suster tersebut, membuat Hera membelalakkan matanya kaget.

Sepupunya,temannya,kakaknya,pahlawannya,kesayangannya, sedang terbujur koma di ranjang rumah sakit. Membuat tubuhnya bergetar begitu hebat.

"Bagaimana aku bisa mengabari bunda Rega? Bagaimana caranya aku nyampaikan ini ke ayah Astley? Aku gagal Rya aku gagal." Ucap histeris Hera membuat siapa saja yang berada di situ menatapnya.

"Dokter bohong kan? Sepupu aku gak papa kan sus? Jangan bohong sus. Aku tau suster disuruh ngeprank ke aku kan biar kejutan? SUS AYO KATAKAN YANG SEJUJURNYA, JANGAN BIKIN GUE MARAH!." Ucap Hera bertubi-tubi sambil menatap suster didepannya dengan sendu.

Melihat sahabat anaknya menangis histeris, mama Cerano memeluk Hera berusaha menenangkan.

"Tsutt sayang, dengerin mama Lakes gapapa pasti dia baik-baik saja, kamu tenang okey?" Ucap mama Cerano sambil memeluk Hera.

"Mama, Lakes mama, aku gabisa jagain Lakes. Ini salahku yang gak bisa jagain Lakes, aku lebih mementingkan diriku sendiri. Aku gak bisa kasih kabar ini ke bunda, pasti bunda bakal shock a- aku." Tidak sanggup melanjutkan kalimatnya, Hera hanya bisa menangis sambil menatap pintu ruang UGD.

"Tenang, Lakeswara anak yang kuat, mama yakin itu. Dia pasti baik-baik saja." Ucap mama Cerano menenangkan Hera yang menangis di pelukannya.

Disisi lain Rya menatap kosong pintu UGD di depannya, lelaki yang amat sangat ia cintai sedang melawan masa kritis di ruangan UGD.

APLOMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang